Hari ini begitu melelahkan. Aku jengkel 1/2 mati dikarenakan rapat BEM yg tidak kunjung temukan hasil. Kesal memanglah aku rasakan, karna semua tetak kukuh dengan pendirian serta gagasannya semasing. Kadang-kadang BEM telah seperti di Senayan saja.
Aku pulang ke rumahku memakai motor butut kesayanganku. Motor yang udan nemenin aku sepanjang jadi mahasiswa di kota ini. Perkenalkan aku Andra, mahasiswa tehnik semester 5 kampus negeri di kotaku. Jika perawakan, aku terusterang seringkali d katakan ganteng serupa tantowi yahya. Tinggi rata-rata 170 cm, tetapi agah sedikit padat.
Aku aktif di organisasi BEM sejak awal semester 4 ini. Aku sangka enak jadi ketua BEM. Tetapi nyatanya tidak seenak yang aku pikirkan. Kuliahku jadi tidak terurus, ntah bagaimana hasil semester ini.
Kita mulai saja ceritanya. Narasi ini yaitu narasi yang menurutku serba kebetulan. Aku pung gak nyangka semuanya juga akan berlangsung.
Sepulang rapat BEM aku segera pulang ke rumahku. Tempat tinggal tanteku lebih persisnya. Aku tinggal disana karna tak ada yang menempati tempat tinggal itu. Tante serta keluarganya sudah geser ke Amerika ikuti om yang bekerja jadi seseorang supervisor di satu diantara perusahaan tambang emas paling besar didunia. Tempat tinggalnya begitu besar, aku tinggal di sini dengan seseorang pembantu wanitanya tante yang bertanggungjawab bersihkan tempat tinggal itu.
Hingga dirumah perasaanku memang telah serba uring-uringan. Rasa-rasanya darah tinggiku kumat. Pusing menang+ pandanganku kabur hingga aku pingsan dibawah tangga menuju lantai 2 di mana kamarku ada.
Ntah berapakah lama aku tidak sadarkan diri. Yang aku tau saat aku sadar aku ada diatas sofa ruangan keluarga didampingi mbak Yuni.
“den Andra telah sadar.. ” nada mbak Yuni memecah kebuyaranku.
“ehh… mbak Yuni, aku barusan pingsan yah mbak. Maaf merepotkan mbak, aku memang sekali lagi gak enak tubuh.. ”
“ahh,, gak apa-apa sekali lagi den. Memang den Andra mengapa?? kok dapat sampai pingsang semua?? ”
“ga tau lah mbak, sepertinya darah tinggi ku kumat dikarenakan rapat barusan. ”
“den Andra ini ada-ada saja, masa masih tetap muda telah terkena darah tinggi. ”
“hahah… ingin bagaimana sekali lagi mbak, kata dokter memang demikian. Yaudah mbak, aku ingin ke atas dahulu, ingin mandi trus istirahat. ”
“jangan lupa makan den. Mbak telah masak tuch. Aden ingin makan d bawah atau diatas?? ”
“di atas saja jika demikian mbak”
Pembicaraan kami juga berlalu bersamaan dengan berjalannya aku menuju kamarku. Mbak Yuni adalah seseorang janda muda beranak satu. Anaknya di tinggal di kampung halamannya dengan keluarganya. Sesungguhnya dia cantik, berwajah ayu, kulitnya putih tertangani. Mungkin saja karna dirumah tidaklah terlalu banyak kerjaan dia dapat merawat badannya. Yang paling menarik itu badannya yang bebrapa begitu seimbang. Payudaranya tetep kenceng walaupun telah beranak satu serta pinggulnya padet diisi. Dapat di katakan dia yaitu miss pembantu, heheh.
Sesampainya di kamar, aku segera mandi. Walaupun ada air panas, tapi aku paling malas mandi dengan air panas, soalnya tak ada segarnya jadinya. Sesudah mandi aku rebahkan diri diatas ranjang kesayanganku dengan masih tetap kenakan handuk. Tidak lama berselang mbak Yuni datang membawa makanan serta susu coklat hangat kegemaran ku.
