pasang banner
pasang banner
pasang banner

Thursday, June 7, 2018

Kisah Mesum Clara Mahasiswi Jilbab Cantik Di Kampus



Perbincangan menelan saat sampai 3 jam, karna gw mesti mengajar di fakultas samping, serta bukanlah mata kuliah basic, tetapi mata kuliah tingkat 3 serta jadi bahan skripsi gw dahulu. Bu Laras menunjuk gw jadi penggantinya karna beliau berasumsi gw kompeten untuk mengajar ini. perkuliahan baru diawali minggu depan. Jatah 2 kelas penambahan diberi, buat saat istirahat serta riset gw menyusut, walaupun pundi keuangan jadi bertambah. Mungkin saja di universitas ini gw termasuk satu dari beberapa dosen muda yang bengal (gak nurut ketentuan). Mengajar dengan style urakan jenis mahasiswa. Beliau sendiri yang sempat katakan jika dosen diliat dari otaknya, bukanlah stylenya. Nah, mata kuliah yang beliau beri ini berada di fakultas samping, yang ketentuannya lebih ketat. Mengharuskan gw kenakan pakaian lebih sopan (sedikit). Narasi Seks Mahasiswi, cerita sex jilbab, ayam universitas sex, narasi sex kampus

Nonton Film Semi Dewasa Disini

Selasa, 9. 30

Gw telat di hari pertama gw masuk. Baju pendek dilapisi blazer untuk menutupi tattoo di tangan kiri gw jadi model andalan. Masih tetap stereotip jika orang bertattoo itu urakan, walaupun di fakultas asal, gw dapat seenaknya ngajar make lengan pendek. Pintu gw buka, gw duduk di meja dosen sembari keluarkan daftar hadirnya. Beberapa mahasiswi agak tercengang, lihat dosen dengan jenggot tidak tipis, rambut sebahu serta diikat.

“selamat siang, bu Laras gak dapat menghadiri kuliah ini karna mesti riset, sy wapol juga akan menukar beliau” kata gw buka kelas. Dari keseluruhan 23 orang di kelas, sebagian besar yaitu pria, sial. Namun ada satu mahasiswi yang mengambil perhatian gw, dari daftar hadirnya gw tau namanya Clara. Duduk di baris tengah, dengan rambut sebahu yang digerai, perawakan tinggi padat. Kenakan baju merah tidak tebal dengan jeans. kulit kuning langsat relatif putih dengan muka ciri khas metropolitan (muka anak gaul)

Situasi hening perlahan-lahan cair saat gw mulai materi. Gw bukanlah tipikal dosen serius karna sepanjang kuliah gw belajar jika dosen sangat serius Hanya buat setres. Mahasiswa juga mengerti jika gw gak seseram penampakannya. Kelas ini termasuk juga kelas yang kooperatif. Sama-sama lempar pertanyaan yang terkadang berbalut canda.

Minggu kedua

Seperti umum gw masuk serta mengemukakan materi. 15 menit berlalu serta pintu tetiba diketuk. Clara masuk dengan muka agak cemas, “maaf mas telat, bisa masuk? ” ya jadi ketentuan kelas jika haram hukumnya manggil gw pak. Sepintas gw lihat arloji, telatnya belum juga sangat jauh mengingat kelas mempunyai waktu 3 jam, jadi gw persilahkan dia masuk tapi duduk di row paling depan. Clara duduk pas berseberangan dengan gw.

1 jam berlalu, materi nyaris usai, gw memberi beberapa masalah latihan untuk ditangani, lalu duduk kembali di meja dosen. Waktu itu Clara memakai baju biru muda memiliki bahan seperti satin yang cukup menerawang, ditambah keringat yang masih tetap bercucuran serta buat bajunya sedikit basah. Sembari kadang-kadang menjawab pertanyaan dari mahasiswa beda, gw mengambil pandang ke arah Clara. Gw baru mengerti dibalik bajunya ia cuma kenakan bra, saat ia melihat ke belakang serta terpampang terang garis bra dari balik bajunya.

15 menit berselang, ia tetiba buka kancing teratas bajunya serta mengipas-kipaskan kerah bajunya. “panas banget ih” gerutunya. Gw berupaya mengambil pandang ke balik bajunya. Belahan dada yang sepintas tampak, mencilat di karna keringat yang masih tetap membasahi badannya. Mengharapkan kelas lebih lama berjalan supaya gw lebih lama memerhatikan badan Clara.

Kelas ini agak unik, walaupun sesudah jam usai, banyak yang belum juga membubarkan diri. Serta pada akhrinya gw mulai menyatu. Di kelas profesional, diluar kelas ngerokok bareng. Rian, satu diantara mahasiswa katakan begitu tidak sering dosen di fakultas ini gak ngasih jark ke mahasiswanya ampe ingin ngerokok bareng. Menurut gw sich yang perlu di kelas profesional, diluar kita rekan.

Minggu ke-5

Minggu ini presentasi kelompok-kelompok. Clara memakai kaos putih berbalut kardigan biru tua. Sembari menanti kelompoknya maju, ia duduk di baris depan. Sesudah gw suruh ia duduk di baris depan, ia relatif pilih baris depan dengan dua rekannya. Kaos yang ia gunakan mempunyai belahan rendah serta cukup menerawang. Samar tampak bra berwarna hitam dari balik kaosnya. Ukuran font presentasi yang kecil buat clara mesti memicingkan matanya serta sedikit cenderung ke depan. Gw yang duduk di meja depan memperoleh suguhan belahan dada yang cukup tampak dari balik kaosnya yang memanglah kendor. Satu peristiwa saat ia ajukan pertanyaan serta kardigannya agak turun, gw baru mengerti kalau bukanlah kaos yang ia gunakan, tapi tanktop dengan belahan samping yang lebih rendah dari belahan depannya. Buat bra hitamnya tampak terang. Ditambah gumpalan dada yang mencuat seperti bra tidak dapat menahannya.

Clara seperti sadar jika gw saksikan, tapi gw Berniat gak mengalihkan pandangan gw serta tetaplah melihat belahan dadanya. Ia sedikit lihat ke bawah, ke arah dadanya serta sadar jika agak sedikit terbuka, namun bukannya menarik ke atas tanktopnya, ia jadi biarkan serta bertanding seperti tak ada yang berlangsung. Untuk beberapa menit hingga presentasi usai gw bebas untuk selalu lihat dadanya. Satu peristiwa ia bahkan juga berniat menghimpit dadanya ke tengah dengan merapatkan ke-2 tangannya.

