pasang banner
pasang banner
pasang banner

Thursday, June 7, 2018

Ibu Ratih Dosen Montok Menggairahkan


Peristiwanya kurang lebih 4 th. waktu lalu, saat aku kuliah semester ke-3 di satu instansi pendidikan di Bekasi. Saat itu, beberapa mahasiswa baru tengah berkumpul untuk mengulas mengenai uang kuliah yang menurut brosurnya dapat dicicil sepanjang 5 kali, namun sebenarnya beberapa mahasiswa cuma diberi peluang untuk mencicilnya sepanjang 3 kali. Bagiku sich sesungguhnya tidaklah terlalu problem, karna aku telah membayar penuh sepanjang setahun, namun karna rasa solideritas pada rekan, pada akhirnya aku turut berkumpul, serta nyatanya oleh beberapa rekanku, aku diakui untuk mewakilkan serta mengemukakan yang dirasakan mereka pada manager instansi yang bernama Ibu Ratih S. Pd.

Narasi Seks Ibu Ratih Dosen Montok Menggairahkan – Pada akhirnya aku menuju lantai 4 untuk membahas problem ini pada Ibu Ratih, serta siapa tahu beliau dapat memberi jalan keluar yang paling baik untuk anak-anak didiknya. Saat aku akan mengetuk pintu ruangnya, terdengar samar-samar nada desah serta erangan yang datang dari dalam ruangnya. Akupun tahu kalau nada ini yaitu suaranya Ibu Ratih, karna aku begitu hapal dengan suaranya saat beliau masih tetap berikan mata kuliah Akuntansi Basic 1.

nonton film dewasa DISINI

Kuketuk berulang-kali, namun belumlah ada jawaban, pada akhirnya aku beranikan diri untuk segera buka pintu. Ku saksikan diruang kerjanya, nyatanya tak ada, kucari ke sana kemari, pada akhirnya aku menemukannya tengah serius menghadap kekomputer yang umum dipakai oleh asistennya (letaknya terhambat oleh satu almari yang diisi berbagai macam jenis buku). Yang aku tahu, hari ini asistennya belum juga masuk karna 2 hari waktu lalu dia alami kecelakaan. Dengan agak sangsi aku coba mendekatinya.

Serta nyatanya.. Ibu Ratih tengah lihat adegan-adegan sex yang berada di internet. Lumrah saja barusan terdengar nada orang mendesah keenakan, tidak tahunya saat lihat adegan itu, Ibu Ratih juga merangsang dianya dengan memakai jari-jari lentiknya. Aku jadi bingung serta deg-degan, karna jadi lelaki yang beranjak dewasa, didepanku ada adegan sex yang dipertunjukkan dimonitor, serta yang lebih membuatku konak, saat lihat Ibu Ratih yang kelihatannya tengah diamuk birahi. Sembari mengangkat ke-2 kakinya ke atas meja, serta memperlebar ke-2 pahanya, jari-jari lentik Ibu Ratih selalu keluar masuk lubang memeknya yang telah tampak basah.

Karna takut ketahuan, serta takut dimarahi juga akan kelancanganku, beberapa perlahan aku menuju pintu untuk keluar. Namun mendadak..
“Fik.. bila anda lanjutkan langkahmu untuk keluar dari ruang ini saat ini, kelak aku juga akan men-DO anda dari sini. Karna anda sudah lancang masuk ruang saya tanpa ada sepengetahuan saya”.
Karna beliau meneror juga akan keluarkan saya, pada akhirnya langkah saya segera berhenti serta dengan agak terbata-bata saya segera mohon maaf atas semuanya kelancangan saya.

