Aku Sony, berusia 23 th.. Ini narasi tentang pengalamanku. Pertama-tama aku ingin narasi masalah diriku. Aku sekarang ini kuliah di satu diantara perguruan tinggi swasta di Malang. Di Malang aku tinggal dengan tanteku. Tanteku orangnya masih tetap muda, umurnya cuma selisih 3 th. denganku. Tersebut tentang diriku, serta setelah itu silahkan ikuti pengalamanku ini.
Waktu itu aku barusan pulang kuliah, segera saja kumasuk ke kamar. Saat baru hingga dimuka pintu kamar, samar-samar kudengar tante tengah bicara dengan rekannya di telpon. Aku orangnya memanglah sukai jahil, kucoba menguping dari balik pintu yang memanglah sedikit terbuka. Kudengar tante ingin membuat pesta sex dirumah ini pada hari Sabtu. Aku senang sekali mendengarnya. Untuk meyakinkan berita itu, segera saja aku masuk ke kamar tante. Sesudah usai telpon, tante kaget melihatku telah masuk ke kamarnya.
“Lho Son, Anda telah pulang rupanya.
Anda ada butuh ama Tante, ya..? ” tuturnya.
Aku segera saja to the point, “Tante, Sony ingin nanya.., bisa khan..? ” kataku.
“Boleh saja keponakanku sayang, Anda ingin nanya apa..? ” sambungnya sembari menyubit pipiku.
“Tapi terlebih dulu Sony mohon maaf Tante, soalnya Sony barusan tidak berniat nguping perbincangan Tante di telpon. ”
“Aduhh.. Anda nakal ya Son, awas kelak Aku bilangin ama Ibu Anda lho. Tapi.. Oke dech tidak apa-apa. Selalu apa yang ingin Anda tanyakanlah, mari katakan..! ” tuturnya agak kesal.
“Sony barusan dengar Tante ama rekan Tante ingin ngadain pesta sex di sini, benar itu Tante..? ” kataku perlahan.
“Idihh.. jorok ach Anda. Masak Tante ingin ngadain pesta sex di sini, itu tidak benar Son. ”
“Tapi barusan Sony dengar sendiri Tante bicara ama rekan Tante, please donk Tante, janganlah bohongin Sony. Kelak Sony bilangin ama Om bila Tante ingin ngadain pesta di sini. ” kataku agak meneror.
“Apaa..! Aduhh.., Son, please janganlah katakan ama Om Anda. Iya dech Tante ngaku. ” tuturnya agak memohon.
“Nah, khan ketahuan Tante bohongin Sony. ” kataku suka.
“Terus Anda ingin apa bila Tante ngadain pesta..? ” tuturnya penasaran.
“Gini Tante, anuu.., anuu.., Sony.., ingin.. anuu.. ”
“Anu apa sich Son..? Ngomong donk selalu jelas..! ” tuturnya lebih penasaran.
“Boleh tidak, Sony ikut-ikutan pestanya Tante..? ”
Aduh tante melotot sekali lagi sembari berkata, “Udah, ah, Anda ini seperti orang kurang kerjaan saja. ”
Selalu kurayu sekali lagi, “Yaa.. Tante.. ya.. please..! ”
“Tapi ini khan untuk orang dewasa sekali lagi, Anda ngaco dech. Lagian khan Anda masih tetap kecil. ” tuturnya agak jengkel.
“Tapi Tante, Sony khan telah gede, masak tidak bisa turut. Bila tidak yakin, Tante bisa saksikan miliki Sony..! ”
Lantas kulepaskan celana serta CD-ku. Lantas terlihatlah batang kemaluanku yang lumayan besar, kurang lebih panjangnya 17 cm dengan diameter 10 cm.
Tante kaget sekali lihat tingkahku lantas, “Wowww.., Sony sayang.., miliki Anda besar serta panjang sekali. Miliki Anda semakin besar dari Om Anda. Hhhmm.., bisa tidak Tante pegang kepala yang besar itu Sayang..? ” tuturnya dengan genit.
“Tante bisa ngobok-ngobok kontolku, tapi Tante mesti ngijinin Sony turut pesta kelak..! ” kataku agak meneror.
“Ya dech, Sony kelak bisa turut. Tapi Tante ingin nanya ama anda, Sony telah sempat ngeseks belom..? ” tanyanya.
Lantas kukatakan saja bila aku belum juga sempat lakukan sex dengan cewek, tapi bila raba sana, raba sini, cium sana, cium sini sich aku sempat mengerjakannya.
“Mau tidak Tante ajarin..? ” tuturnya dengan genit.
Aku cuma terdiam. Lantas mendadak tante menempatkan tangannya di pahaku. Aku demikian terperanjat.
