Pengalaman pertamaku lakukan jalinan tubuh dari tempat kost di mana aku tinggal. Disamping kamar kostku tinggal seseorang wanita muda berusia sekitaran 25 th. bernama Sifa tinggi tubuhnya 160 dengan berat 50. Dia telah bertemumi. Sumainya bekerja jadi supir taksi. Mereka menikah telah nyaris 7 th. tapi belum dikarunia seseorang anak. Samping kamar Sifa dihuni oleh seseorang wanita berusia 35 th. dengan tinggi tubuh 165 serta berat tubuh 60 kg dia telah mempunyai 2 orang anak yang berusia 7 serta 5 th. yang semua wanita, wanita itu bernama Bunga. Nah, dari sinilah semua bermula.
Seperti umum saat pagi hari semuanya penghuni kost repot di belakang ada yang mandi maupun membersihkan. Perlu untuk diketahui kalau keadaan dirumah ini mempunyai 5 kamar mandi terpisah dari tempat tinggal serta 2 buah sumur timba, maklum yang miliki tempat tinggal belum juga miliki Sanyo. Aku yang telah punya kebiasaan mandi paling pagi tengah duduk enjoy sembari nonton TV. Sekali lagi asyik nonton terdengar olehku gemercik air seperti orang tengah mandi.
Awalnya sich aku cuek, tapi lama kelamaan penasaran juga. Aku coba lihat dari balik celah pintu belakang rumahku, serta begitu kagetnya aku saat lihat Mbak Sifa yang tengah mengeringkan badannya dengan handuk. Aku tidak paham kenapa ia demikian berani untuk buka badannya pada tempat terbuka sesuai sama itu. Mbak Sifa yang sedikit kurus itu nyatanya mempunyai payudara sekitaran 32b serta begitu seksi sekali. Dengan memiliki bentuk yang kecil bersama puting berwarna merah jambu untuk orang yang telah menikah memiliki bentuk masih tetap begitu kencang.
Aku selalu mencermatinya dari balik celah pintu, tanpa ada kusadari batang kontolku telah mulai tegang. Karna tidak tahan lihat pemandangan itu aku segera saja lakukan masturbasi sembari memikirkan bercinta dengan Mbak Sifa di tempat terbuka itu. Sejak itu, aku jadi ketagihan selalu untuk mengintip Mbak Sifa bila ada peluang. Esok harinya, aku masih tetap terbayang-bayang juga akan bentuk badan Mbak Sifa.
Hari itu yaitu hari minggu serta aku bangun sedikit kesiangan. Saat aku keluar untuk mandi, aku lihat Mbak Bunga tengah membersihkan baju. Dengan tempatnya yang menjongkok tampak terang olehku belahan toketnya yang tampak telah agak kendor dengan ukuran 34b. Setiap saat aku memerhatikan bokongnya, tak tahu kenapa aku segera bernafsu dibuatnya (mungkin saja dampak film BF dengan doggy model yang kebetulan favoritku). Kembali batang kontolku saat itu juga segera tegang serta seperti umum aku segera lakukan masturbasi di kamar mandi.
Dua hari lalu berlangsung keributan pada rumah tangga yakni Mbak Bunga. Dia berkelahi hebat dengan suaminya (seseorang agen). Kulihat Mbak Bunga serta lalu suaminya segera pergi tak tahu kemana. Aku yang kebetulan ada disitu tidak dapat melakukan perbuatan apa-apa. Esok harinya Mbak Bunga pergi dengan ke-2 anaknya yang tuturnya ingin ke tempat tinggal ibunya Mbak Bunga serta kembali sorenya.
Sore itu aku baru juga akan mandi, demikian halnya dengan Mbak Bunga. Selesai mandi aku segera cepat-cepat keluar dari kamar mandi karna kedinginan. Di luar sangkaanku nyatanya aku menabrak orang yang nyatanya yaitu Mbak Bunga. Kebetulan juga saat itu begitu gelap karna mati listrik hingga kami sama-sama bertubrukan. Mbak Bunga hingga nyaris terjatuh. Dengan reflek aku segera menangkap badannya. Serta tanpa ada berniat aku sudah menyentuh toketnya. ”
“Maaf Mbak, tidak sengaja”” ucapku. ”
“Gakpapa kog lagian yang salah aku tidak jalan tidak liat-liat” balasnya.