Tanpa ada memberikan ekspresi apa pun, Bu Ratih jalan mendekatiku sembari ajukan pertanyaan.
“Apakah kamu paham.kamu mengerti apa kekeliruanmu? ”
Dengan gugup saya menyebutkan kalau saya sudah lancang masuk ruang Ibu tanpa ada izin.
“Dan kamu paham.kamu mengerti apa hukumannya bila sudah lakukan itu? ”
“Tidak Bu”, jawabku perlahan.
“Oke, saat ini anda juga akan saya hukum sesuai sama kekeliruanmu, apa yang anda saksikan saat anda masuk ruang ini? ”
“Ngga ada bu”.
“Kamu janganlah bohong yach, sesungguhnya saat anda masuk, Ibu telah ketahuinya, saat ini jawab yang jujur, apa anda lihat saya tengah lakukan suatu hal? ”
Pada akhirnya dengan gugup saya bercerita semuanya peristiwanya.

“Jika berikan info janganlah berbelit-belit demikian, saya tidak tahu. Saat ini cobalah anda peragakan semuanya yang anda lihat”.
Pada akhirnya saya ambil tempat duduk dimuka monitor yang masih tetap menghadirkan adegan bercinta pada 2 wanita dengan 1 pria. Dengan hati-hati saya mengangkat ke-2 kaki saya ikuti apa yang barusan Ibu Ratih kerjakan, namun karna saya selalu lihat adegan di monitor itu, pada akhirnya saya cuma terbengong melihat semua. Lama-lama tanpa ada saya sadari, kontol saya mulai menegang. Namun karna terasa malu takut ketahuan Ibu Ratih, aku pura-pura menyebutkan bila aku tidak dapat mempraktekkan semuanya yang barusan dikerjakannya, karna saya tidak memiliki memek.

Tanpa ada diduga, Ibu Ratih jadi berkata.
“Kalo demikian, anda pakai memek saya saja, tapi jarinya tetaplah jari kamu”.
Pada akhirnya Ibu Ratih memposisikan badannya seperti saat pertama kalinya saya saksikan. Ragu-ragu saya mendekatinya serta ajukan pertanyaan.
“Tapi kan barusan Ibu tidak pakai CD, mengapa saat ini pakai CD? ”, tanyaku.
“Coba sekalian anda lakukan langkah buka CD wanita, apakah anda dapat? ”.
Pada akhirnya aku tahu kalau aku juga akan alami hukuman yang begitu mengasyikkan.

Tanpa ada bebrapa sangsi sekali lagi aku mendekati badan Ibu Ratih yang masih tetap menaikan kaki serta memperlebar ke-2 pahanya diatas meja. Aku segera turunkan ke-2 kakinya serta memohon dia untuk berdiri.
“Saya menghormati wanita bukan sekedar dibagian spesifik, saya menghormati semuanya yang ada pada diri seseorang wanita, jadi izinkanlah saya untuk mencumbui semuanya yang berada di diri ibu”.
Dengan tersenyum, pada akhirnya dia berdiri serta ajukan pertanyaan.
“Kata-katamu cukup romantis, tapi saya minta janganlah cuma di mulut saja”.

Thanks God, pada akhirnya saya di beri peluang untuk rasakan apa yang sampai kini hanya jadi hayalan saya mengenai kecantikan serta kemontokan Ibu Ratih. Dengan lembut, saya mulai menciumi bibirnya yang merah merekah. Nyatanya, Ibu Ratih begitu liar (mungkin saja karna terlebih dulu telah lihat adegan yang merangsang).
“Fik, untuk saat ini, Ibu hanya perlu kontol anda, anda tidaklah perlu bebrapa ribet untuk merangsang ibu, karna Ibu telah tidak kuat sekali lagi menahannya”
Sembari berkata demikian, tanpa ada pernah buka bajuku, Ibu Ratih segera buka celanaku serta mengarahkan kontolku ke memeknya.