“iya kan mas? … mas? ” pertanyaan dari seseorang mahasiswa yang sekali lagi presentasi seperti membangunkan gw. “ah, iya lebih kurang seperti itu” jawab gw sekenanya sembari lihat ppt serta coba mengikut apa yang tengah dipertanyakan. Sepintas gw lihat ke arah Clara, iya tertawa kecil sembari tutup mulutnya dengan tangannya. “jadi, dia berniat? ” fikir gw.

Minggu ke 7

Satu minggu sebelumnya UTS, jalinan gw serta kelas ini makin dekat. Beberapa anak ada yang menghubungi gw, dari mulai nanya materi, hingga nanya mata kuliah beda. Hari ini, seperti berlainan, Clara memakai rok sepan pendek hitam, dengan baju merah (berlainan dengan beberapa minggu lantas), serta blazer. “mau lamaran kerja? ” canda gw ke Clara. Gw sadari beberapa anak juga kenakan pakaian lebih rapi dari umumnya. “ada presentasi buat UTS mas setelah ini, mesti rapi” jawab Clara. Make sense.

Seperti umum, Clara duduk di row depan, bertemu dengan meja gw. berhubung ini nyaris materi paling akhir sebelumnya UTS, gw merekap beberapa materi yang gw sampaikan. Tempat Clara yang ada di sudut, membuatnya mesti duduk agak menyamping supaya lihat papan catat. Awalannya umum, namun tetiba Clara memperlebar kakinya. gw masih tetap berfikir positif kalau itu cuma rutinitas duduknya. Namun beberpa lama ia tidak mengubah posissinya. Gw yang berdiri di bagian papan catat yang dekat meja gw, jadi dekat dengan Clara. Penasaran gw ngetes apa Clara betul-betul pamer buat gw, gw menulis sekali lagi beberapa point materi. Saat membalikan tubuh seperti menginginkan menerangkan, dengan berniat gw menjatuhkan spidol gw. gw lalu jongkok ambil spidol sembari lihat ke arah Clara, lebih persisnya ke arah roknya. Kondisi ini harusnya Clara selekasnya merapatkan kakinya, tapi ia tetaplah buka lebar kakinya hingga gw lihat sisi dalam paha mulusnya. Jika gw lebih jongkok atau lihat lebih lama harusnya gw dapat lihat celana dalamnya, tapi situasi gak sangat mungkin. Sembari menerangkan mata gw melihat semua mahasiswa, serta hingga pada akhirnya lihat Clara. Ia tersenyum sebentar, senyuman penuh kode, lalu baru merapatkan kakinya. apa berarti ini? Kelas usai dengan kepala gw penuh pertanyaan apa maksud Clara. tapi gw tidak berupaya untuk pikirkannya sangat dalam, mungkin saja ia Hanya menggoda.

Siang menuju sore itu gw kembali pada sekre untuk ambil beberapa data. Dari pada kerjakan di kantin atau di kosan, gw lebih milih ngerjain di kantin samping. Sekitaran jam 5 tetiba ada yang dateng nyapa gw “mas, ngapain? ” Clara tetiba duduk di samping gw, dengan dua orang rekannya. “ah ini, nugas” jawab gw sekenanya. Ia memerhatikan laptop serta setumpuk kertas di samping gw, “banyak ya? ” tanyanya penasaran. “yah lumayan, namanya juga kerja” jawab gw sembari mengisap rokok gw kembali. Gw tutup laptop serta membereskan dokumen yang menumpuk. Kerjaan ini dapat kelak sekali lagi, toh deadline masih tetap jauh. “yaah kok dimatiin? Ganggu ya mas? ” bertanya Clara, “enggak kok, memang telah selesai” jawab gw. Clara lalu mengajak gw bercakap, dari mulai beberapa hal remeh, hingga ke materi kuliah. 1/2 jam berlalu, langit mulai gelap. Perbincangan sekali lagi mengasyikkan, Clara bertanya beberapa hal mengenai gw, serta mengenai bu Laras. Ia penasaran seperti apa bu Laras, karna beliau populer di fakultasnya jadi dosen yang menyeramkan.

“Clar, balik yuk” bisik rekannya namun cukup keras hingga gw denger. “lo duluan dah, gw nanti aja” tolak Clara halus. Rekannya pergi, Clara mulai bertanya gw sekali lagi. Gw gabisa kabur dari matanya, serta tiap-tiap ia tersenyum mata gw seperti ditarik paksa untuk selalu memandangnya. Serta pada akhirnya langit beralih gelap. “laper gak? Makan yuk” bertanya gw yang mulai merasa laper. “mau siih… tapi boseen mas disini mulu” jawab Clara dengan muka manja. “ah saya 6 th. di samping tak ada bosennya”. Pernyataan ini menyebabkan rasa penasaran Clara, “kok gak bosen? Bukannya kantinnya gitu-gitu saja ya? ” bertanya dia lalu, “suasananya enak, jawab gw”. ia memutar matanya, agak bingung mungkin saja. “mau nyoba makan disana? ” tawar gw lalu. “boleh bisa, yuuk! ” Clara semangat sembari menarik tangan gw. lalu ia sadar, melepas tangan gw, agak tertunduk malu, “eh, maaf mas”. Gw kenakan tas gw, serta memegang jemari Clara, “yuk, enjoy saja kali”. Clara menyongsong dengan menggenggam tangan gw.

