pasang banner
pasang banner
pasang banner

Thursday, June 7, 2018

Cerita Seks Ngentot Sange Di Toilet


Narasi Sex Ngentot Snge Di Toilet – Waktu itu ada seseorang rekan sekelasku yang bernama Ika. Ika memanglah cewek yang paling dekat dengan cowok serta populer paling bandel juga nakal. Seringkali rekanteman juga menyimpulkan kalau dia cewek binal, karna dia berpenampilan agak seronok dibanding beberapa rekannya, yakni dengan pakaian sekolah yg tidak dimasukkan kedalam, tetapi cuma diikat antar ujung kain serta memakai rok yang begitu minim serta pendek, yakni satu telapak tangan dari lutut. Ika seseorang gadis yang cukup manis dengan tanda-tanda tinggi yang pada saat itu sekitaran 160 cm, berat tubuh 45 kg dengan kulit putih dan bentuk muka yang oval. Ika mempunyai rambut sebahu, hitam tidak tipis, pokoknya oke miliki tuch pacar.

Sesudah bel kelas berbunyi yang pertanda masuk belajar, semuanya muridmurid masuk ke kelas. Namun anehnya, empat anak yang terbagi dalam 3 cowok serta 1 cewek itu masih tetap mengobrol diluar kelas yang tempatnya tidak jauh dari WC, serta kelihatannya berlangsung kesepatan di antara mereka. Sesudah pelajaran ke-2 usai, rekanteman cowok yang bertiga itu memohon ijin keluar untuk ke WC pada guruku yang mengajar di pelajaran ke-3, hingga membuatku berprasangka buruk.
Didalam hatiku aku ajukan pertanyaan, “Apa yang juga akan mereka perbuat..? ”

Tidak lama sesudah rekanteman cowok memohon ijin ke WC barusan, jadi Ika juga memohon ijin pada guru yang kebetulan guru pelajaran Bhs Indonesia yang lumayan boring. Rasa penasaranku semakin tambah serta rekantemanku ada juga yang bertanyatanya tentang apa yang juga akan mereka perbuat di WC. Karna aku tidak bisa menahan rasa penasaranku, pada akhirnya aku juga memohon ijin untuk ke WC dengan argumen yang tentu. Sebelumnya hingga di WC kulihat rekanteman cowok kelasku yang bertiga itu nampaknya tengah menanti seorang. Selang beberapa saat tampak Ika menuju tempat rekanteman cowok itu serta mereka bersama masuk ke kamar WC dengan berbarengan.

Rasa penasaranku mulai jadi bertambah, hingga aku mendekati kamar WC yang mereka masuki. Terdengar nada keributan seperti persaingan perebutan makanan di ruang itu. Pada akhirnya aku masuk ke kamar WC, dengan perlahanlahan kubuka pintu kamar WC yang bersampingan dengan kamar WC yang mereka masuki, hingga pembicaraan serta perbuatan mereka bisa terdengar dengan terang olehku.
“Hai Tun, Sep, siapa yang juga akan duluan..? ” bertanya Iwan pada mereka.
Dijawab dengan serentak dari mulut Ika seseorang cewek, dia menjawab dengan suara menantang, “Ayo.., siapapun yang juga akan duluan. Aku mampu kok jikalau kalian segera bertiga..! ”
Aku bertanya-tanya, apa sich yang mereka perundingkan, sampaisampai sama-sama menunjuk serta menantang sesuai sama itu. Tapi aku tetaplah terdiam membisu sembari memerhatikan kembali, apa yang juga akan berlangsung.

Kemudian, selang beberapa saat Asep menjawab dengan suara enteng, “Yah telah, bila demikian Kita bertiga barengbareng ajah. Agar ramai..! ” tuturnya.
Segera diterima perkataan Asep itu oleh Ika, “Ayo cepetan..! Kelak keburu pulang sekolah. ”
Serta pada akhirnya Utun juga berucap, “Ayo Kita mulai..! ”
Kemudian tidak terdengar nada pembicaraan mereka sekali lagi, namun terdengar nada reslueting yang kelihatannya di buka dan nada orang buka pakaian.

Selang beberapa saat terdengar nada riang mereka bertiga dengan perkataan bertanya pada Ika, “Hey Ka.., Siapa sich yang terbesar alat kelamin Kami bertiga ini..? ”
Ika juga menjawab dengan suara malumalu, “Kayanya sich Utun yang paling gede, hitam sekali lagi. ” dengan sedikit suara menyindir serta segera dijawab oleh Utun, “Hey Ka..! Cepetan buka tuch pakaian Anda, agar cepet asyik si Joni, Kita nih tidak kuat sekali lagi..! ”

