Sesudah demikian lama aku menanti berita dari Fahri lalu aku memperoleh nomor telepon seseorang Gigolo tidak lama segera aku minta untuk datang ditempat kami dikirimkanlah 3 orang pria yang memanglah telah pengalaman di bagiannya, sesudah janjian kami chek in hotel Sahid selang sekian waktu datanglah cowok 3 yang macho setelah.
Kurang lebih umurnya 25-27 th. ketiganya tampak ateletis serta menggoda benar-benar tampan tampan berwajah gigolo itu, aku tentukan di antara ke-3 cowok itu serta dipilih 2 karna satunya tingginya kurang maksimum, jujur saja pertama aku agak sedikit nerves karna baru pertama ini aku menginginkan bercinta dengan cowo gigolo.
Sesudah berfikir sesaat pada akhirnya aku menyuruh mereka bertiga untuk telanjang dihadapan kami, sebentar mereka sangsi, tapi pada akhirnya ingin juga sesudah kupancing dengan buka pakaian atasku sampai tampak bra merahku.
Dari pandangan matanya aku tahu kalau mereka tertarik denganku, bahkan juga tanpa ada dibayar juga aku percaya mereka ingin mengerjakannya. Kupikir cuma orang hilang ingatan saja yg tidak tertarik dengan postur badanku yang putih seperti Cina, tinggi semampai, sexy, serta muka cantik, sekurang-kurangnya tersebut yang seringkali disebutkan lelaki.
“Oke, yg tidak dipilih, kalian bisa memegang buah dadaku ini sebelumnya pergi asal ingin telanjang di depanku saat ini. ” kataku menggoda, dengan hal tersebut aku bisa lihat kejantanan mereka waktu tegang, tersebut sebagai pertimbanganku.
Serempak mereka melepas bajunya dengan berbarengan, telanjang di depanku. Akhirnya cukup mengagetkanku, nyatanya selain mempunyai badan yang atletis, nyatanya mereka memiliki alat kejantanan yang menarik, aku di buat takjub karena itu.
Rata-rata panjang kejantanan mereka nyaris sama, tapi besar diameter serta bentuk kejantanan itu yang berlainan, bila tidak ‘malu’ dengan Fahri mungkin saja kupilih keduanya segera. Pandanganku tertuju pada yang di ujung, alat kejantanannya yang besar, aku memikirkan mungkin saja mulutku akan tidak cukup untuk mengulumnya, sampai pada akhirnya kuputuskan untuk pilih dia.
Namanya Hasim, mahasiswa semester akhir di perguruan tinggi swasta di Jakarta.
“Rio tinggal disini, yang lain mungkin saja lain waktu. ” kataku akhiri masa penentuan. Sesudah pilihan di ambil, jadi dua yang lain selekasnya kenakan pakaian serta hampiri aku yang masih tetap tidak berbaju.
Awal mula si pendek mendekatiku serta memelukku, tingginya cuma setelingaku. Diciumnya leherku serta tangannya meremas lembut buah dadaku, lantas berwajah dibenamkan ke dadaku, diusap-usap sesaat sembari tetaplah meremas-remas nikmati kenyalnya buah dadaku, lantas dia pergi.
Selanjutnya segera meremas-remas buah dadaku, jari tangannya menyelusup dibalik bra, mempermainkan sesaat sembari mencium pipiku.
“Mbak memiliki buah dada serta puting yang bagus. ” bisiknya, lalu dia pergi, sampai tinggal kami bertiga di kamar, aku, Hasim serta Fahri yang dari barusan cuma memerhatikan, tak ada komentar dari dia bila sepakat atas pilihanku
“Rio, temanin aku mandi ya, agar fresh..! ” kataku, sesungguhnya agak sangsi juga bagaimana untuk mengawalinya.
“Ayo Tante, entar Hasim mandiin. ” jawabnya.
“Emang aku telah Tante-Tante..? ” jawabku ketus,
“Panggil aku Lily. ” lanjutku sembari menuju kamar mandi, meninggalkan Fahri sendirian. Sesampai di kamar mandi, Hasim segera mencium tengkukku, membuatku merinding.
Dipeluknya aku dari belakang sembari ciumannya berlanjut ke belakang telingaku sampai leher. Ke-2 tangannya mulai meraba-raba buah dadaku yang masih tetap terbungkus bra merahku.
“Rio, anda nakal..! ” desahku sembari tanganku meraba ke belakang mencari pegangan diantara ke-2 kaki Hasim yang masih tetap telanjang.
“Abis Mbak menggoda selalu sich, ” bisiknya disela-sela ciumannya di telinga. Tangannya di turunkan ke celana jeans-ku, tanpa ada hentikan ciumannya, dia buka celana jeans-ku, sampai saat ini aku tingal bikini merahku.
Kunjungi Juga CeritaSexDewasa. Org
Ciumannya telah tiba di pundak, dengan gigitan lembut di turunkan tali bra-ku sampai turun ke lengan, demikian halnya yang satunya, kelihatannya dia telah terlatih untuk menelanjangi wanita dengan erotis serta perlahan-lahan, makin perlahan-lahan makin menggoda.
Perlahan-lahan tapi tentu aku dibuatnya semakin terbakar birahi. Hasim mendudukkan badanku di meja toilet kamar mandi, dia berlutut di depanku, di cium serta dijilatinya betis sampai paha.
Perlahan-lahan dia menarik turun celana dalam merah sampai lepas dari tempatnya, jilatan Hasim benar-benar beda dari yang sempat kualami, demikian sensual, tak tahu gunakan cara apa sampai aku di buat kelojotan.
Kepalanya telah membenam diantara ke-2 pahaku, tapi aku belum juga rasakan sentuhan pada daerah kewanitaanku, cuma kurasakan jilatan di sekitaran selangkangan serta daerah anus, aku di buat makin kelojotan.