Gak lama memang kami bergandengan, gw segera melepas tangannya karna takut dengan regulasi universitas serta problem profesionalitas. 10 menit jalan pada akhirnya kami hingga ke kantin fakultas gw. situasi masih tetap sama, banyak anak yang main gitar sembari nyanyi gak terang. Kami duduk di sudut, agak jauh dari keramaian. Sembari kunyah makanan semasing, Clara terlihat bersenandung ikuti lagu. “enak ya ampe malem masih tetap ramai, pantes kerasan” celetuknya di dalam makan. “ya gtulah maka dari itu kerasan”. Kami usai makan serta meneruskan percakapan. “mas, mengapa make blazer selalu dah? ” bertanya Clara tetiba. Sesungguhnya gw males buka-bukaan, tapi yaudalah. Gw gak menjawab tapi jadi buka blazer gw. “ini kan ngelanggar ketentuan” jawab gw lalu sembari memberikan tattoo di pergelangan tangan kiri gw. “cool! ” Clara terlihat ketertarikan sembari memegangi ke-2 tangan gw. “arti gambarnya apa mas? ” bertanya Clara yang gw jawab dengan makna tattoo pohon yggdrasil di tangan kiri gw. ia masih tetap ketertarikan serta bertanya mengenai tattoo, ia juga bercerita beberapa rekannya yag mempunyai tattoo.

Pembicaraan kami semakin seru. Serta tetiba, “panas ya” seru Clara lalu sembari mengibas-kibaskan blazernya. “buka saja sich, ya panas lah, kantin” jawab gw sekenanya. Awalannya Clara terlihat menampik, ia sedikit berfikir lalu buka blazernya, nyatanya baju yang dipakainya yaitu baju tanpa ada lengan. Lengan putih mulus serta siluet sisi samping dadanya yang bulat membusung tampak terang. Mata gw gabisa terlepas dari dua bukit yang menjulang serta tampak terang. Gak merasa saat memberikan jam 9. Clara mengajak gw pulang. Gw menawari dia untuk diantar pulang.

Ubahan ia bangkit, menjulurkan tangannya, “yuk” ajak Clara sembari tersenyum. Gw bangkit serta mencapai tangannya. Berlainan dari gw barusan, ia tidak melepas pegangan tangannya. Kami jalan bergandengan sampai hingga ke parkiran dosen. sesungguhnya, dari kalimat Clara, jarak kosannya dari universitas Hanya hanya tembok universitas, tapi mesti muter karna make mobil. Di jalan tetiba Clara merangkul tangan kiri gw yang memang steady di tuas gigi, “dingin banget sich mas mobilnya” kata Clara manja. Gw dapat rasakan dadanya melekat di lengan gw, pas diatas sikut. “ya ingin bagaimana, malem, buka jendela saja? ” bertanya gw lalu dijawab dengan gelengan manja Clara. sekilas gw rasakan bra yang ia pakai bukanlah type bra yang bergabus tidak tipis, jadi dapat merasa empuk-empuk dadanya. Berniat gw naik turunin gigi, agar lengan gw bergerak menyenggol-nyenggol dada Clara. gw berfikir awalannya gak berniat ia menyentuhkan dadanya, tapi beberapa senggolan sampai yang berniat gw bergerak buat nyenggol, Clara gak merubah tempatnya. 15 menit serta kami hingga dimuka kosan Clara yang nyatanya Hanya berjarak 4 tempat tinggal dari kosan gw. Malam itu gw kepikiran, sesungguhnya mengapa Clara? apa dia sukai ama gw? atau ini cerita beda mahasiswa menjilat dosen untuk nilai? Entahlah.

Kamis malam, 2 hari setelahnya

Sekitaran jam 10 malam di kosan, gw baru merampungkan beberapa input data, serta bersiap streaming anime. Tetiba hape gw berbunyi, telpon dari Clara nyatanya. “mas, maaf mengganggu, sekali lagi di kosan gak? ” tanyanya dengan nada yang agak bergetar seperti habis nangis. “iya di kosan ni, mengapa ya? ” balas gw agak bingung. “Clara bisa kesana gak? Plis banget mas plis, kelak Clara jelasin” gw tidak tega dengan nada bergetarnya, juga karna kosan gw bebas campur jadi gak problem. Pada akhirnya gw iyain keinginan dia. Bakar rokok sebatang serta gw turun (kamar gw di lantai 3). Baru gw hingga pagar, tampak sesosok gadis jalan cukup cepat. Memakai Celana pendek kain sepaha, kaos bali gombrong, serta jaket yang gak diresleting, dengan tas ransel di punggungnya. Clara jalan tergopoh, gw segera mengajaknya masuk ke kamar gw.

“laptop Clara tetiba mati mas, gak ingin nyala sekali lagi, walau sebenarnya ada UTS dikumpulin besok pagi, bisa pinjem laptop mas gak? Plis, Clara kerjainnya disini deh” demikian masuk kamar, Clara segera menerangkan tujuannya. Gw segera mempersilahkannya make laptop gw. butuh diterangkan, kosan gw memang agak gede, kasur single di sudut, laptop gw taro di lantai, nyangkut ke speaker luar karna speaker laptop telah mati, serta Hanya dengan kipas laptop jadi alasnya, praktis jika ingin ngerjain suatu hal ya tiduran, atau dipangku laptopnya.

“emang warnet seberang kosan mu penuh? ” bertanya gw buka pembicaraan waktu Clara repot ngeluarin buku catetannya. “ga ada aplikasi statistik mas, Clara cemas banget. Pinjem ya” balas Clara dengan suara masih tetap cemas. Awalannya Clara kerjakan dengan memangku laptop, karna memang gw larang untuk narik ke manapun, sekali lagi nyetel lagu. Ia terlihat sedikit kesusahan mencocokan data di catatannya dengan yang dimasukan ke laptop, jdi gw ambillah gagasan ngebantu. Gw segera gunakan model kerja, tengkurep menghadap monitor.

“mas, agak panas ya? ” bertanya Clara tetiba sembari mengibas-kibaskan jaketnya. “yah memang kosanmu ada AC-nya, disini mah makenya kipas” jawab gw seadanya. “boleh Clara terlepas jaket? ” ia memohon izin lalu, gw cuma menjawab anggukan. Clara menyimpan laptop di lantai, bangkit serta melepas jaketnya. Lengan putih itu terlihat sekali lagi. Pakaian yang ia gunakan nyatanya nyaris tanpa ada lengan. Clara lalu jadi tengkurap di samping gw, “pegel mas lehernya nunduk mlu, sembari tiduran gapapa ya? ” tanyanya yang seperti gak perlu jawaban gw.