Sesaat kami terdiam dikeheningan yang ketika itu keduanya sama rasakan dinginnya angin malam. Tanpa ada aba-aba, badan kami kembali sama-sama berdekatan sesudah barusan pernah malu karna kecerobohan kami berdua. Aku begitu deg-degan dibuatnya serta tidak paham mesti melakukan perbuatan apa pada tempat begini. Kelihatannya Mbak Bunga ketahui kalau aku belum juga pengalaman sekalipun. Dia lalu ambil gagasan serta segera memegang batang kontolku yang ada di balik handuk.
“Sssthhh…aaahhh…” aku mengerang keenakan. Belum juga usai aku rasakan belaian tangannya, mendadak kepala kontolku merasa disentuh oleh suatu hal yang lembut serta hangat.
Nyatanya Mbak Bunga telah ada dibawahku dengan tempat jongkok sembari mengulum kontolku.
“Aaaah…. nikmaaaat…terus mbaaakkk…” desahku. Saat ini aku telah telanjang bulat dibuatnya.
Nyaris 10 menit telah kemaluanku dikulum oleh Mbak Bunga. Aku yang barusan seseorang pemalu saat ini mulai berani ambil aksi. Mbak Bunga kusuruh berdiri di hadapanku serta segera kulumat bibirnya dengan lembut. Dia mendesah saat bibir kami sama-sama berpagutan keduanya. Ciumanku saat ini saat ini sudah ada pada lehernya. Tercium bau sabun mandi yang masih tetap menempel pada badannya menaikkan gairahku. Kepalanya tengadah keatas menahan nikmat. Saat ini tiba waktu yang kutunggu. Handuk yang masih tetap menutupi badannya segera kubuka tanpa ada kendala. Dengan samar-samar bisa kulihat bentuk toketnya. Kuremas serta kukecup dengan lembut, Mbak Bunga terus menerus mendesah.
Sampai pada akhirnya ciumanku hingga pada saerah memeknya. Aku agak sangsi untuk menjilati memeknya yang telah basah itu. Aku juga akan coba menjilati memek Mbak Bunga, mengikuti adegan dalam film BF yang seringkali aku lihat. Kucpba menjilat sedikit dengan ujung lidahku, rasa-rasanya nyatanya sedikit asin serta berbau amis. Namun itu tidak menghentikanku untuk selalu menjilatinya. Makin lama rasa jijik yang ada beralih jadi rasa nikmat yang tidak ada tara.
“Aaahhh…yesss…aahhhh…jilat selalu Daaannnn…aaaahhh” desah Mbak Bunga mengungkap rasa nikmat yang dia terima.
Kadang-kadang aku juga memasukkan jari tengahku kedalam lubang memeknya.
“Aduuuud Dannn…Mbak ingin keluar sayang…aaahhh…” racaunya.
Tidak berapakah lama mendadak keluar cairan hangat serta kental dari dalam memeknya yang terakhir ku tahu bila itu cairan kewanitaan atau sperma wanita. Sperma Mbak Bunga aku jilati hingga bersih.
Senang aku menjilati memeknya lalu segera aku angkat dia kedalam tempat tinggalnya menuju kamar tidurnya. Betul-betul tidak mengerti olehku, wanita segede ini dapat kuangkat dengan gampang. Sesampai di kamarnya aku segera terbaring dengan tempat terlentang. Mbak Bunga tanpa ada diperintah sudah mengetahui apa yang kumau serta segera ambil tempat ada diatasku. Oh.. ya pembaca, kalau ukuran kontolku standard ukuran orang Indonesia. Aku yang ada dibawah waktu itu berniat diam tidak melakukan perbuatan apa-apa serta membiarkan Mbak Bunga ambil gagasan untuk memuaskanku.
Tanpa ada menanti lama Mbak Bunga segera memegang batang kontolku serta coba memasukkannya kedalam lubang memeknya.
“Bleeesss….. ” tanpa ada kendala batang kontolku masuk terbenam semuanya kedalam lubang memeknya Mbak Bunga. Aku pejamkan mataku sembari rasakan kontolku seperti diperas-peras serta hangat sekali rasa-rasanya. Aku tidak menganggap kalau kesenangan bersenggama dengan wanita lebih nikmat di banding dengan aku beronani. Mbak BUnga mulai menggenjot pantatnya dengan perlahan-lahan tapi tentu.