Sekilas kulihat Fahri berdiri di pintu kamar mandi lihat bagaimana Hasim menservisku, tapi tidak kuperhatikan selanjutnya karna jilatan Hasim makin ganas di daerah kewanitaanku, sampai kurasakan jilatan di bibir vaginaku.
Lidahnya merasa menari-nari di pintu kesenangan itu, kupegang kepalanya serta kubenamkan lebih dalam ke vaginaku, tak tahu dia bisa bernapas atau tidak aku tidak peduli, aku menginginkan memperoleh kesenangan yang lebih.
Jilatan lidah Hasim telah menjangkau vaginaku, permainan lidahnya memanglah tidak ada duanya, sekarang ini the best dibanding yang lain, bahkan juga dibanding dengan suamiku yang senantiasa kubanggakan permainan sex-nya.
Hasim berdiri dihadapanku, kejantanannya yang besar serta tegang cuma berjarak sebagian cm. dari vaginaku. Sesungguhnya aku telah siap, tapi bebrapa sekali lagi dia tidak ingin lakukan dengan segera, kembali dia mencium mulutku serta untuk beberapa kalinya kurasakan permainan lidahnya di mulutku merasa meledakkan birahiku, sesaat jari tangannya telah bermain di liang kenikmatanku menukar pekerjaan lidahnya.
Aku tidak ingin melepas ciumannya, betul-betul kunikmati waktu itu, seperti anak SMU yang baru pertama kalinya berciuman, tapi kesempatan ini tambah lebih menggairahkan. Ciuman Hasim beralih ke leherku, selalu turun menyusuri dada sampai belahan dadaku.
Dengan sekali sentil di kaitan belakang, terlepaslah bra merah dari badanku, membuatku telanjang di depannya. Aku siap terima permainan lidah Hasim di buah dadaku, terlebih kunantikan permainan di putingku yang telah mengencang.
Serta aku tidaklah perlu menanti sangat lama karenanya, kembali kurasakan permainan lidah Hasim di putingku, serta kembali juga kurasakan sensasi-sensasi baru dari permainan lidah. Aku betul-betul di buat terbakar, napasku telah tidak karuan, gabungan pada permainan lidah di puting serta permainan jari di vaginaku terlalu berlebih bagiku, aku tidak bisa menahan lebih lama sekali lagi, menginginkan meledak rasa-rasanya.
“Rio, pleassee, saat ini ya..! ” pintaku sembari mendorong badan atletisnya.
“Pake kondom Mbak..? ” tanyanya sembari mengusap-usapkan kepala kejantanannya di bibir vaginaku yang telah basah, sah, sah, sah. Narasi Seks Paling baru
Aku tidak paham mesti menjawab apa, umumnya aku tidak sempat gunakan kondom, tapi karna kesempatan ini aku bercinta dengan seseorang gigolo, aku mesti waspada, walau dengan yang lain belum juga pasti tambah baik.
Bila kalau dia segera memasukkan kejantannya ke vaginaku, aku akan tidak keberatan, tapi dengan pertanyaan ini aku jadi bingung.
Kulihat ke arah Fahri yang dari barusan memerhatikan, tapi tidak kudapat jawaban dari dia. Tak ada saat sekali lagi, fikirku. Jadi tanpa ada menjawab, kutarik badannya serta dia tahu isyaratku. Perlahan-lahan didorongnya kejantanannya yang sebesar pisang Ambon itu masuk ke liang kenikmatanku, vaginaku merasa melar.
Semakin dalam batang kejantanannya masuk kurasakan seakan semakin jadi membesar, vaginaku merasa penuh saat Hasim melesakkan semuanya kedalam.
“Aagh.. yess.. ennak Sayang..! ” bisikku sembari melihat ke muka Hasim yang ganteng serta macho, expresinya dingin, tapi aku tahu dia demikian menikmatinya.
“Pelan ya Sayang..! ” pintaku sembari mencengkeramkan otot vaginaku pada kejantanannya. Kulihat wajaah Hasim menegang, tangan kanannya meremas buah dadaku tengah tangan kirinya meremas pantatku sembari menahan pergerakan badanku.
Kurasakan kejantanan Hasim bebrapa perlahan ditarik keluar, serta dimasukkan sekali lagi waktu 1/2 batangnya keluar, demikian selanjutnya, semakin lama semakin cepat.
“Oohh.. yaa.., truss..! Yes.., I love it..! ” desahku, terima kocokan kejantanan Hasim di vaginaku.
Hasim dengan irama yang teratur memompa vaginaku, sembari mempermainkan lidahnya di leher serta bibirku. Aku tidak dapat sekali lagi mengontrol pergerakanku, desahanku makin berisik terdengar. Hasim mengangkat kaki kananku serta ditumpangkan di pundaknya, kurasakan penetrasinya makin dalam di vaginaku, menyentuh relung vagina yang terdalam.
Kocokan Hasim makin cepat serta keras, diselingi goyangan pantat menaikkan sensasi yang kurasakan.
“Sshhit.., fuck me like a dog..! ” desahanku telah ngaco, keringat telah membasahi badanku, demikian halnya dengan Hasim, menaikkan pesona sexy pada badannya.
Aku nyaris menjangkau puncak kesenangan saat Hasim hentikan kocokannya, serta memohonku untuk berdiri, sudah pasti aku sedikit kecewa, tapi aku yakin bila dia juga akan memberi yang paling baik.
“Mau dilanjutin disini atau geser ke ranjang..? ” tanyanya selalu menjilati putingku.