Gw seperti mendengar sekian kali samberan petir, yang lalu dibarengi guyuran hujan yang cukup deras. Tapi keseriusan kami gak terganggu karna deadline makin dekat. Jam 1/2 12, pada akhirnya Clara usai kerjakan UTSnya serta kirimnya ke e-mail dosen. “yah ujan mas? ” tanyanya baru sadar jika telah 1/2 jam lebih hujan deras. “kamu kemana saja? Konsentrasi banget” jawab gw sembari noyor kepalanya. “yaah bagaimana dong, miliki payung mas? ” tanyanya agak kuatir. “gapunya, lagian kosan anda kan deket, ujan-ujanan dikit gapapa” jawab gw sekenanya. “Clara sich gapapa, datanya basah bagaimana, masih tetap buat uas ini” serunya sembari menunjuk setumpukan kertas yang daritadi kami pelototin angka-angka di dalamnya. “yaudah tunggulah reda saja dahulu, ngapain kek” jawab gw sembari bangkit duduk. Clara masih tetap asik tengkurap. Desakan dari tubuhnya buat dadanya mencuat ke samping tertahan bra, bokongnya membusung berani, bulat serta seperti minta dicubit. Dalam hati uda keluar fikiran sampai kini Clara menunjukkan tubuhnya, bisa gw jamah nih. Tapi gw buang jauh-jauh fikiran itu, gw Hanya dosen pengganti, jika sampai Clara ngadu ke bu Laras usai semuanya karier nama baik gw.

“mas miliki film gak? Nonton saja yuk” tanyanya tetiba. “film apa? bokep? ” bertanya gw coba mancing. “yee janganlah, jika itu entar Clara gak pulang”. Jawaban itu aneh, apakah itu bermakna jika gw untuk dia terangsang dia ikhlas gw tiduri? Ah setan semakin merasuk. “tadi sekali lagi ingin nonton anime sich, tuch simak saja di tab” jawab gw lalu. “wah mas ngikutin ini? Ih episode baru uda keluar ya? Ingin dong ingin dong” jawab Clara ketertarikan saat lihat tab anime yang sekali lagi gw streaming. Pada akhirnya kami lihat lah itu film. “mas kok duduk? Clara tiduran saja gapapa kan? ” tanyanya tetiba di sesudah mulai film. “pegel, sakit keteken gaenak” jawaban gw masih tetap selalu memancing. Fikiran gw telah mulai kotor selalu ngeliat pantat serta dada yang terjepit itu. “hah sakit? Ooh dedeknya yaa… ahahaha” Clara seperti memahami serta jadi bercanda. Mengapa pancingan gw terus menerus diterima, hmmm. “iya lah, gede sich jadi ketindihan kan sakit, hahaha” jawab gw selalu memancing. “hmmm sombongnya, segede apa sich? ” bertanya Clara nantang. Gw telah mulai frontal serta menjurus. “gede deh, masuk mulut anda mah gak muat” jawab gw sekalian menantang. “dih, iya deh, mulut Clara yang kecil mas itu sih” jawabannya nyatanya gak seperti yang gw berharap. Gw sangka dia akan nantangin. Gw patah akal, gw kembali nanya ke Clara, “kamu sendiri tengkurep gitu gak sesek? ” gw nanya sekalian tangan gw nunjuk ke arah dadanya. “hah? ini? engga sich, gak sesek Hanya ngganjel ajah” kata Clara sembari tangannya memegang dada sisi sebelahnya.

Clara lalu bangkit, duduk di samping kanan gw. tuturnya sesek lama-lama tiduran. Ya okelah, kami lalu mulai melihat episode baru anime itu. Baru berlalu 15 menit tetiba petir menyambar keras, serta listrik segera padam. “hiyaaaah gelap mas” sontak Clara tetiba. “trafo kesamber petir kali” jawab gw enjoy. “mas kok suaranya ilang juga? Speaker laptopnya kemana? ” bertanya Clara yang mengerti film yang kami lihat tetiba mute. “rusak speakernya, maka dari itu make speaker luar” jawab gw. “oh” Clara menjawab seperti kehabisan stock pertanyaan. Ruangan gelap gulita, sinar Hanya dari monitor laptop. Kami berdua diam tersisa berisik guyuran hujan menghujam talang air serta atap mobil.

Gw melihat Clara, ya cuma berwajah yang tampak terang disinari monitor laptop. Clara seperti sadar pandangan gw gak bergerak dari berwajah, “kenapa mas? Liatin aja” tanyanya. “cakep juga anda ya” jawab gw sembari melihat lurus matanya. “dih kemana saja satu bulan lebih setiap selasa ngeliat? ” candanya sembari sedikit tertawa. “selama ini ada pengalih selalu kan, saat ini Hanya anda yang keliatan, nyatanya cantik” jawaban gw bernada serius, meredakan tawa kecil Clara. ia juga melihat lurus mata gw. perlahan-lahan tangan gw merangkul Clara, tidak ada perlawanan.

Kami berdua diam sama-sama berpandangan. Tangan gw naik sampai ke belakang kepalanya, sedikit membelai rambutnya serta perlahan-lahan menarik kepalanya mendekati gw. sesaat tangan kiri gw perlahan-lahan tutup monitor laptop. Sinar makin meredup karna menghadap semakin ke bawah, temaram gw dapat lihat mata Clara perlahan-lahan tertutup saat kepalanya makin mendekati kepala gw. tidak ada perlawanan sekalipun. Serta monitor laptop telah seutuhnya tertutup, ruang ini gelap gulita pas saat bibir gw menyentuh bibir Clara. tarikan napas cukup panjang sayup terdengar diantara guyuran hujan saat bibir kami bersentuhan. Tidak ada penolakan, gw mulai melumat bibir Clara. bibir mungil itu sedikit terbuka, berikan ruangan untuk lidah gw bergerilya masuk, yang segera diterima oleh lidahnya yang seperti telah tidak sabar.

Di dalam silat lidah ini, tangan Clara perlahan-lahan merangkul gw. tangan kanan gw masih tetap menahan kepalanya untuk gak berhenti berciuman. Napasnya terdengar semakin cepat. Tangan kiri gw yang telah bebas pekerjaan perlahan-lahan membelai perutnya, begitu perlahan-lahan naik sampai sisi bawah dadanya. Mencari lampu hijau, gw colek-colek sedikit dadanya. Bukanlah penolakan yang gw bisa, tapi tarikan napas cepat saat gw menyentuh dadanya. Ini tandanya yang gw mencari. Jemari gw segera terbuka lebar, gw angkat sedikit serta segera meremas dada kanan Clara. “mmmmhhhhhh” Clara melenguh di dalam ciuman kami yang makin intim. Gw menyedot paksa lidah Clara masuk ke rongga mulut gw.