“Kenapa Anda terperanjat..? Tante cuma memegang paha Anda saja kok..! ”
Lalu tante ambil tanganku, lantas dia mulai menciumi tanganku. Aku rasakan barangku mulai bangun.
Tanteku mulai menciumi leherku, lalu bibirku dilumat juga. Dia masukan lidahnya kedalam mulutku, tanpa ada kusadari aku mengulum lidahnya. Nafasnya mulai tidak teratur kudengar. Sesaat kami asik berciuman, tangannya mulai meraba-raba batang kemaluanku. Dia meremas-remas perlahan. Aku juga jadi mulai berani. Kumasuki tanganku kedalam pakaiannya untuk meraba payudaranya. Kumasukkan tanganku kedalam bra-nya, selalu kuremas-remas.
“Aaahh.. ” dia mulai mendesah.
Tidak lama aku diminta duduk di pinggir ranjang, sesaat tante melepas pakaiannya step-by-step. Mataku tidak berkedip sedetik juga. Aku tidak ingin melepas pemandangan yang indah itu dari mataku. Terlihat bra-nya yang berwarna hitam transparan, hingga payudaranya yang putih dengan putingnya yang merah kecoklatan samar tampak.
CD-nya nyatanya berwarna hitam transparan berenda. Kulihat belahan vaginanya yang tak ada bulunya itu. Lantas dia melepas bra-nya, payudaranya yang lumayan besar itu seperti loncat keluar serta mulai berayun-ayun, membuatku lebih tegang saja. Lalu dia melepas CD-nya. Terlihat vaginanya demikian menarik, agak kecoklatan warnanya. Lantas tante jalan menghampiriku yang duduk di pinggir ranjang.
“Tante buka pakaian Anda yaa.., Son..? ” tuturnya genit.
Aku cuma mengangguk. Sesudah aku telanjang keseluruhan, tante segera jongkok di depanku serta menyuruhku buka kaki lebar-lebar. Batang kejantananku yang telah tegang itu pas dimuka berwajah. Lantas dia mulai menjilati kakiku dari mulai jempol kakiku serta yang lain. Dia naik ke betisku yang berbulu lebat, persis rimba di Kalimantan.
Lalu dia naik sekali lagi ke pahaku, dielusnya serta dijilatinya, kemudian dia beralih ke lubang anusku yang di cium serta dijilatinya. Bukan sekedar itu, nyatanya dia memasukkan jari tengahnya ke lubang anusku. Ohh.., enaknya. Lantas dia mulai mengelus-elus batang kejantananku serta tangan satunya memijat-mijat my twins egg-ku.
“Aaahh..! ” aku mengerang kesenangan.
Lalu dia memasukkan batang kejantananku ke mulutnya, dia hisap penisku, selalu diemut-emutnya senjata kejantananku. Dia gerakkan kepalanya naik-turun dengan batang kejantananku masih tetap didalam mulutnya. Merasa penis saya menyentuh tenggorokannya serta masih tetap selalu dia tekan. Masih tetap dia tekan selalu hingga bibirnya menyentuh tubuhku.
Poker Uang Asli Semuanya batang penisku ditelan oleh tanteku, lidahnya menjilat sisi bawah penisku serta bibirnya dibesar-kecilkan, satu rasa yg tidak sempat kubayangkan. Penisku lalu dikeluar-masukkan, tapi tetaplah masuk semuanya ke tenggorokannya.
Sesudah sebagian lama dihisap serta dikeluar-masukkan, merasa batang penisku telah ingin keluarkan cairan.
Sembari memeras biji kemaluanku serta tangan yang satu sekali lagi dimasukkannya kedalam lubang pantatku, kubilang sama tante, “Tante.., Aku ingin keluar, ohh..! ”
Dia mengeluarkan penisku serta katakan, “Go on come in My mouth. I want to taste and drink your cum, Sony. Hhhmm.. ”
Penisku dimasukkan sekali lagi, serta saat ini dia memasukkan dengan lebih dalam serta dihisap lebih keras sekali lagi. Sesudah sekian kali keluar masuk, kukeluarkan spermaku didalam mulut tante, serta segera kedalam tenggorokannya. Merasa tengorokannya mengecil serta jari di lubang pantatku lebih ditekan kedalam sekali lagi hingga semua masuk. Aku betul-betul rasakan nikmat yang susah disebutkan.
Perlahan dia keluarkan batang penisku sembari berkata, “Punya Anda enak Son.., Tante sukai, ” tuturnya, “Sekarang giliran Anda yaahh..! ” pintanya.
Lalu dia berbaring ditempat tidur serta kakinya dikangkanginya lebar-lebar. Tante menyuruhku menjilat vaginanya yang terlihat telah basah. Baru pertama kalinya itu kulihat vagina dengan segera.
Dengan agak bebrapa sangsi, kupegang bibir vaginanya.