Tanpa ada menjawab aku segera membelakanginya serta kubungkukkan tubuhku, rupanya dia sudah mengetahui mauku, segera mengarahkan kejantanannya ke vaginaku. Kuangkat kaki kananku serta dia menahan dengan tangannya, hingga kejantanannya bisa masuk dengan gampang.
Dengan sedikit tuntunan, melesaklah batang kejantanan itu ke vaginaku, serta Hasim segera menyodok dengan keras, merasa hingga menyentuh dinding dalam batas paling akhir vaginaku, terdongak aku dibuatnya karna kaget.
“Aauugghh.., yes.., teruss.., yaa..! ” teriakku larut dalam kesenangan. Sodokan untuk sodokan kunikmati, Hasim turunkan kakiku, serta kurentangkan lebar sembari tanganku tertumpu pada meja toilet, tangan Hasim memegang pinggulku serta menariknya waktu dia menyodok ke arahku, demikian selanjutnya.
Rasa-rasanya telah tidak tahan sekali lagi, saat tangan Hasim meremas buah dadaku serta mempermainkan putingku dengan jari tangannya, sensasinya terlalu berlebih, terlebih kehadiran Fahri yang dengan setia melihat pertunjukan kami sembari memegang kejantanannya sendiri.
“Rio a.. ak.. aku.. sud.. telah.. tidak ta.. ta.. han..! ” desahku, nyatanya Hasim segera hentikan pergerakannya.
“Jangan dahulu Sayang, anda belum juga rasakan yang lebih hebat. ” tuturnya, tapi terlambat, aku telah menjangkau puncak kesenangan terlebih dulu.
“Aaughh.., yess.., yess..! ” teriakku menemani orgasme yang kualami, denyutan di vaginaku merasa terganjal demikian besar.
Hasim cuma mendesah sebentar sembari tangannya tetaplah meremas buah dadaku yang turut menegang
“Ayo Hasim, keluarin saat ini, janganlah goda aku sekali lagi..! ” pintaku memelas karna lemas.
Hasim ambil handuk serta ditempatkannya di lantai, lantas dia memohonku berlutut, rupanya Hasim inginkan doggie model, kuturuti permintaannya. Saat ini tempatku merangkak di lantai dengan lututku beralaskan tumpukan handuk, menghadap ke pintu ke arah Fahri.
Hasim mendatangiku dari belakang, mengatur tempatnya untuk mempermudah penetrasi ke vaginaku. Sesudah menyapukan kejantanannya yang masih tetap menegang, dengan sekali dorong masuklah semuanya kejantanan itu ke vaginaku. Narasi Seks Paling baru
Walau telah berkali-kali terkocok oleh kejantanannya, tidak urung terkaget juga aku dibuatnya. Hasim segera meningkatkan kocokannya secara cepat seperti piston mobil dengan silindernya pada putaran diatas 3000 rpm, kesenangan segera menyelimuti badanku.
Hasim menarik rambutku ke belakang hingga aku terdongak pas menghadap ke Fahri. Berpegangan pada rambutku Hasim mempermainkan kocokannya, kadang-kadang pantatnya digoyang ke kiri serta ke kanan, atau turun naik, hingga vaginaku seperti diaduk-aduk kejantanannya.
Dia benar-benar pintar mengasyikkan hati wanita karna permainannya yang penuh macam serta di luar sangkaan. Mendadak kudengar teriakan dari Fahri, pas saat aku mendongak ke arah dia, menyemprotlah sperma dia dari tempatnya serta pas tentang muka serta rambutku.
Nyatanya sembari nikmati permainan kami, dia mengocok sendiri kejantanannya dengan kata lain self service. Hasim mengangkat tubuhnya tanpa ada melepas kejantanannya dariku, saat ini tempat dia menungging, hingga kejantanannya semakin menancap di vaginaku tanpa ada turunkan tempo permainannya.
Aku telah tidak tahan diperlakukan sekian, serta untuk ke-2 kalinya aku alami orgasme hebat kurun waktu yang relatif singkat, sesaat Hasim tetap masih tegar menantang.
“Masih kuat untuk meneruskan Mbak..? ” tantang dia.
Bila kalau dia tidak ajukan pertanyaan sesuai sama itu aku tentu minta saat istirahat dahulu, tapi dengan pertanyaan itu, aku terasa ditantang untuk adu kuat, serta tantangan itu tidak bisa kutolak demikian saja.
Jadi jawaban, kukeluarkan kejantanannya dari badanku, kuminta dia rebah di lantai kamar mandi beralas handuk, aku juga menginginkan ngerjain dia, fikirku. Tanpa ada menanti saat lebih lama sekali lagi, demikian dia kemampuanng, kukangkangkan kakiku di berwajah sampai dia bisa rasakan cairan orgasme yang meleleh dari vaginaku.
Rasain, fikirku. Tapi aku salah, nyatanya dia jadi dengan suka hati mengisap vaginaku sampai merasa kering serta kembali mempermainkan lidah mautnya di vaginaku. Agak kesusahan juga aku ber-hula hop karna merasa kejantanannya yang besar mengganjal didalam serta mengganggu pergerakanku.
Makin kupaksakan makin nikmat rasa-rasanya serta makin cepat pergerakan bergoyangku kesenangan itu makin bertambah, jadi hula hop-ku makin cepat serta lebih tidak teratur. Kuamati muka Hasim yang ganteng bersimbah peluh serta tampak menegang dalam kesenangan, tangannya meremas-remas buah dadaku dengan liarnya sembari mempermainkan putingku.
Nyaris saja aku orgasme sekali lagi bila tidak selekasnya kuhentikan pergerakanku, tapi nyatanya Hasim tidak ingin berhenti. Saat aku hentikan pergerakanku, nyatanya malah dia menggoyang badanku sembari menggerak-gerakkan pinggulnya hingga vaginaku tetaplah terkocok dari bawah, serta kembali orgasmeku tidak terbendung sekali lagi untuk beberapa kalinya.