“ngghh nghhh nghhh” Clara mendesah teratur saat gw meremas dadanya dari luar kaos. Tangan kiri gw berhenti meremas dada Clara serta mulai bergerilya ke balik kaos. Perlahan-lahan gw sentuh perutnya, selalu naik ke atas. Kemauan gw ingin masuk segera ke balik bra, nyatanya sempit banget, begitu susah untuk dijamah. Clara tetiba sedikit mendorong gw, sampai melepas ciuman kami. “susah ya? ” tanyanya sembari sekelebat gw lihat tangannya menghadap ke punggungnya. Ia lalu turunkan tali bra dari lengannya. sesudah melepas ke-2 bagian tali bra dari tangannya, Clara segera merangkul gw serta melumat liar bibir gw. tangan kanan gw merangkul punggung Clara, serta tangan kiri gw kembali bergerilya masuk ke balik kaosnya. Saat gw merasakan bra Clara telah turun, segera gw tarik keluar serta gw lempar asal-asalan. Tangan kiri gw segera bergerilya masuk kembali serta meremas dadanya. “aaaaahhhhhh” saat itu juga Clara melepas ciumannya untuk melenguh panjang. Lalu ia kembali melumat bibir gw, lidahnya liar menari didalam mulut gw saat tangan kiri gw bermain di dadanya, meremasnya sampai mencubit putingnya. Clara merangkul gw erat, buat tangan kiri gw terjepit diantara dadanya, gabisa melakukan perbuatan apa-apa terkecuali meremasi ke-2 dadanya. Sesaat mulut kami terkunci dalam satu ciuman yang semakin memanas.



Perlahan-lahan gw melepas ciuman kami, kepala gw turun. Clara melepas rangkulannya. Ke-2 tangan gw meremas dada Clara sembari menolak kaosnya ke atas. Kepala gw perlahan-lahan menghadap ke dada kirinya. Clara terlihat memahami, ia segera menaikan kaosnya melalui kepalanya serta membuangnya tak tahu kemana. Gw gigit kecil puting kirinya sembari gw remas dada kanannya. Bertukaran perlakuan ini ke dua dadanya sembari kadang-kadang gw isap putingnya kuat-kuat. “aahhh maaaas, enak banget siih…aaaaahh” Clara melenguh, meracau sejadinya saat putingnya gw isap kuat-kuat. Di dalam permainan ini, tetiba listrik kembali menyala. Mata gw seperti terkena blitz, jelas sebentar baru lalu terang gw saksikan puting pink yang telah mencuat dari dada putih bulat membusung. Gw lalu merampungkan permainan, akan lihat ekspresi Clara.

Clara terlihat agak malu, mungkin saja listrik yang menyala seperti menyadarkan dia sebentar, namun libidonya sangatlah tinggi, berwajah sayu. “kenapa mas? ” hardik Clara saat gw lihat muka cantiknya dalam situasi jelas benderang. Semuanya tampak terang, bra putih serta kaosnya yang bergeletakan juga kembali tampak. “ga Hanya mukanya cantik, dadanya bagus juga banget sich kamu” puji gw. Clara sedikit tersipu, “ah dapat saja mas”. Beberapa detik kami kembali sama-sama diam, agak kikuk mesti meneruskan permainan atau bagaimana. Sampai tetiba tangan Clara menghadap ke selangkangan gw, serta segera mengusap-usap penis gw dari luar celana. “mana yang tuturnya gak muat di mulut, Clara ingin cobalah dong” goda Clara sembari tangannya mengusap-usap penis gw. matanya begitu sayu, ia lalu juga menggigit bibir bawahnya sesudah bicara. Libidonya terang sangatlah tinggi.

Gw segera melempar tubuh gw kemampuanng di lantai, berikan kebebasan pada Clara untuk ngapa-ngapain gw. ia lalu duduk di samping gw, tangannya mengelus-elus penis gw dari luar celana. Ia lalu turunkan sedikit celana serta cd gw, membut kepala penis gw keluar serta batang penis terjepit celana. Lalu menjilati perlahan-lahan kepala penis gw. kadang-kadang Clara ngeliat gw sembari tersenyum menggoda. Seperti senang ngebuat gw kentang, baru ia lalu turunkan celana gw, serta melemparkannya asal-asalan. Ia juga menaikan sedikit pakaian gw agar gak menghambat penis. Penis gw tegak berdiri, serta Clara agak terbelalak. “gede ya, muat gak nih” tak tahu ini ekspresi kaget asli atau seperti lip service. Ia lalu beranjak duduk diantara paha gw.

Tangannya mengocok perlahan penis gw sembari perlahan-lahan Clara mendekatkan berwajah. Kembali ia menjilati kepala penis gw. baru lalu mulutnya terbuka lebar serta perlahan-lahan memasukan penis gw ke mulutnya sembari tangannya tetaplah mengocok perlahan batang penis gw. Clara mengulum perlahan-lahan, kepalanya naik turun. Saat kulumannya semakin dalam, tangannya beranjak turun serta mengaduk-aduk ke-2 biji gw. 3 menit berlalu, kepalanya semakin cepat bergerak naik turun. Tangannya bertopang di panggul gw. penis gw merasa hangat walaupun kadang-kadang terantuk gigi. sekeras apa pun Clara berupaya, kemampuan mulutnya cuma hingga ¾ penis gw. “phuaaaahh, susaaah” seru Clara sembari melepas kulumannya. gw tersenyum ngocol, “ga muat kan”. Clara terlihat sedikit cemberut, terasa dianya tidak berhasil terima tantangan. Rautnya tetiba beralih tersenyum, “Clara tau langkahnya, tentu muat ampe ujung”. “gimana? ” bertanya gw sekalian nantang. “mas tutup mata dahulu, rahasia ini, pokoknya ampe ujung” pinta Clara sembari menaikan kaos gw. pas saat leher kaos melalui hidung ia berhenti. Buat mata gw ketutup serta ke-2 tangan gw menghadap ke atas. “janji gaboleh simak, pokoknya Clara geram jika mas liat” rajuknya. “iya, cobalah mana trick rahasianya” tantang gw. memang mata gw ketutup sekalipun, gw gabisa ngeliat apa-apa seperti waktu gelap barusan. Gw dapat merasakan tangan Clara mengocok perlahan-lahan penis gw. lalu melepasnya. Kok gw jadi gak diapa-apain gini? “Clara mana tricknya? ” bertanya gw sembari meyakinkan Clara gak pergi. “sebentar mas” jawab Clara sembari gw rasakan tangannya kembali mengocok penis gw tapi dengan tempat yang aneh. Gw rasakan genggamannya aneh.