“Jangan malu-malu..! ” tuturnya.
Kugosok-gosok tanganku di bibir kemaluannya itu. Mmmhh.., dia mulai mengerang. Lama-lama klitorisnya mulai mengeras serta menebal.
“Kamu jilat dong..! ” pintanya.
Lalu aku menunduk serta mulai menjilati liang senggamanya yang telah merah itu.
“Mmmhh.., enak juga.. ” kupikir.
Aku makin semangat menjilati vagina tanteku sendiri. Tengah sebagian asiknya aku menjilati liang senggama, mendadak tubuh tanteku mengejang.
Desahannya makin keras, “Aaahh.., aahh..! ”
Lantas muncratlah air maninya dari lubang senggamanya banyak. Segera saja kutelan habis cairan itu. Mmmhh.., enak juga rasa-rasanya.
Lalu dia katakan, “Ohh.., God.. bener-bener hebat Anda Son.. lemes Tante.. tidak kuat sekali lagi dech untuk berdiri.., ohh..! ”
Lantas dengan perlahan-lahan kutarik ke-2 kakinya ke pinggir ranjang, kubuka pahanya lebar-lebar serta kujatuhkan kakinya ke lantai. Vaginanya saat ini telah terbuka agak lebar. Kelihatannya dia masih tetap terbayang-bayang atas momen barusan serta belum juga sadar atas apa yang kulakukan saat ini kepadanya. Demikian tante sadar, batang kejantananku telah melekat di bibir kemaluannya.
“Tante, Sony telah tidak tahan nich..! ” kataku memohon.
Dia mengangguk lemas, lantas, “Ohh..! ” dia cuma dapat menjerit tertahan.
Lantas setelah itu aku tidak tahu bagaimana caranya memasukkan penisku kedalam liang senggamanya. Lubangnya agak kecil serta rapat. Mendadak kurasakan tangan tante memegang batang kejantananku serta menuntun senjataku ke liang kenikmatannya.
“Tekan di sini Son..! Pelan-pelan yaa.., miliki Anda gede buanget sich..! ” tuturnya sembari tersenyum.
Lantas dengan perlahan-lahan dia membantuku memasukkan penisku kedalam lubang kemaluannya. Belum juga hingga 1/2 sisi yang masuk, dia telah menjerit kesakitan.
“Aaa.., sakit.. oohh.., bebrapa perlahan Son, aduhh..! ” tangan kirinya masih tetap menggenggam batang kemaluanku, menahan laju masuknya supaya tidaklah terlalu keras.
Sesaat tangan kanannya meremas-remas rambutku. Aku rasakan batang kejantananku diurut-urut didalam liang kenikmatannya. Aku berupaya untuk memasukkan lebih dalam sekali lagi, tapi tangan tante buat penisku sulit untuk memasukkan lebih dalam sekali lagi.
Aku menarik tangannya dari penisku, lantas kupegang erat-erat pinggulnya. Lalu kudorong batang kejantananku masuk sedikit sekali lagi.
“Aduhh.., sakitt.., ohh.. sshh.. aacchh.. ” kembali tante mengerang serta meronta.
Aku juga rasakan kesenangan yang mengagumkan, tidak sabar sekali lagi kupegang erat-erat pinggulnya agar dia berhenti meronta, lantas kudorong sekuatnya batang kemaluanku kedalam sekali lagi. Kembali tante menjerit serta meronta dengan buasnya.
Aku berhenti sesaat, menanti dia tenang dahulu lantas, “Lho kok berhenti, mari goyang sekali lagi donk Son.., ” dia telah dapat tersenyum saat ini.
Lantas aku menggoyang batang kejantananku keluar masuk didalam liang kenikmatannya. Tante selalu menuntunku dengan menggerakkan pinggulnya selaras dengan goyanganku.
Lama juga kami bertahan di tempat sesuai sama itu. Kulihat dia cuma mendesis, sembari pejamkan mata. Mendadak kurasakan bibir kemaluannya menjepit batang kejantananku dengan begitu kuat, badan tante mulai menggelinjang, nafasnya mulai tidak karuan serta tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.
“Ohh.., ohh.., Tante telah mo keluar nich.., sshh.. aahh.. ” goyangan pinggulnya saat ini telah tidak teratur, “Kamu masih tetap lama tidak, Son..? Kita keluarin bareng-bareng saja yuk.. aahh..! ”
Tidak menjawab, aku makin percepat goyanganku.
“Aaahh.., Tante keluar Son..! Ohh ennaakk..! ” dia mengelinjang dengan hebat, kurasakan cairan hangat keluar membasahi pahaku.
Aku makin semangat menggenjot. Aku juga terasa kalau aku akan keluar tidak lama sekali lagi.