Mbak Bunga selalu lakukan pergerakan yang begitu erotis. Desahan untuk desahan yang keluar dari mulut Mbak Bunga membuatku makin bernafsu ditambah dengan toketnya bergoyang ke sana-kemari. Lama kelamaan aku tidak dapat sekali lagi tinggal diam. Aku berupaya menyeimbangi genjotan Mbak Bunga hingga irama genjotan itu begitu merdu serta konstan. Tanganku juga tidak ingin kalah dengan pantatku. Aku berupaya menjangkau ke-2 Toketnya yang berada di depan mataku itu.
“Benar-benar indah pemandangan ini” ucapku dalam hati.
Tidak senang dengan cuma menyentuh toket Mbak Bunga, aku segera ambil tempat duduk hingga toket Mbak Bunga pas ada dimuka wajahku. Kembali aku melumat putingnya dengan lembut kiri serta kanan bertukaran. Tampak Mbak Bunga tidak tahan menahan nikmat dengan perlakuanku ini.
Hingga lama kelamaan genjotan Mbak Bunga makin cepat serta dia pada akhirnya mencapi klimaksnya untuk yang ke-2 kalinya. Aku yang belum juga apa-apa terasa jengkel tidak dapat klimaks dengan berbarengan. Pada akhirnya aku memohon Mbak Bunga untuk kembali mengulum kontolku. Mbak Bunga yang telah memperoleh kenikmatan menuruti saja apa yang aku pinta, dia dengan semangat mengulum serta menjilati kontolku. Aku mendesah agak keras saat Mbak Bunga makin percepat kuluman serta kocokannya pada kontolku. Kelihatannya dia menginginkan selekasnya memuaskanku serta nikmati air kejantananku.
Selang sebagian menit
“Croooot…crooot…crooottt…” pada akhirnya aku dapat memuntahkan spermaku.
Semua spermaku tertumpah di muka dan di badan Mbak Bunga. Dengan penuh gairah Mbak Bunga menjilati semua spermaku itu. Aku begitu ngilu dibuatnya tapi benar-benar masih tetap begitu sangat nikmat.
Sesudah rasakan kenikmatan yang tidak ada tara kami berdua segera jatuh terkulai di atas kasur. Mbak Bunga tampakn begitu kelelahan serta segera tertidur nyenyak dengan kondisi telanjang bulat. Aku yang takut kelak ketahuan orang yang lain segera keluar dari kamar itu serta ambil handukku menuju kamar kostku.
Saat akan keluar dari kamar Mbak Bunga, alangkah kagetnya aku saat di hadapanku ada seseorang wanita yang kuduga telah berdiri disitu dari barusan serta melihat semuanya perbuatan kami. Serta wanita itu yaitu Mbak Sifa.
“Permisi Mbak, aku ingin keluar” ucapku pura-pura tidak berlangsung apa-apa.
Sembari jalan terburu-buru aku segera menuju kamarku untuk hindari introgasi dari Mbak Sifa.
Serta Tiba-tiba
“Tunggu” teriak Mbak Sifa.
Tubuhku mendadak jadi panas dingin dibuatnya. Aku takut bila Mbak Sifa juga akan memberikan laporan perbuatan kami ke suami Mbak Bunga. “Aduh kritis nih” ucapku dalam hati.
“Ada apa ya Mbak? ” tanyaku dengan sedikit gemetar. Mbak Sifa segera mendekatiku serta berkata,
“Aku telah lihat apa yang kalian perbuat, apa ingin anda aku laporkan ke suami Bunga atau kepala desa” ucap Mbak Sifa.
“Tapi Mbak, kami mekaukannya atas basic sukai sama sukai kog mbak? ” jawabku dengan ketakutan.
Tapi Mbak Sifa jadi tertawa terbahak-bahak lihat aku yang ketakutan. Aku makin bingung dibuatnya.
“Dani, Dani gitu saja kog takut, tidak usah takut sayang. Saat ini anda tetaplah berdiri disitu serta janganlah sekali-kali bergerak” pinta Mbak Sifa.
“Apa yang juga akan Mbak kerjakan pada saya? ” ucapku makin bingung.
Tanpa ada menjawab Mbak Sifa lantas mendekatiku. Kami dekat sekali nyaris tidak ada jarak di antara kami. Mbak sifa lalu melepas handuk yang melilit di badanku hingga aku kembali telanjang bulat.
“Mbak Sifa ingin ngapain? ” tanyaku bingung.
“Udah kamu tenang saja” jawabnya. Mbak Sifa pun lalu berjongkok dan mulai mengocok batang kontolku.