Sesudah terdengar Ika buka pakaiannya, selang beberapa saat terdengar nada rekanteman cowok bertiga, Utun, Asep, Iwan dengan suara ganas, “Wauw.., benarbenar body Anda Ka, kaya putri turun dari langit..! ”
Selang beberapa saat Asep ajukan pertanyaan pada Ika, “Ka.., bila Aku bisa tidak meraba buah dadamu ini yang seperti mangkok mie ini Ka..? ”
Ika juga menjawab dengan suara mudah, “Yah sok saja, yang perlu janganlah dirusak ajah..! ”
Utun juga kelihatannya tidak ingin kalah dengan Asep, dia juga ajukan pertanyaan, “Ka.., Aku bolehkan memasukkan alat kelaminku ke lubang gua rawamu ini kan Ka..? ” sembari meraba-raba alat kelamin Ika.
Ika juga menjawab dengan suara menekan, karna alat kelaminnya kelihatannya tengah diraba-raba oleh Utun, “Aahh.. uhh.. bisa Tun.. asal janganlah sangar yah tun..! ”
Serta paling akhir terdengar nada Iwan yang tidak ingin kalah juga, “Ka.., Aku bisa kan menciumimu dari mulai bibir sampai lehermu Ka.., bisa kan..? ”
Ika menjawab dengan suara seperti kesakitan, “Awww.. Uuuhh.. iyaiya, bisa deh semua..! ”

Suarasuara itu terdengar olehku di samping kamar WC yang mereka isi, yang umumnya suarasuara itu buat saya risih mendengarnya, seperti, “Aaahh.. eehh.. aawww.. eheh.. owwoowww.. sedap..! ”
Serta selang beberapa saat terdengar nada Ika, “Kalian janganlah sangat nafsu dong..! ” kata Ika pada rekanteman cowok itu, “Karena Aku kan sendirian.., sedang Kalian bertiga tidak sepadan dong..! ”
Namun mereka bertiga tidak menjawab perkataan Ika itu, serta pada akhirnya terdengar nada jeritan kesakitan yang lumayan keras dari Ika, “Aaawww.., sakit..! ”

Ika lalu meneruskan dengan perkataan, “Aduh Tun.., Anda telah memperoleh keperawanan Saya..! ”
Dijawab secara cepat oleh Utun, “Gimana Ka..? Hebatkan Saya. ”
Kemudian Utun juga mendesah seperti kesakitan, “Adu.. aduh.., kayanya alat kelaminku lecet deh serta juga akan keluarkan cairan penyubur. ” kata-katanya diperuntukkan pada rekantemannya.
Selang beberapa saat Iwan ajukan pertanyaan pada Ika, “Ka aku jemu hanya menyiumi Anda saja Ka.., Aku kan kepingin juga kaya Utun..! ”
Iwan juga segera bertukar tempat, yang anehnya tempat Iwan berbeda seperti yang dikerjakan Utun, yakni memasukkan alat kelaminnya ke lubang pembuangan (anus) dari belakang, hingga Ika selang beberapa saat menjerit ke-2 kalinya.
“Aaawww.. Iiihh.. perih tahu Wan..! Anda sich salah jalur..! ” rintih Ika menahan sakit.
Namun kelihatannya Iwan tidak mempedulikan perkataan Ika, serta selalu saja Iwan berupaya menginginkan seperti Utun, hingga alat kelaminnya menjangkau klimaks serta keluarkan cairan penyejuk hati. Cuma berjalan sebentar, Iwan juga menjerit kesakitan serta alat kelaminnya juga di keluarkan dari lubang pembuangan dengan menyebutkan, “Aaahh.., uuhh.., uuhh.., enaak Ka, terima kasih. Anda hebat..! ”
Asep yang setia cuma meraba-raba payudara Ika serta sekali-kali menggigit payudara Ika. Namun nyatanya pada akhirnya Asep jemu serta menginginkan seperti ke-2 rekannya yang keluarkan cairan penyubur itu sembari berkata, “Ka.., Aku juga ingin kaya mereka dong, mari Ka..! Kita mainkan.. ”

Ika menjawab dengan suara lemas, “Aduh Sep..! Kayanya Aku telah lelah Sep, sorry yah Sep..! ”
Pada akhirnya Asep jengkel pada Ika serta segera saja Asep menarik tangan Ika pada alat kelaminnya dengan menyodorkan alat kelaminnya.
“Ka.., pokoknya Aku tidak mo tahu.., Aku pinggin kaya mereka berdua..! ”
Ika menjawab dengan suara lemas, “Aduh Sep.., bagaimana yah, Aku benar benar lemas Sep..! ”
Aku tetaplah terdiam di kamar WC itu.

Ada sekitaran 45 menit berlanjut, serta aku juga berfikir apakah mungkin saja mereka melakukan perbuatan oral sex karna masih tetap duduk di SMP. Hal semacam ini mendorong rasa penasaran itu untuk lihat apa yang sesungguhnya berlangsung. Pada akhirnya aku bisa lihat mereka dari atas, karna kamar WC di sekolahku pada saat itu tembok pembaginya tidak tertutup s/d atas langit, hingga aku bisa lihat mereka berempat. Karna jengkel karena Asep tidak dipenuhi permintaannya, pada akhirnya Asep menarik kepala Ika ke depan alat kelaminnya yang telah menegang itu.