Hasim tetaplah saja mengocok, walau dia paham aku tengah di puncak kesenangan birahi. Kesempatan ini aku betul-betul lemes mes mes, tapi Hasim tidak juga mengentikan pergerakannya. Kutelungkupkan badanku diatas badannya, hingga kami sama-sama berpelukan.
Dinginnya AC tidak dapat mengusir panasnya permainan kami, peluh kami telah menyatu dalam kesenangan nafsu birahi. Hasim memelukku serta mencium mulutku sembari kembali mempermainkan lidahnya, kejantanannya masih tetap keras bercokol di vaginaku, merasa panas telah, atau mungkin saja lecet.
Selang beberapa saat nafsuku bangkit sekali lagi, kuatur tempat kakiku sampai aku bisa menaik-turunkan badanku agar kejantanan Hasim dapat sliding sekali lagi. Walau kakiku merasa lemas, kupaksakan untuk men-sliding kejantanan Hasim yang kelihatannya semakin lama semakin mengeras.
Melihatku telah kecapean, Hasim memohonku untuk masuk ke bathtub serta kuturuti hasratnya agar aku kembali pada tempat doggie. Sebelumnya memasukkan kejantanannya, Hasim buka kran air sampai keluarlah air dingin dari shower diatas, lalu dengan mudahnya dia melesakkan kejantanannya ke vaginaku untuk beberapa kalinya.
Bercinta dibawah guyuran air shower buat badanku fresh kembali, kelihatannya dia bisa membaca tekad lawan mainnya, kesempatan ini kocokannya beragam pada cepat keras serta perlahan. Tidak ingin kalah, sesudah merasa staminaku agak sembuh, kuimbangi pergerakan sodokan Hasim dengan menggoyang-goyangkan pantatku ke kiri serta ke kanan atau maju mundur melawan pergerakan badan Hasim.
Serta benar saja, selang beberapa saat kurasakan cengkeraman tangan Hasim di pantatku mengencang, kurasakan kejantanan Hasim merasa jadi membesar serta dibarengi semprotan serta denyutan yang demikian kuat dari kejantanan Hasim.
Vaginaku merasa dihantam kuat oleh gelombang air bah, denyutan serta semprotan itu demikian kuat sampai aku terikut melambung menjangkau puncak kesenangan yang ke demikian kalinya. Kami orgasme dengan berbarengan pada akhirnya, badanku segera terkulai di bathtub.
Kucuran air kurasakan demikian sejuk menimpa badanku yang masih tetap berpeluh. Hasim ambil sabun serta menyabuni punggungku dan semua badanku. Dengan gentle dia memperlakukan aku layaknya seperti seseorang lady sampai aku usai mandi.
Dengan cuma berbalut handuk aku keluar kamar mandi menuju ranjang untuk beristirahat. Kulihat Fahri telah kenakan piyama serta duduk di sofa memerhatikanku keluar dari kamar mandi. Expresi di muka Fahri tidak bisa kutebak, tapi tidak ada tampak cahaya kemarahan atau cemburu lihat bagaimana aku bercinta dengan Hasim di kamar mandi sepanjang lebih dari satu jam.
Aku segera merebahkan badanku di ranjang yang hangat, mataku telah sangat berat untuk terbuka, masih tetap kudengar sayup-sayup perbincangan Fahri sebelumnya aku terlelap dalam tidurku.
“Kamu hebat Hasim, belum juga sempat ada yang buat dia orgasme terlebih dulu, bahkan juga sesudah bermain dengan dua orang. ” kata Fahri saat Hasim keluar dari kamar mandi.
“Ah umum saja Om. ” jawab Hasim kalem merendah.
“Emang dia seringkali melayani 2 orang sekalian..? ” lanjut Hasim.
“Ah bukanlah masalahmu anak muda, oke Hasim, pekerjaan anda telah usai, uang anda berada di samping TV serta anda bisa pergi. ” kata Fahri
“Om, bisa saya saran..? ”
“Silakan..! ”
“Kalau saya bisa tinggal serta temani lebih lama bahkan juga hingga pagi, biarkanlah tidak usah ada penambahan bayar overtime, aku jamin dia tentu lebih dari senang. ”usul Hasim.
“Cilaka.., ” fikirku. Aku tidak paham apa yang disebutkan Fahri karna telah terlelap dalam tidur indah. Tak tahu telah berapakah lama tertidur saat kurasakan sesuati menggelitik vaginaku.
Sembari buka mata yang masih tetap berat, kulihat kepala telah tenggelam di selangkanganku yang sudah tebuka lebar. Ah, Hasim mulai sekali lagi, fikirku. Saat aku melihat ke sofa mencari Fahri, kulihat dia telanjang duduk di samping Hasim yang telanjang sembari tersenyum ke arahku.
Jadi siapa yang bermain di vaginaku sekarang ini, terkaget aku dibuatnya. Segera duduk kutarik rambutnya serta nyatanya si Boris, rekan Hasim yang kusuruh pulang dengan si pendek barusan.
Sesungguhnya dia tidak dipilih bukanlah karna aku tidak tertarik, tapi aku mesti mengambil keputusan satu diantara dua yang baik.
“What the hell going on here..? ” fikirku, tapi tidak pernah terucap karna permainan lidahnya benar-benar menggetarkan perasaan kewanitaanku.
Kubiarkan Boris bermain di selangkanganku serta kunikmati permainan lidahnya, walau tidak sepintar Hasim, tapi masih tetap membuatku menggelinjang-gelinjang kesenangan.