Meskipun tanpa ada foreplay terlebih dulu, kontolku memanglah senantiasa siap bila diminta ngentot cewe cantik, karna kontolku telah terlatih mulai sejak saat SMA. Sembari berdiri, Ibu Ratih selalu menarik serta mendorong pantatnya supaya kontolku selalu keluar masuk dari lubang memeknya. Aku cuma diam mematung nikmati hangatnya lubang memek Ibu Ratih, karna meskipun aku tampak pasif, kelihatannya Ibu Ratih begitu menikmatinya.
“Terus Fik, enak banget kontolmu fik aacchh.. enaknya.. kontolmu Fik.. teruuzzhh.. aacchh.. uuhh hangat serta enaknya barang anda Fik.. gede banget Fik.. terruuzzhh.. aacchh”
Tanpa ada henti-hentinya Ibu Ratih mendesis seperti orang yang kepedasan.

Walau dari dahulu aku terobsesi untuk dapat bercinta dengan Ibu Ratih, namun aku tidak mau tergesa-gesa dalam menikmatinya. Aku berniat membiarkan Ibu Ratih supaya dia menjangkau puncak duluan, agar dapat memberi kesan yang baik di matanya.
“Aawww.. ” nyatanya saat Ibu Ratih menjangkau orgasme, tanpa ada sadar tangannya yang awal mulanya memegang pantatku, segera meremas dengan sekencang-kencangnya, badannya bergetar sebentar, lalu diam serta segera memelukku.
“Thanks ya Fik, anda telah menolong saya menjangkau puncak”.

Saat beberapa perlahan kucabut kontolku yang masih tetap tegak berdiri, Ibu Ratih masih tetap tampak capek, namun dari raut berwajah tampak begitu senang. Aku berniat berikan saat beberapa menit supaya Ibu Ratih dapat istirahat serta nikmati sisa kenikmatannya. Beberapa menit lalu, aku segera buka bajuku, menurutku, pertempuran baru juga akan diawali, serta dengan perlahan-lahan akupun mulai buka satu persatu baju Ibu Ratih. Karna saat pertama mengerjakannya, Ibu Ratih tidak berikan peluang kepadaku untuk buka baju kami, mungkin saja karena sangat ngebetnya, dia hanya menaikan roknya (yang kebetulan telah tidak ber-CD), serta turunkan celanaku.

“Waktu istirahatnya telah cukup Bu, saat ini mari kita ngentot sekali lagi, serta tolong puaskan kontol saya dengan semua langkah yang Ibu bisa”. Tanpa ada menanti lama, kami yang telah keduanya sama telanjang telah sama-sama memeluk. Aku yang begitu kagum pada kemolekan Ibu Ratih, berupaya untuk nikmati semua badannya. Kubaringkan Ibu Ratih dilantai, ke-2 susu yang padat itu makin tampak indah serta mengundangku untuk selekasnya menikmatinya.
“Yaa.. hisap selalu sayaangg.. aacchh, teeruuss”
Tanganku juga mulai mencari tujuan yang beda saat bibirku masih tetap memainkan ke-2 susunya. Perlahan tanganku mulai turun dari ke-2 susunya serta selalu kebawah menggerayangi perut, serta pada akhirnya jariku rasakan bulu-bulu halus yang tumbuh di sekitar lubang kemaluannya.

Ku usap dengan lembut pinggir lubang kemaluannya, nyatanya sangatlah basah, mungkin saja karna dia telah mulai diamuk birahi sekali lagi. Kuelus selalu sembari kadang-kadang telunjukku kumasukkan kedalam memeknya yang telah tampak begitu merah karena terjadinya gesekan. Bibirku segera berhenti mencumbu bibirnya, aku segera mengarahkan mukaku kekemaluannya. Dengan ke-2 tanganku, aku lebarkan lubang memeknya, serta aku segera menjilati “klit”nya yang agak sedikit “monyong” ke depan. Ibu Ratih seperti orang kesetanan saat lidahku menyentuh daerah terlarangnya, dia menggelinjang seperti cacing kepanasan, mulutnya selalu mendesis seperti ular, serta tangannya seperti mencari suatu hal untuk dipegang.