“ini den, makanannya. Janganlah lupa di makan trus minum susunya agar gak lebih sakit. ”
“iya mbak, terima kasih.. ” jawabku dengan senyuman.
“kalo gitu mbak ke bawah dahulu yah den. Jika ada apa-apa panggil saja mbak. ”
“iya mbak Yuni yang bawel.. ”
Mbak yuni juga keluar dari kamarku. Segera saja aku ubah bajuku dengan baju resmi dirumah. Yah celana boxer sama pakaian singglet. Makanan yang sudah d antar mbak yuni juga tidak lupa aku santap.
Makanan habis aku juga mulai untuk istirahat. Tetapi mataku tetaplah gak dapat di bawa tidur. Ntah mengapa mulai sejak ngeliat mbak Yuni yang barusan makai pakaian you can see aku senantiasa kepikiran dia. Umumnya dia lebih sukai gunakan daster atau pakaian kaos sama celana pendek selutut. Eh barusan dia gunakan celana pendek sepaha plus pakaian you can see. Pokoknya mempertontonkan banget deh. Fikiranku mulai kotor, aku mulai memikirkan bagaimana yah jika aku tidurin mbak Yuni. Tapi aku juga takut, nanti dia geram serta nadu sama om serta tante. Dapat diusir aku. Tetapi si otong udh minta di kasih jatah serta setan juga membujuk-bujuk agar mencari akal buat dapat nidurin mbak Yuni.
Tidak lama lampu neon un menyala diatas kepalaku. Seperti mana jika aku cobalah minta pijitin sma mbak Yuni. Jika sukses taktik selanjutnya dapat nyusul. Memang sich langkah tersebut langkah paling kuno dalam menjebak pembantu, tapi apa kelirunya di cobalah.
Aku mulai ideku barusan. Aku turun ke lantai satu untuk mencari mbak Yuni. Aku mencari ke kamarnya, tetapi mbak Yuni gak berada di sana. Aku mencari sekali lagi, mungkin saja di toilet, tapi juga tak ada. Malas mencari aku panggil saja dia. Eh nyatanya dia sekali lagi nonton di ruangan tangah.
“ada apa den? ”
“eh mbak Yuni di cariin ke kamarnya alah berada di ruangan tengah.. ”
“iya den, mbak sekali lagi nonton barusan. Ada apa yah den mencari mbak? ”
“ini mbak, tubuh aku bebrapa lelah semuanya. Mbak misa mijit gak? ”
“mbak gak dapat mijit den, nanti takut aden jadi salah urat. Aden ingin di panggilin tkang urut langganannya nyonya? ”
“mbak saja deh mbak, nanti nunggunya lama. Lagian saat ini telah jam berapakah. ”
“gimana yah den. Tapi jika salah urat janganlah salahin mbak loo.. ”
“iya deh mbak. Aku tunggulah di kamar yah”
Langkah awal sukses, saat ini tinggal bagaimana membujuk nya saja. Aku segera ke kamar. Kubuka bajuku serta segera aku tengkurep diatas ranjang. Tidak lama mbak Yuni datang dengan masih tetap menggunakan baju yang barusan.
“den Andra ada body lotion gak buat mijit? ”
“ada tuch mbak diatas meja. Ambillah saja. ” Kataku singkat
“kalo gak enak katakan saja yah den. ”
Aku tidah menjawab. Mbak Yuni duduk di tepi ranjang serta menuang body lotion ke tangannya serta mulai memijit punggungku. Memang sich pijitannya kurang enak, tapi lumayan lah untuk dapat menggoyang ranjang ini.
“mbak jika sulit mijitnya dari samping, naik saja duduk diatas punggung aku mbak, gak apa-apa kok. ”
“ahh gak usah den. Gak enak dipandang orang. ”
“siapa yang akan saksikan mbak, kan dirumah ini Hanya ada kita berdua, gabakal ada yag simak. Jika mijitnya kaya gini kan mbak juga yang akan sulit. Nanti pinggangnya keseleo sekali lagi. ”
“iya deh den. Maaf loo den. ” Tuturnya sopan sembari beranjak naik serta duduk ke atas pinggang ku.