tetiba bleeesss…”hhhhaaaaahhhh”Clara melenguh kencang berbarengan dengan gw rasakan penis gw masuk ke satu goa yang begitu sempit, hangat, berlendir serta berdenyut di semua sisinya. Gw segera menaikan kaos gw serta membuangnya, sedikit bangkit serta gw saksikan Clara berjongkok menghadap gw, telanjang bulat tanpa ada apa pun menutupinya sekali lagi. terlihat vagina berwarna coklat muda yang dipenuhi bulu-bulu halus. Penis gw seutuhnya tertanam kedalam vagina Clara. ia lalu tersenyum senang dengan muka yang sangatlah sange. “muat kan mas ampe ujung” tuturnya sembari perlahan-lahan bergoyang naik turun. “iya muat ampe ujung, tapi curang, itu bibir bawah, bukanlah bibir atas” gw masih tetap berupaya bicara di dalam kesenangan mengagumkan ini. “sshhh…ahhh… gapapahhhh…lebih enak juga kan, ahhhh” Clara berupaya menggoda gw sembari bergoyang naik turun. “ahhh, iya enaak” gw telah gabisa nahan sekali lagi, dinding vagina Clara selalu menghimpit penis gw, buat sensasi yang begitu nikmat.

Setiap saat Clara bergerak turun, gw hentakkan pantat gw ke atas, jadikan pergerakan gw serta Clara sama-sama berlawanan. Tiap-tiap hentakkan yang berlangsung Clara senantiasa melenguh kencang. “aaahh…uuhhh… mhhh…enaak maaas”. Ke-2 tangan gw juga meremas dada Clara yang berguncang liar, sembari kadang-kadang mencubit putingnya. 10 menit berlalu, “ahh maasss keluaaar” Clara melenguh kencang, serta satu hentakkan keras paling akhir buat badannya membusung serta bergetar. penis gw merasa dimandikan oleh cairah hangat yang mengguyur didalam vagina Clara. Clara segera rubuh ke depan, gw menahannya serta segera memeluknya. “enaak banget mas…enak banget” bisik Clara. gw peluk dia serta membalik tempat, ia saat ini dibawah. Kakinya gw topang di bahu gw. perlahan-lahan gw pompa Clara. “ahh iya mas teruss…ahhh” Clara meracau sejadinya saat gw percepat pergerakan gw. bermain di rpm tinggi buat Clara meracau makin aneh, “ahhh teruss… fuck.. yess.. ahhh…” lengkingan, racauan, serta lenguhan menyatu dengan napas yang semakin cepat serta hujan yang masih tetap deras.

Sekitaran 10 menit hingga gw rasakan gw nyaris keluar. “ahhh mas ingin keluar lagi” Clara bersiap untuk orgasme keduanya, juga gw rasakan telah di ujung. Kaki Clara tetiba turun serta menyilangkannya di punggung gw, mengunci tempat gw saat ini. “terus maas Clara ingin keluaar” Clara meracau semakin liar ampe gw mesti nyium dia untuk tutup mulutnya. Kakinya mengunci di punggung gw, tangannya mengikat leher gw untuk gak melepas ciuman, serta badannya bergetar hebat. Gw rasakan penis gw seperti dipijat, semua dinding vaginanya berdenyut, buat vaginanya semakin sempit serta berikan pijatan hebat ke semua penis gw. “sssshhhaaaaaahhhh”Clara mendesah lemas dibarengi dengan guyuran cairan hangat. Serta gw menjangkau ujungnya, “ra, ingin keluaar” gw perlambat pergerakan gw, bersiap mencabut penis gw. tapi kaki Clara mengikat gw semakin kuat, bokongnya bergoyang seperti minta untuk gw pompa lebih cepat. Tangannya mengunci di tengkuk gw. ia melepas ciumannya, berbisik di telinga kiri gw “ga ingin, ahhh… gak boleeeh, ahh… entot teruus…jangan dilepas…ahhh” gw hilang akal, gw pompa Clara secepat serta sekeras yang gw dapat. “aaahhhh iyaaaahhhh…teruuus” Clara semakin meracau. Gw gabisa nahan muatan penis gw sekali lagi. Satu hentakan paling akhir penis gw masuk sedalam mungkin saja ke vagina Clara, serta segera memuntahkan lava putih hangat di liang rahim Clara. badan gw bergidik, 7 semprotan bersarang dalam vaginanya. “aaaaaahhhh enaaaaak” Clara mendesah serta meracau saat ia gw rangkul erat sembari penis gw memuntahkan semua muatannya.

Sesudah percaya semuanya muatannya keluar, Clara baru melepas semua kunciannya serta baru gw cabut penis gw. gw duduk diantara paha Clara, lihat lava putih perlahan-lahan meleleh keluar bercampur cairan hangat dari vagina yang menganga. Tangan Clara menengadah ke atas minta gw memeluknya. Gw tidur di sebelahnya serta memeluk Clara erat. Kami kembali berciuman sebentar. “enak banget mas, sumpah untuk apa pun enak” puji Clara. gw cuma menjawab dengan senyuman. Beberapa menit isi tenaga, Clara lalu bangkit serta pergi ke kamar mandi untuk bersihkan vaginanya. gw geser tiduran di kasur. Fikiran gw baru agak jernih, inget jika gw buang muatan didalam. Deg-degan juga sich. Clara keluar dari kamar mandi, gw masih tetap gak berani katakan apa-apa. ia lalu duduk di bibir ranjang. Lihat gw dengan mata penuh kenikmatan, lalu pandangannya perlahan-lahan turun ke penis gw yang telah berkurang. Ia lalu membelai penis gw. “ntar jika telah gede, ngentot sekali lagi ya… Clara ketagihan” goda Clara. “itu, peju, gapapa? ” gw cemas sampai gabisa ngomong kalimat komplit. Clara tersenyum, “kondom itu perlindungan lemah, seringkali sobek, jika KB 99% aman”. Serta gw dapat napas lega atas jawaban itu, layak Clara percaya diri banget untuk gw keluar didalam.