Seperti peristiwa terlebih dulu, Ibu Ratih juga alami orgasme yang ke-2 saat aku baru memainkan memeknya dengan lidah serta jariku. Namun karna nafsuku telah tidak dapat kubendung sekali lagi, aku tidak berikan dia peluang untuk beristirahat, sesudah lihat dia terkulai dengan lemas, aku mulai memasukan kontolku kedalam memeknya. Dengan mengangkat ke-2 pahanya, serta menempatkan kakinya dipundakku, aku segera memaju mundurkan pantatku untuk mengeluar input kontolku kedalam memeknya.

Nyaris 20 menit aku mengocok memeknya dengan kontolku, mungkin saja itu buat gairah Ibu Ratih mejadi bangkit sekali lagi, diapun berupaya untuk menggoyangkan pinggulnya supaya kontolku dapat merangsang dinding memeknya secara detail. Aku tahu apa yang dia kehendaki, pada akhirnya tanpa ada menyabut kontolku, beberapa perlahan kubalikan tubuhnya serta menyuruh dia supaya “menungging”. Dengan visual, nafsuku segera jadi bertambah saat lihat 2 bongkahan daging yang begitu besar serta tanpa ada berhenti memainkan kontolku, tanganku segera meremas pantatnya yang begitu mulus, aku usap, aku remas, serta terkadang aku menepuknya hingga buat warna kulitnya jadi agak merah.

Perkiraan togel tepat harian angkajitutogel. org

Mungkin saja karna sangat capek, Ibu Ratih minta supaya aku mencabut dahulu kontolku, tapi mendengar dia ngomong demikian, nafsuku jadi bertambah-tambah, tanganku segera menarik rambutnya serta memperkencang pergerakan kontolku. Ibu Ratih cuma dapat mendesah, mengerang serta merintih, tanpa ada dapat memberi perlawanan sekali lagi. Pada akhirnya dia cuma pasrah serta selalu nikmati sensasi yang aku beri. Pada akhirnya aku mencabut kontolku serta memohon Ibu Ratih supaya selekasnya mengulum kemaluanku. Mungkin saja karena sangat lelahnya, dia membalikan tubuhnya begitu lambat, aku yang telah tidak tahan, segera menarik berwajah mengarahkan kontolku kedalam mulutnya. Sembari selalu kukocok, aku tetaplah memegang kepalanya supaya turut bergerak maju mundur.

Mendadak.. spermaku keluar banyak pula, beberapa hingga, beberapa keluar sekali lagi dari sela bibirnya Ibu Ratih, aku berniat keluarkan spermaku didalam mulutnya, karna aku katakan, aku paling sukai lihat spermaku ditelan oleh pasangan ngeseksku. Dengan cekatan, Ibu RatiHPun segera menelan semuanya spermaku serta menjilati kepala kemaluanku, sampai tak ada sedikitpun spermaku yg tidak tertelan olehnya.

Pada akhirnya hingga juga aku wujudkan yang diimpikanku pada Ibu Ratih ini. Nyatanya Tuhan sudah mendengar serta mengabulkan hasrat yang berada di dalam hatiku. Sesudah rapi-rapi, aku sampaikan maksud kedatanganku ke ruangnya, dengan cermat, beliau dengarkan apa jadi persoalan di antara anak didiknya, dengan bijak, pada akhirnya beliau menyebutkan.
“Kalau problem ini juga akan selekasnya dimeetingkan, serta anda tak perlu sangat cemas, karna ketentuan pada akhirnya tetaplah berada di tangan Ibu, yang perlu bila hari minggu kelak anda bersedia temani Ibu cek in, minggu depan problem itu tentu usai, bagaimana? ”
Secara cepat, aku segera menjawab, “Ya.. ya.. ya.. ”

Tamat

No comments:

Post a Comment