Waktu memijit mbak Yuni selalu menceritakan mengenai pengalamannya bekerja dirumah ini sepanjang 5 th. ter`khir. Nyatanya dari ceritanya mbak Yuni memang masih tetap muda. Umurnya baru 25 th.. Dahulu dia nikahnya usia 16 th. trus miliki anak cowok. Saat dia usia 20 taun dia mulai kerja disini sama tante, hingga saat ini. Aku berpikir, mungkin saja berikut waktunya aku mulai melencengkan pertanyaanku.
“sekarang usia anak mbak telah brapa taun?? ”
“sekarang mah telah 8 taun den, namanya Rangga. ”
”pasti orangnya ganteng. Soalnya mamanya cantik banget. ”
“ah aden ni dapat saja. Mana juga ada pembantu yang cantik den. ”
“serius mbak, mbak itu cantik, putih, sexy sekali lagi. Selalu jelas aku sukai lo sama style kenakan pakaian mbak yang kaya gini. Mbak terlihat lebih muda serta lebih fresh. ”
“ihh aden pinter banget ngegombalnya. ”
“mbak gak yakin yah. Jika aku belum juga miliki tunangan, aku ingin tuch jadiin mbak pacar. ”
“ihh telah ah den. Aden ni ada-ada saja. ”
Mbak Yuni selalu memijit badan ku. Sesudah sisi punggung usai pijitannya geser ke kaki. Kami selalu menceritakan serta aku selalu berikan serangan supaya harapan ku terwujud.
“mbak, kok mbak gak nikah sekali lagi? Kan mbak cantik? ”
“ga ah den, belum juga waktunya rasa-rasanya. Mbak ingin fokos buat ngebesari anak mbak dahulu. Mbak ingin ngumpulin uang dahulu, agar kelak dia gak kaya orang tuanya. Mbak ingin dia kelak kuliah kaya den Andra trus jadi orang gede agar dapat ngebehagiain orang tuanya. ”
”trus umpamanya jika mbak sekali lagi kepengan bagaimana mbak? ”
“kepengen apa yah den? ”
“iya, kepengen itu. Umumnya jika orang telah berkeluarga serta telah miliki anak kan ketagihan buat gituan. Memang mbak gak kepengen sekali lagi gituan? ”
“ya kepengen lah den. Tapi ingin bagaimana sekali lagi. Ya sangat terpaksa mesti di tahan-tahan saja. ”
“kasian yah mbak. Mesti tersiksa gini. Tapi jika mbak memang kepengen aku ingin lo bantuin mbak. ”
“ihh aden nih. Kan gak bisa den. Nanti ketauan orang dapat brabe. Ehh aden kakinya telah usai mbak pijit nih. ”
“ya gak apa-apa lah mbak, dari pada tersiksa. Sisi depan juga dong mbak, masa sisi belakangnya doang. ”
Mbak Yuni terlihat berpikir karna perkataan ku barusan. Aku berbalik menelentang, selalu jelas aku lumayan terikut karna perbincangan kai barusan, batangku juga mulai berdiri, tercertak terang dari boxer yang aku gunakan. Serta pernah aku lihat mbak Yuni sekian kali lihat ke arah selangkangan ku.
Sesungguhnya ukuran batangku juga tidak demikian panjang, cuma rata-rata orang Indonesia, tetapi diameternya memang agak besar sekitaran 5 cm. Serta sekarang ini si otong telah agak ngeceng.
Mbak Yuni mulai memijit badian dadaku, dia memijit dari arah samping. Serta dari sini aku bisa lihat muka cantiknya serta belahan dada montoknya. Diluar itu tanganku juga bergesekan teru dengan paha mulusnya.
“tuhkan mbak masih tetap cantik banget. ”
“aden mulai sekali lagi kan. Janganlah gitu dong den, mbak kan jadi malu. ”
“aku serius lo mbak. Sexy sekali lagi, tentu akan mujur orang yang bisa mbak jadi istrinya kelak. ”
Mbak Yuni cuma tersenyum-senyum dengan pujian ku. Dia selalu saja memijit dada ku sampai puting kupun menegang. Mungkin saja dia sukai dengan dadaku yang memanglah bagian karna aku seringkali angkat beban ditempat aku umum fitnes.