Serta pada akhirnya, “Ahh.., sshh.. ohh..! ” kusemprotkan cairanku kedalam liang kewanitaannya.
Lantas kucabut batang kejantananku serta terduduk di lantai.
“Kamu hebat..! Telah lama Tante tidak sempat klimaks.., oohh..! ” tuturnya girang.
“Ohh.., Sony cape.., Tante! ” kataku sembari tersenyum kelelahan.
Kami selang beberapa saat tertidur dalam tempat kaki tante melingkar di pinggangku sembari memeluk serta berciuman. Aku telah tidak ingat jam berapakah kami tertidur. Yang kutahu, ada yang bersihkan penisku dengan lap basah tapi hangat. Nyatanya tante yang bersihkan batang kejantananku serta dia telah tampak bersih sekali lagi. Sesudah usai bersihkan penisku, dia segera menjilatinya sekali lagi.
Dengan tetaplah semangat, batang kejantananku dihisap serta dimasukkan kedalam mulutnya. Yang ini merasa lebih dalam serta lebih enak, mungkin saja tempat mulut lebih pas dibanding saat aku berdiri.
Secara cepat batang keperkasaanku jadi keras sekali lagi serta dia katakan, “Son, saat ini Anda kerjain Tante dari belakang ya..! ”
Dia lalu membelakangiku, pantat dan vaginanya tampak merekah serta basah, tapi beberapa sisa spermaku telah tak ada. Sebelumnya kumasukkan batang kejantananku, kujilat dahulu bibir vaginanya serta lubang pantatnya. Tercium bau sabun di ke-2 lubangnya serta begitu bersih. Cairan dari liang senggamanya mulai membasahi bibir kemaluannya, ditambah dengan ludahku.
Di ujung kemaluanku tampak cairan menetes dari lubang kepala kejantananku. Kuarahkan batang kemaluanku ke lubang vaginanya serta menghimpit kedalam dengan bebrapa perlahan sembari rasakan gesekan daging kami berdua. Nada becek terdengar dari batang kejantananku serta vaginanya, serta cukup lama aku memompanya dengan tempat ini.
Tante lalu berdiri serta bertumpu ke dinding diatas tempat tidur sembari buka pahanya lebar-lebar. Satu dari kakinya diangkat ke atas. Dari bawah, kemaluannya tampak begitu merah serta basah.
“Ayo masukin sekali lagi saat ini, Son..! ” pintanya tidak sabar.
Aku dengan suka hati berdiri serta memasukkan batang kejantananku ke liang senggamanya. Dengan tempat ini, kumasuk-keluarkan batang kejantananku. Setiap saat aku mendorong batang penisku ke liang senggamanya, tubuh tante mengenai dinding.
Sembari memelukku serta sembari berciuman, dia katakan, “Son, Tante mo keluar nich..! ”
Lalu kurasakan lubang senggamanya diperkecil serta memijat batang keperkasaanku serta berbarengan kami keluar serta orgasme. Aku masih tetap dapat pula keluar, meskipun barusan telah keluar 2 x. Serta yang kesempatan ini sama nikmatnya.
Kami selalu rebahan di kasur sembari berpelukan. Kepala tante di dadaku serta tangannya memainkan penisku yang masih tetap basah oleh sperma serta cairan vaginanya. Dengan nakal tante menyimpan jari-jarinya ke wajahku serta menyeka ke semua wajahku. Bau sperma serta vaginanya melekat di wajahku. Dia tertawa saat aku pura-pura ingin muntah.
Untuk membalasnya, kuraba-raba vaginanya yang banyak sisa spermaku serta semua telapak tanganku basah oleh sperma serta cairan dia. Pelan-pelan kutaruh di berwajah, serta berwajah kuolesi dengan cairan itu. Dia tidak mengeluh tapi malah jari-jariku dijilat satu persatu.
Sesudah jari serta tanganku bersih, dia mulai menjilati wajahku, semuanya sisa sperma serta cairannya dibikin bersih dengan lidahnya.
Usai dengan kerjaannya, dia katakan, “Son, saat ini giliran Anda yaahh..! ”
Wow, tidak diduga aku mesti menjilat spermaku sendiri. Karna tidak miliki pilihan, aku mulai menjilati cairan di berwajah, diawali dari bibirnya sembari kukulum keras-keras.
Poker Uang Asli Nafas tante merasa naik sekali lagi serta tangannya mulai memainkan batang kejantananku. Tidak diduga bila aku dapat pula bersihkan berwajah serta menjilat spermaku sendiri.
Tanganku diarahkan ke liang senggamanya serta digosok-gosokkan ke klit-nya. Kami sama-sama memegang kurang lebih 30 menit. Selalu kami berdua mandi untuk bersihkan tubuh kami.
No comments:
Post a Comment