“Ugh.., shh..! ” aku mulai mendesis. Kubenamkan kepala Boris lebih dalam untuk memperoleh kesenangan lebih jauh. Boris menjilatiku dengan hebatnya sampai sebagian waktu hingga kulihat Hasim berdiri dari tempatnya serta hampiri Boris.
Diangkatnya kakiku sampai terpentang serta Hasim mengganjal pantatku dengan bantal sampai tempat vaginaku saat ini menantang ke atas. Hasim ganti tempat Boris, menjilati vaginaku dengan mahirnya, lalu mereka bertukar tempat sekali lagi.
Cukup lama juga Hasim serta Boris menjilati vaginaku dengan simultan. Sensasinya benar-benar mengagumkan sampai aku larut dalam kesenangan. Jilatan Boris telah beralih ke daerah anusku, saat Hasim menjilati pahaku selalu naik serta berhenti untuk bermain di daerah vaginaku. Narasi Seks Paling baru
“Aahh.., gilaa.., aagh.., shit.. yess..! ” aku terkaget, karna baru kesempatan ini aku dijilati oleh dua lelaki di daerah kewanitaanku. Pikirkan dua lidah dengan satu di anus serta satunya di vagina. Keduanya demikian expert dalam permainan lidah.
Aku tidak paham bagaimana melukiskan dengan kalimat, sensasi ini terlalu berlebih bagiku, bahkan juga terbayang juga tidak sempat. Dengan penuh gairah mereka bermain di ke-2 lubangku, aku tidak paham mesti berkata apa terkecuali mendesah serta menjerit dalam kesenangan birahi.
Aku mencari pegangan jadi pelampiasan rasa histeriaku, tapi tidak kudapatkan sampai pada akhirnya kuremas-remas sendiri buah dadaku yang turut menegang. Tidak tahan menahan sensasi yang terlalu berlebih, pada akhirnya aku menjangkau orgasme duluan.
Orgasme paling cepat sepanjang hidupku, tidaklah sampai penetrasi serta tidak lebih dari 15 menit, satu rekor yang tidaklah perlu dibanggakan. Mulut Hasim tidak sempat beranjak dari vaginaku, disedotnya vaginaku layaknya seperti vacum cleaner.
“Shit.. Hasim.. stop.. stoop..! Please..! ” pintaku menahan malu. Lidah Hasim naik menelusuri perutku serta berhenti diantara ke-2 bukit di dadaku, lantas mendaki sampai menjangkau putingku. Dikulumnya lantas sembari meremas buah dadaku dia mulai mengulum serta mempermainkan putingnya dengan lidah mautnya.
Belum juga pernah kurasakan mautnya permainan lidah Hasim, aku rasakan Boris sudah menyapukan kejantanannya di bibir vaginaku sebentar serta segera kejantanan Boris tanpa ada basa basi segera melesak masuk ke vaginaku.
Kurasakan ada ketidaksamaan rasa dengan Hasim karna memiliki bentuk memanglah berlainan. Miliki Hasim besar serta melengkung ke kiri bawah, agak unik, sedang Boris kecil panjang melengkung lurus ke atas, jadi di sini kurasakan dua rasa.
Hilang ingatan, bila barusan siang kurasakan miliki Hasim yang banyak menggesek sisi kananku, saat ini kurasakan sisi atas vagina terima sensasi yang hebat, karna kejantanan Boris memiliki kepala yang besar, menyodok-nyodok dinding vaginaku.
Ke-2 kakiku dipentangkan dengan lebar oleh Boris, Hasim jadi bertambah gairan bergerilya menelusuri ke-2 bukit serta nikmati kenyalnya bukit serta putingku yang semakin menegang. Tangannya tidak henti meremas serta mengelus ke-2 bukit di dadaku, kadang-kadang berwajah dibenamkan diantara ke-2 bukitku seperti orang gemas.
Boris semakin kencang mengocok vaginaku sembari menjilati jari-jari kakiku. Aku menggelinjang semakin tidak karuan diperlakukan ke-2 anak muda ini. Kocokan serta remasan tanganku di kejantanan Hasim semakin keras menyeimbangi permainan mereka.
“Uugghh.. sshh.. kalian.. me.., me.. mang gilaa..! ” teriakku. Permainan mereka makin ganas mengerjaiku. Kutarik badan Hasim ke atas, saat ini Hasim telah berlutut di samping kepalaku, kejantanannya yang tegang pas ke arah wajahku.
Selekasnya kulahap kejantanannya, saat ini aku ingin mengulumnya karna kejantanan itu paling akhir kali masuk di vaginaku, tidak seperti waktu pertama barusan, tak tahu dengan siapa sebelumnya aku. Seperti sangkaanku, mulutku nyatanya tidak bisa mengulum masuk semuanya batang kejantanannya, sangat besar untuk mulut mungilku.
Hasim saat ini mengangkangiku, kepalaku diantara ke-2 kakinya, sesaat kejantanannya kembali tertanam di mulutku. Dikocok-kocoknya mulutku dengan penis besarnya seakan berupaya menanamkan semua kedalam, tapi tetaplah tidak dapat, it’s too big to my nice mouth, very hard blowjob.
Kurasakan kesenangan yang mencapai puncak, serta kembali aku alami orgasme sebagian waktu lalu.
“Mmgghh.. mmgh.. uugh..! ” teriakku tertahan karna terhambat kejantanan Hasim, masih tetap untung tidak tergigit waktu aku orgasme.
Tanpa ada memberiku istirahat, mereka membalikkan badanku, saat ini aku tertumpu pada lutut serta tanganku, doggy model. Boris tetaplah bertugas di belakang sesaat Hasim duduk berselonjor dihadapanku.