“mbak, masa mijit dada aku selalu. Pijit yang beda dong. ” Kataku memprotes.
“maaf den, keasikan bercakap hingga lupa deh. ”
“ngomong-ngomong gak sulit mbak pijit dari situ? ”
“iya sich den. Tapi ingin ginama sekali lagi. Nanti adeknya aden kedudukin sekali lagi sama mbak. ”
“ahh gak apa-apa mbak. Dudukin saja. ”
“ga usah lah den, mbak jadi gak enak nanti. ”
“enak kok mbak, dudukin aja” memaksa
Mbak Yuni juga geser duduk ke atas paha ku.
Kurang lebih cocok pada adek ku dengan selangkangannya. Muka mbak Yuni memerah mungkin saja terasa malu dengan keaadan kami sekarang ini. Dengan begini payudara mbak Yuni semakin tampak terang begitu kontras dengan pakaian hitam yang dia gunakan. Lama kelamaan si otong jadi makin bangun. Aku percaya mbak Yuni meaakannya karna dia pas mendudukinya.
Hobysex69 - Tanganku mulai nakal mengelus-elus pahanya mbak Yuni. Tetapi tak ada penulakan dari mbak Yuni serta nampaknya mbak Yuni juga nikmati elusanku di pahanya.
Tidah cuma itu aku mulai menggoyang-goyangkan tubuhku sedikit untuk sedikit, hingga otongku bisa bergesekan dengan nonanya mbak Yuni, walaupun masih tetap terlapisi oleh celana kami. Tapi lumayan lah untuk memancing-mancing mbak Yuni.
Berwajah makin memerah, nafasnya mulai memburu. Aku bisa rasakan nafasnya makin cepat. Aku tingkatkan sekali lagi serangan ku. Tangan ku ku pindahkan ke pantatnya serta sedikit aku elus-elus. Diluar itu goyangan badanku makin aku perkencang. Tetapi yang teradi karna goyangan itu, tangannya yang waktu itu memijat bahuku jadi terpeleset. Dia terjeatu di dada ku. Serta yang lebih ajaib sekali lagi bibirnya mbak Yuni cocok mendarat di bibir ku.
“maaf den, mbak kepeleset tangannya. ” Mukanya merah padam.
“ga apa-apa kok mbak. Jika minta lebih bisa gak mbak? ” pancingan ku.
“tambah apa den? ”
“tambah ciumannya. Heheh” aku cengengesan.
“tuhkan aden lebih nakal. Telah dari barusan tangannya kemana saja. Saat ini jadi minta cium. Nanti mbak aduin sama nyonya lo. ”
$0A“jangan dong mbak. Maaf deh, aku Hanya kebawa saja. Tapi mbak sukai kan? ” jawabku memancing sekali lagi.
Mbak Yuni tidak menjawab pertanyaan ku. Walaupun demikian dia tetaplah ada diatas ku. Dengan nafas yang masih tetap memburu nikmati goyangan yang aku beri padanya.
Mbak Yuni tidak lakukan apa-apa. Dia tetaplah duduk di atasku serta tanyanya tenang menyokong tubuhnya di dadaku. Matanya merem, seperti nikmati suatu hal. Goyangan makin ku percepat. Al hasil mbak Yuni mendesah.
Aku bersorak dalam hatiku. Aku sukses memancing mbak yuni untuk masuk ke jebakan ku. Kembali ku mainkan tangan ku. Tanganku kembali pada pantatnya mbak Yun serta meremas-remas pantatnya sembari selalu menggoyang-goyang. Dia tak akan memprotes dengan apa yang aku kerjakan. Dia jadi makin nikmati.
“gimana mbak? Enak gak mbak? ”
Mbak Yuni cuma mengangguk, matanya sayu mengisyaratkan dia begitu nikmati goyangan ku.
“mau yang lebih enak gak mbak? ”
“apa den.? ” Jawabnya tersenggal.