Asep berkata dengan suara meneror pada Ika, “Ayo Ka..! Jika gitu kelomohi alat kelaminku sampai Aku rasakan nikmatnya seperti mereka..! ”
Sesudah berupaya memanjat untuk lihat adgean dengan segera, aku bisa lihat dengan terang. Ika seseorang cewek segera saja kerjakan apa yang diminta oleh Asep, sedang rekannya yang berdua sekali lagi, Utun serta Iwan duduk di lantai, tergeletak menahan rasa enak bercampur sakit yang mereka rasakan itu.

Tidak berjalan lama, Asep berkata pada Ika, “Ka.., Ka.., Ka.., ahh.. aah.. awas Ka..! Aku juga akan kirim cairan penyuburku yang hebat ini..! ”
Kulihat Ika segera menyopotkan alat kelamin Asep dari mulutnya, serta tampak raut muka Ika yang sayu serta sendu bercampur senang karna bisa uang serta sedih karna keperawanannya telah hilang oleh mereka bertiga. Basic Asep tengah jengkel, Asep menyemprotkan cairan penyuburnya pada Ika serta ke-2 rekannya dengan mendesis kesakitan terlebih dulu.
“Aaahh.., uuhh.., Awas cairan penyuburku ini di terima yah..! ” kata Asep sembari tangannya tetaplah mengocokkan penisnya.
Kulihat Asep menyempotkan cairan penyubur itu dari alat kelaminnya dengan kasar.

Sesudah ada 15 menit setelah Asep keluarkan cairan penyuburnya, kulihat mereka segera kenakan pakaian kembali sesudah mereka menyopotkan bajubaju mereka hingga tidak tersisa sehelai kain juga. Sebelumnya mereka keluar, aku segera cepat keluar dari kamar mandi itu dengan perlahanlahan supaya tidak terdengar oleh mereka. Lalu aku menuju ke kelas yang sudah mulai pelajarannya dari barusan. Cuma berselang beberapa menit, mereka masuk ke kelas seseorangseorang supaya tidak ketahuan oleh guru kami.

Hari itu tidak merasa lama hingga bel keluar sekolah berbunyi. Kulihat mereka bertiga rekan cowokku, Asep, Iwan, Utun sedikit capek, seperti kehabisan nafas serta anehnya mereka jalan seperti kehabisan tenaga.
Karna aku sukai iseng ke teman, aku segera ajukan pertanyaan pada mereka bertiga, “Hey Kalian kayanya pada lemes banget. Habis ngebuat su.., sumur yah..? ”
Segera dijawab dengan mudah oleh perwakilan mereka bertiga, yakni Asep, “Iya Bie, enak tahu jika ngegali sumur itu dengan ramerame..! ”
“Ohh gitu yah..? ” jawabku dengan tersenyum karna tahu apa yang mereka perbuat barusan.

Tidak jauh dari tempatku berdiri, kulihat Ika jalan sendirian dengan memegang tas kantongnya yang keseharian tasnya senantiasa diatas pundaknya. Saat ini cuma dibawa lewat cara dijingjing olehnya.
Segera saja aku menyebutnya, “Ka.., Ika.. Ka.. tunggulah..! ”
Ika menjawab dengan suara lemas, “Ada apa Bie..? ”
Karna aku juga menginginkan iseng kepadanya, kulangsung ajukan pertanyaan, “Ka.., kayanya Anda kecapean. Habis tertembak peluru nyasar yang menghajarmu, ya Ka..? ”
Ika juga menjawab dengan suara jengkel, mungkin saja bahkan juga tersindir, “Yah.. Bie.., bukanlah peluru nyasar, tapi burung gagak yang nyasar menyerang sarang tawon serta goa Hiro, tahu..! ”
Mendengar nadanya yang tersinggung, aku segera mohon maaf pada Ika.
“Ka.., maaf. Kok gitu saja dipandang serius, maaf yah Ka..? ” kataku menenangkannya sembari tersenyum bersahabat.
Karna aku penasaran, aku segera menyerempetmenyerempet supaya terpepet.
“Ka.., bisa tidak Ka, Aku cobalah masuk ke goa Hiro itu..? Kayanya sich asyik.. dapat terbang kaya burung..! ” pintaku sembari tertawa perlahan.
Karna Ika telah jengkel serta capek, Ika menjawab, “Apa sich Anda Bie..? Anda ingin goa Saya, kelak dong antri.., banyak burung yang ingin masuk ke goaku, tahu..! ”
Serta pada akhirnya aku tertawa dengan rasa suka.

Ini adalah pengalaman hidup saya yang ditanggung asli.

No comments:

Post a Comment