Seperti terlebih dulu, Boris segera tancap gas mengocokku secara cepat, kurasakan kejantanannya semakin dalam melesak kedalam vaginaku, pinggangku dipegangnya serta gerakkan berlawanan dengan arah kocokannya, hingga semakin masuk kedalam di vaginaku.
Pada sakit serta nikmat telah susah dibedakan, serta aku tidak pernah berfikir lebih lama saat Hasim menyodorkan kejantanannya di mulutku kembali. Ke-2 lubang badanku saat ini terisi serta kurasakan sensasi yang mengagumkan.
Dengan selalu mengocok, Boris mengelus-elus punggungku, lalu tangannya menelusuri ke dadaku, dielus serta diremasnya dengan keras keduanya kadang-kadang mempermainkan putingku, kegelian serta kesenangan bercampur jadi satu.
Tidak ketinggal Hasim memegang rambutku, didorongnya agar kejantanannya bisa masuk lebih dalam di mulutku.
“Emmhh.., mhh..! ” desahku telah tidak keluar sekali lagi, sangat repot dengan kejantanan Hasim di mulutku. Kugoyang-goyangkan tubuhku, pantatku bergerak berlawanan pergerakan Boris serta kepalaku turun naik secara cepat mengocok Hasim.
Selang beberapa saat, “Shit.., aku ingin keluar..! ” teriak Hasim sembari menarik kepalaku ke atas, tapi aku tidak peduli, jadi kupercepat kocokan mulutku sampai menyemprotlah sperma Hasim dengan deras ke mulutku, semprotannya cukup kencang sampai segera masuk ke tenggorokanku.
Tanpa ada sangsi sekali lagi kutelan sperma yang berada di mulutku, Hasim menyeka sisa sperma di bibir yg tidak tertampung di mulutku. Kulihat senyum senang di muka Hasim, lantas dia berubah ke samping, nyatanya Fahri telah ada di samping ranjang, dia lalu ganti tempat Hasim berselonjor dihadapanku.
Tanpa ada menanti lebih lama sekali lagi segera kukulum kejantanan dia yang basah, kurasakan aroma sperma, kelihatannya dia habis berejakulasi lihat permainan kami bertiga. Karna ukuran kejantanan Fahri tidak sebesar miliki Hasim, jadi dengan gampang aku melahap semuanya sampai habis hingga ke pangkal batangnya, serta selekasnya mengocok keluar masuk.
Boris mendorong badanku sampai telungkup di ranjang, tak tahu bagaimana tempat dia dengan badanku telungkup, dia tetaplah mengocok vaginaku dengan ganasnya. Fahri cuma bisa mengelus rambutku serta mempermainkan buah dadaku dari bawah.
Selang beberapa saat Boris mencabut kejantanannya, serta segera berbaring di sebelahku. Aku tahu tujuannya, sesungguhnya harusnya aku yang mengatur dia bukanlah demikian sebaliknya, tapi toh kuturuti juga.
Kutinggalkan Fahri serta aku menaiki badan Boris, kejantanannya masih tetap menegang ke atas, kuatur badanku sampai vaginaku cocok dengan kejantanannya yang telah menanti, lantas kuturunkan pantatku serta bles. Segera saja aku bergoyang salsa di atasnya.
Saat ini aku pegang kendali, pantatku kuputar-putar hingga vaginaku merasa diaduk-aduk olehnya. Boris memegangi ke-2 buah dadaku serta meremasnya. Fahri berdiri diatas ranjang serta menghampiriku, dia menyodorkan kembali kejantanannya, kubalas dengan jilatan serta kuluman.
Nyatanya Hasim yang telah recovery tidak ingin ketinggal, dia berdiri di bagian yang lain serta menyodorkan kejantanannya ke arahku. Saat ini tanganku memegang dua penis yang berlainan, baik dari ukuran, bentuk serta kekerasannya, belum juga yang tertanam di vaginaku, aku tengah nikmati tiga jenis penis saat ini.
Kupermainkan Hasim serta Fahri dengan bertukaran di mulutku pada kuluman serta kocokan tangan. Pantatku tidak sempat berhenti bergoyang diatas Boris, benar-benar satu sensasi serta kesenangan yang begitu terlalu berlebih serta rasa-rasanya tidak kebanyakan orang bisa menikmatinya.
Beruntungkah aku..? Entahlah, yang pasti saat ini aku tengah melambung dalam lautan kesenangan birahi teratas. Tak tahu telah berapakah banyak cairan vaginaku terkuras keluar. Boris belum memerlihatkan sinyal tanda juga akan orgasme.
Aku ganti pergerakanku, saat ini turun naik sliding di atasnya, kulepas tangan kiriku dari penis Hasim serta kuelus kantong pelir Boris untuk menaikkan rangsangan kepadanya. Nyatanya Boris melawan pergerakanku dengan menaik-turunkan pantatnya berlawanan denganku hingga kejantanannya semakin menancap dalam, tangannya tidak sempat melepas remasannya dari buah dadaku.
Hasim bergerak ke belakangku, dielusnya punggungku serta elusannya berhenti di lubang anusku. Dengan ludahnya dia mengolesi lubang itu serta coba memasukkan jarinya kedalam, sebentar terlintas dipikiranku kalau dia ingin anal, bermakna double penetration.
Aku belum juga siap karenanya, tidak seseorang juga terkecuali suamiku yang memperoleh anal dariku. Kuangkat tangannya dari anusku, tandanya penolakan serta dia tahu. Hasim berlutut di belakangku, didekapnya badanku dari belakang serta tangannya turut meremas-remas buah dadaku.
Sembari menciumi tengkuk serta telingaku, kejantanannya melekat hangat di pantatku, saat ini dua gunakan tangan di ke-2 buah dadaku. Karna didekap dari belakang aku tidak bisa bergerak dengan leluasa, mengakibatkan Boris lebih bebas mengocok vaginaku dari bawah.