“kita main yuk mbak, aku juga gak tahan nih. ”
“jangan den, nanti ketahuan orang. Kaya gini saja telah cukup den. ”
“ga akan ada orang yang tau terkecuali jika mbak yang katakan pada orang yang lain mbak. ”
“tapi mbak takut hamil den. Trus mbak juga takut jika nanti aden ngadu sama nyonya. ”
“mbak yakin deh sama aku. Aku gak akan katakan sama siapapun juga asal mbak juga gitu. ” Jawabku sembari membalikkan tubuh. Saat ini aku ada diatas menindih mbak Yuni sembari selalu menggoyang selangkangannya mbak Yuni. Mbak Yuni nikmati banget apa yang aku kerjakan terhadapnya. Dia nampaknya telah sepakat dengan apa yang aku menginginkan kan.
Lihat lampu hijau sudah menyala. Tangan ku mulai menggerayangi badan mbak Yuni. Bibirku segera menyambar bibir mbak Yuni serta mbak Yuni juga menyikapi ciuman ku. Tangan ku mulai mendaki gunung indah yang dari dahulu jadi yang diimpikan ku. Aku remas ke-2 gunung identik itu merasa banget jika mbak Yuni gak pakai BH di dalamnya. Soalnya putting susu mbak Yuni merasa keras serta cetak keluar. Nyatanya mbak Yuni miliki putting yang kecil hingga dari barusan aku gak sadar jika mbak Yuni gak pakai BH.
Serangan selalu ku kerjakan. Leher serta belakang telinganya ku cium serta ku jilat. Mbak Yuni menggeliat tandanya nafsunya begitu menggelora. Tangan kupun sudah masuk dalam pakaian you can see yang di gunakan mbak yuni. Kenyal sekali memanglah. Si otong ada di puncak mengakibatkan. Serta tentunya makin merasa sama mbak Yuni. Cairan beningpun telah keluar dari ujung penis ku bahkan juga sudah tembus hingga keluar celana boxer yang aku gunakan. Tapi mak Yuni lebih kronis. Celananya sudah basah karena gesekan yang aku beri, buat aku lebih semangat menggempur mbak Yuni.
“mbak, pakaiannya aku buka yah, agar lebih enak. ”
Mbak Yuni cuma mengangguk menjawab pertanyaan yang aku beri. Tidak menanti saat lama pakaian mbak Yuni sudah terlempar ntah kemana. Remasanku makin kuat, mbak Yuni makin menggeracau serta mendesah tidak karuan cuma kata kata “ahhh.. sssshhh… serta selalu den” yang aku dengar dari barusan. Ke-2 putting kecil itupun tidak lupa aku jilat serta aku hisap. Begitu nikmat rasa-rasanya. Meremas sembari mengisap susu besar begini. Tidak lupa aku tinggalkan dua sinyal cupangan di ke-2 susunya mbak Yuni. Sinyal aku sudah sempat menidurinya. Serta sinyal yang senantiasa aku beri pada semuanya payudara yang sudah sempat aku hisap.
Gempuran kembali aku lebih. Tanganku turun menuju selangkangan mbak Yuni serta menggosokinya. Terasa kurang nyaman, aku pelorotkan celana bersama celana dalamnya hingga saat ini mbak Yuni bugil keseluruhan. Alangkah terkesimanya aku lihat nyatanya mbak Yuni mencukur habis semuanya bulu kemaluannya. Vaginyanya terlihat bersih serta mengkilat karna lendir yang dia mengeluarkan.
Kembali aku gesekkan tanganku ke bibir vaginanya. Klitorisnyapun terlihat membengkak karna nafsunya yang menggebu. Cairan beningpun terlihat banjir keluar dari lobang surganya mbak Yuni. Ku jilat vaginanya mbak Yuni. Tetapi mbak Yuni menampiknya. Dia segera tutup vagina mulus yang dia miliki.
“jorok atuh den. Masa tempat kencing aden jilat. ”
$0A“ga apa-apa mbak. Mbak nikmati saja. Tentu rasa-rasanya enak banget. ” Jawabu meyakinkannya.