Hujan masih tetap mengguyur deras, serta saat telah memberikan larut malam. Clara merebahkan dianya di samping gw, di kasur yang sempit ini hingga kami mesti tidur miring supaya muat. Clara tiduran membelakangi gw. “mas, Clara bisa nginep saja gak? Telah tengah malem” katanya tetiba. Gw merangkul perutnya sembari membalas, “baru ingin minta anda nginep saja dari pada tengah malem pulang, hahaha”. Clara tetiba membalikan badannya hingga tidur miring menghadap gw. “iya mas bisa? Asik” serunya lalu mengecup bibir gw, lantas tersenyum manja. Tangan gw beranjak naik serta menyeka rambutnya. Gw lalu tidur kemampuanng, tangan kiri gw jadi bantal Clara, ia tidur sembari memeluk gw. tangan kiri gw mengusap-usap rambutnya. Malam semakin larut, kami tidur tanpa ada kenakan apa pun yang menutupi badan kami. gak perlu saat lama sampai Clara terlelap, mungkin saja ia telah kelelahan.

Pagi mendekati, gw bangun serta lihat jam, baru jam 6. Clara telah tidur beralih tempat, miring membelakangi gw. perlahan-lahan gw rangkul perutnya, berbisik di telinganya. “Clara, telah pagi, bangun”. Ia masih tetap nyenyak tertidur. Sekian kali gw membangunkannya serta tak ada tanggapan. Perlahan-lahan gw berbisik, kemudin iseng gw mengendus di lehernya. Clara bergidik namun masih tetap nyenyak. Tangan kanan gw naik perlahan-lahan dari perutnya, menuju dadanya yang tumpah ruah. Gw elus perlahan-lahan, masih tetap tak ada tanggapan. Gw lalu cubit perlahan putingnya. “mmhh…” Clara bergidik sembari sedikit mendesah. Sekian kali gw cubit perlahan-lahan putingnya, lalu gw remas perlahan dadanya, kiri kanan bertukaran. “mhhh, aaahhhh” Clara mendesah sembari masih tetap terlelap, jadi seperti mengigau. Gw mainkan ke-2 putingnya, sembari gw jilati lehernya. Clara makin mendesah, namun belumlah ada sinyal ia bangun. Tangan gw turun dari dadanya menuju bokongnya. Gw cubit bokongnya, serta ia masih pula belum juga bangun. Lalu tangan gw turun sedikit ke selangkangannya, gw elus vagina yang mengintip diantara ke-2 belah bokongnya. “ahhhh…ahhh” Clara mendesah, bokongnya bergoyang ikuti alur elusan jari gw di bibir vaginanya. gw lalu memainkan Clitorisnya yang terjepit diantara bibir vagina serta pahanya. “aaahhhh…mmmmm” desahan Clara semakin mejadi, badannya bergoyang, namun masih tetap seperti orang mengigau. Vaginanya perlahan-lahan basah, serta bahkan juga telah nyaris banjir.

Penis gw telah berdiri tegak, pada sange serta berdiri saat pagi. Gw kerjakan gesekan jemari gw di vagina Clara. gw lalu memegang penis gw, mengarahkannya ke pada dua pantat Clara. gw gesekan perlahan-lahan penis gw di bibir vagina yang mengintip itu. “mmhhh” Clara mendesah kembali, dibarengi bokongnya yang bergoyang perlahan-lahan. Gw mengira-ngira di mana letak lobang vaginanya, gw tujukan kepala penis gw pas dimuka lobang vaginanya, serta perlahan-lahan gw memasukan penis gw kedalam vagina Clara. kepala penis gw saat ini telah masuk, tersisa batang penis yang telah keras diluar. Tangan kanan gw lalu meremas memperlebar pantat Clara serta dengan kemampuan penuh gw benamkan semua penis gw kedalam vagina Clara. “huaaaaahhh” Clara sedikit berteriak saat sodokkan gw segera membenamkan semua penis gw kedalam vaginanya yang telah basah. Segera gw sodok cepat Clara. tempat ini buat vaginanya merasa lebih sempit. Penis gw seperti dijepit oleh ruangan hangat yang sudah basah. Tangan kanan gw naik serta segera meremas dada Clara.

Beberapa lama gw menggoyang Clara baru ia bangun, “mmhhh aaahhh maas enaaaak, teruuus” Clara bangun segera meracau. Tangannya segera merangkul kepala gw. tangan gw lalu mengangkat kaki kanan Clara, membukanya lebar, lalu tangan gw segera menyelinap ke perutnya serta turun ke vaginanya. dibalik rambut-rambut halus vagina itu gw mainkan Clitoris Clara sembari masih tetap memompanya. Kepala Clara menengadah sembari selalu meracau “hhhaaaahhh teruus… teruus mas teruus, Clara ingin pipis”. Beberapa sodokan kencang buat badan Clara membusung, tangannya kencang merangkul kepala gw, badannya bergetar, tidak lama kemudian gw rasakan penis gw diguyur cairan hangat yang demikian deras dibarengi lenguhan panjang Clara. meyakinkan ia usai orgasme baru gw cabut penis gw, serta cairan putih mengalir keluar vaginanya, membasahi bulu-bulu halus yang telah lembab. Gw lalu membalik badan Clara, memeluknya erat serta mencium bibirnya mesra, “selamat pagi Clara”. Clara tersenyum manja, ia memeluk gw erat hingga penis gw yang masih tetap berdiri tegak melekat di perutnya. “pagi mas, pagi-pagi Clara telah dientot saja mas” imbuhnya sembari tersenyum manja. “ya anda dibangunin gak dapat, memek telah basah, tusuk saja lah, hehehe. Geram ya? ” balas gw lalu. Clara menggeleng, “enggak, alarmnya enak banget mas. Clara umum bangun sebel jika bunyi alarm, jika ini enak”. Jawaban disertai dengan tawa kami pagi itu. “kamu enak, mas kentang nih” timpal gw. “uuu kaciaan dedeknya belum juga keluar yaa” canda Clara sembari tangannya perlahan-lahan mengocok penis gw yang masih tetap berdiri tegak. “masukin sekali lagi ya? ” bertanya gw minta ijin. Clara bangkit duduk sembari tangannya masih tetap memegang penis gw. “bukan gak ingin mas, Clara lemes entar gabisa kuliah, disepong saja yaa? ” jawabnya. Yang tanpa ada menanti balasan gw, berwajah menghadap ke penis gw serta segera menjilati kepala penis gw. perlahan-lahan Clara mengulum penis gw sembari tangannya mengocok batang penis gw. kuluman yang penuh gairah dibarengi lenguhan-lenguhan yang dapat gw dengar di sela-sela kulumannya.