Aku telah tidak bisa mengontrol badanku sekali lagi, tak tahu telah berapakah kali aku alami orgasme, walau sebenarnya masih tetap dengan Boris. Ada dua sekali lagi penis menanti giliran nikmati vaginaku, Hasim serta Fahri, suamiku.
Tidak lama sesudah mengocokku dari bawah, kurasakan tubuh Boris yang menegang lalu disusul denyutan keras di vaginaku. Demikian keras serta deras semprotan spermanya sampai aku tersentak kaget terima sensasi itu sampai aku menyusul orgasme sebentar sesudahnya.
Demikian nikmat serta nikmat, untung aku pernah keluarkan kejantanan Fahri dari mulutku sebentar sesudah kurasakan semprotan Boris, bila tidak nyaris tentu dia juga akan tergigit waktu aku ikuti orgasme.
Badanku segera melemas, aku segera terkulai diatas badan Boris. Hasim telah melepas dekapannya serta Fahri duduk di samping Boris, kelihatannya mereka menanti giliran. Napasku telah ngos-ngosan, aku bisa rasakan degup jantung Boris yang masih tetap kencang, keringat kami telah bercampur jadi satu. Narasi Seks Paling baru
Kejantanan Boris masih tetap tertanam di vaginaku walau telah melemas sampai pada akhirnya keluar dengan sendirinya. Hasim menawariku lippovitan, penambah daya. Sesudah aku berbaring di samping Boris, bermakna dia telah bersiap untuk bertempur denganku, selekasnya kuhabiskan minuman itu, kesegaran masuk di badanku selang beberapa saat.
“Gila anda Ndre, nyatanya tidak kalah dengan Hasim. ” komentarku.
“Ah umum Mbak, kita telah umum hubungan kerja kok. ” jawabnya.
“Makanya kompak kan Mbak, serta Mbak termasuk juga hebat dapat melayani kami sendiri-sendiri dalam sehari, serta baru saja yaitu satu jam 17 menit. ”
Hasim menimpali. “Biasanya kami segera main bertiga, serta itu tidak lebih lama dari pada sendiri-sendiri, paling lama 1/2 jam telah KO. ” kembali Boris menaikkani.
Aku ke kamar mandi agar tubuh fresh, kuguyurkan air hangat di sekujur badanku, kusiram rambutku yg tidak karuan bercampur bau sperma. Jarum jam telah tunjukkan jam 10. 30 malam saat aku keluar dari kamar mandi.
Kulihat mereka duduk di sofa, Hasim serta Boris di sofa panjang sesaat Fahri di sofa satunya, masih tetap bertelanjang. Saat aku datang cuma berbalut handuk, ranjang telah dirapikan, tak tahu apa gagasan mereka, fikirku.
Persetan yang perlu aku bisa nikmati serta kuikuti permainannya. Rupanya aku sangat lama serta asik mandi sampai tidak paham bila makanan datang serta telah tersaji di meja. Aku terasa lapar, maklum habis usai dengan Hasim disambung sama Boris serta aku belum juga makan mulai sejak barusan siang.
Aku duduk diantara Hasim serta Boris, yang lalu diterima tarikan handuk pembalut badanku oleh Hasim sampai lepas. Keduanya segera mencium pipiku kiri kanan serta kusambut remasan di kejantanan mereka yang agak menegang.
“Makan dahulu yuk..! ” ajakku segera ke meja. Kami berempat bertelanjang makan dengan sembari menceritakan pengalaman mereka.
Aku tidak berani makan sangat banyak, takut bila sangat banyak bergoyang jadi sakit perut, yang perlu tidak lapar serta bisa menaikkan daya kelak, kelihatannya mereka lakukan hal yang sama. Sesudah istirahat usai makan, kembali aku duduk diantara dua anak muda itu.
Kesempatan ini mereka segera mencium leherku di kiri serta kanan sembari meremas-remas dadaku semasing satu. Fahri berdiri ke arah kami, dia memohon Hasim beralih tempat, serta dia segera lakukan hal yang sama, menciumi leherku serta selalu turun ke dada, saat ini Boris serta Fahri mengulum putingku di kiri serta kanan.
Hasim tidak ingin jadi pemirsa, dia segera bejongkok diantara kakiku, melebarkannya serta lidahnya mulai menelusuri di vaginaku. Mungkin saja dia masih tetap mencium aroma sperma Boris karna memanglah tidak kubersihkan, tapi dia tidak peduli, jilatan untuk jilatan menelusuri di vaginaku, dipermainkannya vaginaku dengan lidah serta jari tangannya.
Kesenangan mulai kurasakan, foreplay dengan 3 orang sekalian, juga akan percepat perjalanan menuju puncak kesenangan birahi. Dengan kemahiran permainan lidah Hasim, aku telah terbakar birahi, kepalanya kujepit dengan ke-2 kakiku agar lebih merapat di selangkanganku.
Aku tidak ingin peristiwa barusan terulang sekali lagi, layu sebelumnya birahi.
“Sshh.., Hasim masukin Sayang.., saat ini..! ” pintaku di sela kuluman Boris serta Fahri di dadaku. Tanpa ada menanti ke-2 kalinya, Hasim selekasnya bangkit serta menyapukan kepala kejantanannya ke vaginaku, nyatanya Boris ikuti Hasim, dia stand by di sebelahnya sembari mementangkan kakiku lebar.
Tidak seperti terlebih dulu, kesempatan ini Hasim segera mengocokku cepat serta keras, aku segera menggeliat kaget, tapi selekasnya mulutku dibungkam dengan ciuman bibir oleh Fahri. Boris sembari memegangi kakiku, dia menjilati ke-2 jari kakiku dengan bertukaran.