Ku angkat tangan mbak Yuni dari vaginanya serta segera ku sergap. Mbak Yuni lebih menggeracau gak karuan “enak den.. aden bener,.. enak banget… selalu den.. hisap yang,.. keras” ucapnya tidak karuan. Selalu aku jilat serta aku hisap lobang surganya. Jari tengah ku juga aku masukan kedalam lubang vagina nya buat caian didalamnya meluber keluar. Nampaknya mbak Yuni memang telah lama gak di sentuh sama lelaki. Nafsunya hingga sebegini banget, fikirku.
Tidak lama aku menjilat vaginanya mbak Yuni, mbak Yuni memperoleh orgasmenya yang pertama. Orgasme yang begitu dasyat, hingga sampai muncrat keluar. Segera saja aku hisap semuanya cairan kental yang keluar tidak ada sisa. Lumayan lama mbak Yuni menegang karna orgasmenya. Dia terlihat kelelahan karna orgasme pertamanya.
“gimana mbak?? Lelah yah mbak?? ”
“iya den. Mbak jadi lemes gini. Tapi enak banget den. Mbak aden apain barusan hingga mbak kesenangan gini.. rasa-rasanya mbak kaya terbang gitu den” nafasnya tersenggal.
“ga di apa-apain kok mbak. Saat ini mbak istirahat dahulu.. nanti aku kasih yang lebih nikmat. ”
Mbak Yuni juga ketiduran di kamarku tanpa ada baju. Spray tempat tidurku basah karna cairannya mbak Yuni. Aku biarlah mbak Yuni istirahat agar kelak mbak Yuni dapat fresh sekali lagi.
Akupun tidur di samping mbak Yuni sembari memeluk nya.
***
Aku ketiduran lama, serta terbangun jam 10 pagi. Untung hari itu aku tak ada jadwal kuliah jadi aku dapat sepanjang hari dirumah.
Waktu itu mbak Yuni masih tetap tertidur, kelihatannya dia betul-betul keletihan semalam.
“mbak.. mbak.. keletihannya hingga ketiduran hingga jam segini. ”
Aku bangunkan mbak Yuni dengan meremas-remas dadanya. Namuan dia masih tetap saja tidur. Basic mbak Yuni. Tidurnya kaya orang mati kataku dalam hati. Aku cium bibirnya juga diamsih belum bangun, terlebih adekku yang bangun karna ngebangunin mbak Yuni. Mungkin saja karna semalam aku belum juga ngeluarin stock sperma yang telah satu minggu aku taruh karna gak terkait dengan pacar ku.
Vaginanyapun kembali aku gosok-gosok dengan tangan ku. Tapi mbak Yuni tetaplah tidak bangun, tetapi lama-lama aku gesek vaginanya jadi lembab serta basah. Nafasnya juga kembali memburu. Lihat peristiwanya begini, segera saja aku buka celanaku bersama CD yang aku gunakan, keluarlah si otong dari sarangnya dengan tegap minta sarapan pagi.
Mbak Yuni yang tengah tidur ini juga akan segera aku genjot buat ngebanguninnya. Aku buka lebar-lebar selangkangannya serta kembali aku jilat agar lendirnya lebih banyak serta gak sulit buat coblos lobangnya mbak Yuni.
Sesudah 15 menit aku jilat, aku segera ambil tempat serta mengancang-ancang kuda-kuda buat nikmati vaginanya mbak Yuni. “dengan masuknya si otong dalam vaginanya Mabak Yuni, jadi aku juga akan sukses menggerakkan taktik kuno ini” kataku. Si otong aku gesek-gesekkan ke vaginanya mbak Yuni agar ada pelicinnya. Tidak lama aku masukan kontolku bebrapa perlahan, agak sulit memanglah, mungkin saja karna mbak Yuni telah lama gak di entot atau karna memang batangku yang kegedean buat vaginanya mbak Yuni. Sesudah berupaya menghimpit pada akhirnya kepala kontolku juga masuk dalam vaginanya mbak Yuni.