Kontolku yang tadi lemas sekarang kembali bergairah dibuatnya. Belum lagi aku selesai merasakan nikmatnya kocokan lembut dari tangan Mbak Sifa, aku kembali merasakan ada benda lembut, hangat dan basah menyentuh kepala kontolku. Aku langsung tahu bahwa itu adalah kuluman dan jilatan dari mulut Mbak Sifa setelah tadi aku merasakannya dengan Mbak Bunga. Kuluman dan jilatan Mbak Sifa ternyata lebih nikmat dari Mbak Bunga. Aku yakin bahwa Mbak Sifa telah melakukan berbagai macam gaya dan variasi dengan suaminya untuk memperoleh keturunan.
“Sssthhh…aahhhh…” desahku menahan hebatnya kuluman Mbak SIfa.
15 menit sudah Mbak Sifa mengulum kontolku dan sekarang Mbak Sifa berganti posisi dengan menungging. Pantatnya yang kecil namun berisi itu sekarang menantangku untuk ditusuk dengan rudalku.
“Ayo Dan…cepetan sodok, Mbak tahu kog kamu sudah lama menginginkan ini…aku tau kamu sering ngintip dari celah pintu itu..ayoo sekarang masukin kontolmu dong” ucapnya dengan manja.
Mendengar itu aku jadi malu dibuatnya bahwa selama ini dia tahu kalau aku sering mengintipnya. Tanpa pikir panjang aku langsung mencoba memasukkan batang kontolku ke liang kenikmatan Mbak Sifa. Dan…
“Bleeessss….” sulurh batang kontolku masuk ke dalam liang kewanitaannya.
“Gila nih perempuan…ternyata lubang kemaluannya masih sempit sekali” ucapku dalam hati.
Perlahan aku coba menyodokkan pantatku mau-mundur.
“Ooooohhh…aaahhhh…” desah Mbak Sifa merasakan nikmat.
Melihat body tubuh Mbak Sifa dari belakang membuatku semakin bergairah dan memang ini adalah gaya fovoritku.
Akupun mempercepat sodokkanku sehingga keluar suara
“Ploook…plookkk…plookkk…” bunyi hentakan kontolku menyodok memeknya.
MBak Sifa terus-terusan mendesah. Desahanya pun semakin kencang. Melihat toketnya yang bergelantung dan bergoyang-goyang membuatku ingin mewujudkan impianku selama ini. Sambil terus menggenjot Mbak Sifa aku berusaha meraih toketnya dari belakang. Kuremas-remas dengan garangnya seolah meremas santan kelapa membuat Mbak Sifa menjerit kesakitan
“Aaauuuhh…sakiittt…aaaahhh…” tapi aku tidak memperdulikannya dan tetap menggenjot dengan cepat.
Setelah 15menit kemudian aku mengganti posisi dengan menggendong Mbak Sifa didepanku.
“Bleeesss….” kembali batang kejantananku masuk ke dalam liang senggamanya.
“Aaahhhhh….” desah Mbak Sifa menahan nikmat.
Kulumat bibir dan kuciumi seluruh leher dan kukecup kedua puting susunya yang merah itu. Mendapat perlakuan demikian bertubi-tubi akhirnya Mbak Sifa tak sanggup lagi menahan klimaksnya,
“Yeesss…aaarrrgghhh…aaahhh…aku keluaaarrrr….” jerit Mbak Sifa mencapai klimaksnya.
Tidak lama kemudian aku merasakan ada denyut-denyut di ujung batang kontolku dan
“Crooot..crooot..crooot…” tumpahlah seluruh air maniku ke dalam liang senggamanya.
Setelah itu kami berciuman sambil merasakan sisa-sisa nikmat yang ada dan kembali ke kamar masing-masing. Keesokan harinya ketika bertemu, kami seolah-olah tidak terjadi sesuatu.
Pembaca sekalian rupanya Mbak Bunga tidak mau lagi berbicara denganku semenjak kejadian itu tapi aku terkadang masih melakukan hubungan sex ini hanya dengan Mbak Sifa saja ketika saya sedang ingin atau dia sedang sangat ingin melakukannya.
Sekarang aku sudah selesai kuliah dan tidak lagi tinggal rumah kost itu. Sebenarnya aku masih sangat merindukan untuk kembali berhubunagn sex dengan Mbak Sifa ataupun dengan Mbak Bunga karena mereka telah membuatku tidak perjaka lagi.
No comments:
Post a Comment