Clara lalu memposisikan badannya berlutut diantara paha gw. ia melepas kulumannya, menegakkan penis gw, lalu menjepitnya diantara ke-2 dadanya. Ya, dada Clara cukup besar untuk dapat betul-betul menjepit penis gw serta mengocoknya. Namun tempat ini keliatan sulit untuk dia. Jadi gw minta ia berhenti serta tidur kemampuanng ditempat gw. lalu gw berlutut diatas perutnya, ia kembali menjepitkan dadanya di penis gw. gw bergerak maju mundur teratur dengan alur Clara mengocokkan dadanya. Kadang-kadang kepalanya berupaya mencapai kepala penis gw. agak sulit keliatannya tapi ia sukses mengulum kepala penis gw sembari dadanya mengocok penis gw. sensasi unik ini buat gw begitu bergairah. Serta tidak butuh saat lama untuk gw hingga ke puncaknya. “ahhh ingin keluaar” serta *crot crot crot crot* empat semprotan bersarang ke muka cantik Clara. ia menjilati sperma gw yang mendarat di sekitaran mulutnya. Clara tersenyum senang dengan muka belepotan sperma.

Rehat sesaat baru kami lalu mandi. Jujur kamar mandi gw gak cukup lebar untuk dapat digunakan berdua. Hingga tidak banyak yang dapat kami kerjakan. Sesudah Clara bersihkan sperma gw yang mulai jadi kering di berwajah, kami mengguyur tubuh semasing. Clara menuangkan sabun di dadanya, serta memakai dadanya untuk menyabuni gw. ia tempelkan dadanya di semua badan gw, lalu berlutut serta membenamkan penis gw yang masih tetap tertidur di dadanya. “dedek bangun dedek” candanya sembari menggosokian dadanya yang penuh sabun di penis gw. “jangan ganggu dedek tidur, nanti jika bangun anda lemes” balas gw dibarengi tawa Clara. usai menyabuni gw. Sesudah sedikit membilasnya, ubahan gw menuangkan sabun di telapak tangan gw serta mulai menyabuni badan Clara. ia berdiri membelakangi gw. gw berikan ke semua badannya, serta paling akhir dadanya. Gw mengolesi sembari meremas-remas dadanya. Badannya mencilat, air bercampur sabun didera sinar. Buat perlahan-lahan penis gw bangkit kembali. Gw lalu coba ambil sikat gigi, namun berniat menjatuhkannya. “yah ambilin dong tolong” pinta gw. Clara membungkuk berupaya ambil sikat gigi yang terjatuh, secara cepat gw tujukan penis gw yang telah meninggi ke vagina clara, “aaaaahhhhhhh” Clara melenguh kencang saat penis gw menyodok masuk kedalam vaginanya. tangannya yang awal mulanya menginginkan ambil sikat gigi segera bertopang ke tembok. Gw memegang panggul Clara jadi tumpuan serta segera memompanya perlahan-lahan. “sshhh aahhh alibi banget ngambil sikat gigi maas…ahhh” Racau Clara mengerti keinginan gw Hanya alibi. “ahh mas, enak…ahhh, telah jam segini mas…ahh” Clara meracau keenakan namun juga mengerti jam kuliahnya nyaris tiba. Baru sekitaran 3 menit gw cabut penis gw. gak enak juga jika dia ampe gak masuk kuliah, kentang sebenernya sich, tapi ingin bagaimana sekali lagi. Clara bangkit, mencuci badannya. Lalu berbalik serta segera mencium gw. lidahnya segera liar menyodok. Gw membalas pelukannya, sembari meremas bokongnya. Cukup lama kami berciuman, sampai Clara yang melepas ciuman kami. ia lalu menggenggam penis gw, “sabar ya dedek, kelak Clara puasin anda deh” tutur Clara. “janji? ” bertanya gw lalu. Clara membalasnya dengan senyuman nakal, lantas memeluk gw.

Usai mandi kami bertukaran handukan. Keluar kamar mandi gw duduk di bibir ranjang. Gw memandanginya yang tengah mengeringkan badannya. Ia sadar jika pandangan gw tertuju kepadanya saat ia juga akan menggunakan celana dalamnya, “kenapa mas? ” tanyanya. “yah anda make pakaian, ingin simak anda telanjang lebih lama” jawab gw sembari selalu memandangi dadanya yang berguncang liar. “iya mas entar kita main sekali lagi, puasin deh simak Clara telanjang” jawabnya sembari kenakan pakaian. “masih lama ya? Ingin selalu simak anda telanjang saja bisa? ” bertanya gw diselingi sedikit tawa. “yeeh masuk angin dong clara jika telanjang terus” jawab Clara 1/2 bercanda. Usai kenakan pakaian, kami lalu turun. Gw mengantar Clara ke kosannya, untuk bertukar pakaian serta mempersiapkan bawaan kuliahnya. Lalu pergi menuju universitas.

*tambahan
narasi ini punya potensi jadi cerita seri karna gw serta Clara jadi makin intim, bergantung tanggapan trit serta ingetan gw mengenai narasi yang terkesan dengan Clara.

1 comment:

  1. Casinos near Casino, NC | Mapyro
    A 이천 출장마사지 map showing 세종특별자치 출장안마 casinos 경기도 출장샵 and other 서산 출장마사지 gaming facilities located near Casino, 태백 출장안마 NC. Casinos with casinos near Casino, NC. Mapyro

    ReplyDelete