Tetapi dia masih tetap saja belum juga bangun. Aku tekan keras kontolku kedalam vaginanya mbak Yuni hingga mentok serta mbak Yuni juga terbelalak merasakannya. “aden Andra.. Sakit den.. kok adeng gak ngomong-ngomong ingin masukin kontolnya? ”
“mbak sich, sulit banget bangunnya. Telah dari barusan aku bangunin tapi masih tetap belum juga bangun. Ya segera saja aku masukin, telah gak tahan sich.. ” jawab ku cengengesan.
Aku mulai mengocok kontolku yang berada di dalam vaginanya mbak Yuni. Dia tampak masih tetap meringis kaena perih yang dirasakannya, tetapi lama kelamaan ringisannya beralih jadi desahan kesenangan. Bahkan juga *kata-kata kotor mulai keluar dari mulutnya. Tapi kalimat kotor yang keluar semakin buat aku bernafsu nikmati badannya mbak Yuni serta makin kencang juga aku menusuk vaginanya mbak Yuni.
Tidak lama menggunakan style standard mbak Yuni memohon kami ubah tempat. Dia memohon bertukar jadi doggy model. Aku kembali menggoyang mbak Yuni dari belakang.
“enak kaya gini den. Lebih kerasa. Tapi kok kontol aden gede banget hingga rasanyanya gak muat di memeknya mbak”
“yang perlu enak kan mbak sayang” jawabku sembari selalu menggoyang kontolku di memek mbak Yuni. Desahan serta erangan nikmat tidak henti-hentinya keluar dari mulut mbak Yuni, buat situasi jadi makin panas.
Lima menit dengan doggy model, mbak yuni makin liar. Nampaknya dia juga akan alami orgasmenya. Aku yang rasakan kontraksi otot vagina mbak Yuni makin cepat, selalu memompa makin cepat hingga pada akhirnya badan mbak Yuni kejang mengisyaratkan puncak kenikmatannya sudah datang. Batang kontolku merasa di siram serta di remas kuat oleh cairan serta dinding vagina mbak Yuni.
“ahh… nikmat banget den.. Aden hebat banget nunggangi mbak Yuni. ”
“heheh.. memang kuda di tunggangi mbak? ”
Jawabku bercanda melonggarkan ayunanku.
Sesungguhnya aku juga nyaris alami klimaks waktu mbak Yuni orgasme barusan. Tetapi karna mbak Yuni pernah minta berhenti, hingga semprotan sperma ku juga terlambat. Sebagian waktu mbak Yuni ambil nafas. Lalu dia memohon akt berbalik serta selekasnya naik ke pangkuan ku. Kontolku yang masih tetap ereksi dimasukkannya dalam lobang surganya. Mudah saja, lobang yang sudah basah itu segera terisi oleh kontolku.
Goyangan pinggul mbak Yuni mulai mengocok kontolku yang minta dikeluarkan laharnya. Lambat serta lemah, tapi tentu koyangan itu dikerjakannya. Berikan kesenangan yang berlainan. Makin lama goyangannya makin cepat. Kadang-kadang naik turun, atau berputar-putar putar. Kelihatannya mbak Yuni begitu mahir dalam style woman on top ini.
Aku bukan sekedar terima kesenangan yang didapatkan mbak Yuni. Tangan nakalku segera ku tempatkan di payudara mbak Yuni serta tidak cuma diam. Remasan serta cubitan ku beri untuk menaikkan kesenangan permainan kami ini. Kadang-kadang aku luangkan mengisap putting tegang yang terpampang dimuka ku serta seringkali aku gigit kecil putting itu.
“den,, enak gigitannya den. Ahhh… “ kata yang keluar dari mulutnya. Aku lanjutkan kerjaan ku. Cupanganku juga sudah meraja lela di susunya mbak Yuni.
Goyangan mbak yuni nampaknya sukses membobol pertahanan ku. Rasa-rasanya tidak lama sekali lagi spermaku juga akan muncrat dari ujung senapan ku.
“mbak,.. akk.. akku telah ma.. ingin keluar nih mbak.. shshhh. ”
“keluarin didalam saja denhh… mbak sepertinya juga telah gak lama sekali lagi.. ”
Mendengar itu ku balikkan badan mbak Yuni serta segera ku pompa keras memek nikmat itu. “ahhh… aku keluar lbaaaakkk” teriak ku menemani semprotan deras sperma ku didalam memek mbak Yuni. Serta nyatanya semprotankupun di sambut oleh orgasme mbak Yuni yang beberapa kalinya.
Badanku segera melemas menindih badan mbak Yuni. Kami terdiam sesaat. Nafas kami tersenggal tidak teratur. Kontolkupun makin lama makin melemas serta mengecil didalam memeknya mbak Yuni. Ku cabut kontolku serta aku beranjak berbaring di sebalah mbak Yuni.
“makasi yah mbak. Mbak telah ingin ngelayani aku. ”
“sama-sama den. Mbak juga telah lama kepengan ngentot yang kaya gini. Tapi kok aden ingin main sama pembantu kaya mbak. Kan aden sendiri miliki pacar. ”
“ya gak apa-apa mbak. Memang gak bisa yah seseorang majikan main sama pembantunya.? ”
“ya gak apa-apa sich den. ” Jawabnya singkat.
“ehh mbak. Gak apa-apa tuch aku nyemprotin sperma aku didalam memeknya mbak. ”
“ndak apa-apa den. Nanti mbak minum jamu agar gak hamil. ” Tuturnya sembari tersenyum.
Kami terdiam. Serta tidak merasa kami kembali ketiduran hingga jam tiga sore. Saat aku bangun mbak Yuni telah tidak berada di sampingku sekali lagi. Mungkin saja telah kembali pada kamarnya. Selekasnya aku bangkit serta mandi membersihkan keringat serta sperma kering yang melekat di batang kontolku.
Sesudah mandi, aku segera kebawah mencari mbak Yuni. Ku jumpai dia tengah masak makan siang di dapur. Waktu itu dia menggunakan pakaian kaos dengan stelan celana pendek ¾. Sekali lagi asyik nampaknya hingga tidak mengerti hadirnya ku. Badan indah mbak Yuni segera ku peluk dari belakang mengagetkannya.
“udah bangun toh den.. ”
“udah sayang.. mbak, janganlah panggi aku aden sekali lagi yah. Jika ada tante sama keluarganya saja panggil aden. ”
“trus panggil apa dong den? ”
“terserah anda saja sayang. ” Kataku mengecup pipinya.
“iya deh sayang. ” Jawabnya
“sayang, aku bisa minta suatu hal gak? ”
“minta apa den.. eh sayang? ”
“kalo Hanya aku dirumah, anda janganlah pakai pakaian yang kaya gini yah. ”
“trus pakaian apa dong? ”
“maunya sich telanjang saja. Bagaimana sayang.. ingin yah? ”
“kok gitu sayang.? ”
“ya agar jika aku sekali lagi ingin, aku dapat masukin dimana saja. ” Jawabku cengengesan.
“tapi anda juga karus gitu. Baru aku ingin. ”
“OK” jawabku singkat.
Segera ku telanjangi mbak Yuni waktu itu juga. Demikian halnya dengan aku. Kami telah seperti golongan nudis saja didalam tempat tinggal ini.
***
Mulai sejak waktu itu, kami telah seperti suami serta istri. Mbak Yuni juga aku suruh geser tidur ke kamarku. Sudah pasti bila tak ada om serta tante. Serta sepanjang kami berdua dirumah, kami senantiasa telanjang ria. Serta kami juga lakukan jalinan dimanapun kami sukai. Di kamar, dapur, kamar mandi, ruangan tamu, bahkan juga di kolam renang belang tempat tinggal. Kami sebagai mengerjakannya tanpa ada kondom. Pernah sich mbak Yuni hamil. Tetapi dia menggugur kannya serta mulai sejak waktu itu dia rajin konsumsi pil KB. Kamipun selalu mengerjakannya hingga aku tamat saat ini. Meskipun aku sudah merampungkan kulah ku serta bekerja diluar kota.
No comments:
Post a Comment