Aku menginginkan menjerit dalam kesenangan tapi tidak bisa karna lidah Fahri masih tetap nikmati bibirku. Kocokan Hasim jadi bertambah cepat, iramanya sulit ditebak karna sangat banyak improvisasi, aku kerepotan ikuti iramanya, selain memanglah dia expert mempermainkan iramanya, dilain bagian aku juga repot hadapi dua orang yang lain.
Fahri minta aku mengulum kejantanannya, jadi kusingkirkan Hasim dari vaginaku, aku segera jongkok dimuka dia yang duduk di sofa, segera mengulum penisnya yang telah tegang. Hasim tidak ingin menanti lebih lama, dengan doggy model dia mulai masuk vaginaku.
Sodokan awal perlahan-lahan, tapi setelah itu semakin keras serta cepat. Boris, aku tidak paham di mana tempat dia, tapi yang kutahu dia stand by di samping Hasim.
Kugoyang-goyangkan pantatku ikuti irama Hasim, semakin lama semakin merasa enaknya, cukup lama dia mengocokku dengan beragam macam pergerakan sampai saat puncak kesenangan nyaris kurengkuh, tiba tiba dia mencabut kejantanannya.
Aku ingin memprotes, tapi saat kutengok ke belakang nyatanya Boris telah bersiap menukar tempat Hasim, serta sekali dorong tanpa ada menanti reaksiku amblaslah kejantanannya ke vaginaku. Lagi kurasakan ketidaksamaan sensasi dari keduanya.
Entahlah aku tidak bisa memastikan mana yang lebih nikmat. Boris segera menggoyang sembari mengocokku dengan iramanya sendiri. Waktu Boris tengah memacuku secara cepat, mendadak Fahri menyemprotkan spermanya di mulutku, terkaget juga aku, karna terkonsentrasi pada kocokan Boris sampai kurang memerhatikan ke Fahri.
Kujilati sisa sperma di kejantanan dia yang tidaklah terlalu banyak. Nyatanya Hasim telah ganti tempat Boris, lalu mereka bertukar sekali lagi demikian selanjutnya tak tahu telah berapakah kali bertukar menggilirku sampai aku telah tidak bisa membedakan sekali lagi apakah yang mengocok vaginaku Boris atau Hasim, keduanya keduanya sama nikmat.
Mereka tidak memperdulikan telah berapakah kali puncak birahi telah kurengkuh. Sepanjang aku belum juga katakan stop, mereka selalu memacuku ke puncak kesenangan. Tak tahu telah berapakah lama dengan doggy model, lututku merasa lelah.
Aku merangkak naik ke sofa yang ditinggal Fahri, tetaplah dengan tempat doggy sofa mereka tidak memberiku peluang bernapas. Melayani satu Boris atau Hasim saja aku telah kerepotan, terlebih hadapi mereka berdua dengan berbarengan, serta mereka demikian kompak melayani birahiku.
Berkali-kali mereka coba memasukkan kejantanannya ke lubang anus, tapi senantiasa kutolak serta kutuntun kejantanannya kembali pada vaginaku. Kunikmati sodokan untuk sodokan dari belakang tak tahu dari Hasim atau Boris sampai mendadak kurasakan ketidaksamaan yang mencolok, demikian kecil serta rasa-rasanya seperti cuma masuk separoh saja kocokannya.
Aku melihat kebelakang, nyatanya Fahri turut bergiliran dengan mereka. Nyatanya mereka lakukan permainan. Saat Fahri tengah mengocokku, Hasim serta Boris mengundi siapa selanjutnya, demikian halnya saat Hasim menyodokku, Fahri serta Boris mengundi selanjutnya, demikian selanjutnya.
Aku mengharapkan agar Fahri tidak sempat menang. Saat giliran nyatanya ditetapkan tidak lebih dari 3 menit untuk orang selanjutnya, yang orgasme duluan mesti merelakan diri jadi pemirsa. Tak tahu telah berapakah lama berjalan, lututku telah lemas, tapi serangan dari belakang tidak alami penurunan juga, aku heran juga nyatanya Fahri bisa sedikit menyeimbangi permainan Hasim serta Boris.
Serta benar sangkaanku, selang beberapa saat saat si penis kecil tengah mengocokku, kurasakan denyutan-denyutan pada dinding vaginaku serta kudengar teriakan Fahri tandanya dia orgasme. Lalu kembali vaginaku bertukar penghuni dengan bertukaran.
Mereka mengerjakannya dengan kompak, banyak sekali lagi macam yang dikerjakan mereka kepadaku, baik di ranjang, di meja makan, sembari berdiri menghadap dinding, mereka lebih sukai lakukan dengan simultan.
Saat aku nyaris hentikan permainan, mereka berikan sinyal agar aku berjongkok diantara mereka serta dengan sedikit pertolongan kuluman serta kocokan pada kejantanan mereka dengan bertukaran, pada akhirnya menyemprotlah sperma mereka dengan nyaris berbarengan.
Semuanya memuncrat ke muka, sebagaian masuk mulut sampai ke badanku. Aku begitu nikmati saat semprotan untuk semprotan menimpa muka serta badanku, merasa demikian erotic. Kami semuanya rebah di ranjang, jarum jam tunjukkan 01, 30 awal hari, bermakna sekitaran dua jam bercinta dengan tiga orang sekalian, benar-benar permainan yang indah serta jauh memuaskan. Narasi Seks Paling baru
Satu persatu tertidur kelelahan tetap dalam kondisi telanjang. Tidak lama mataku terpejam saat kurasakan ciuman di mulutku, Boris yang telah menindihku berbisik,
“Boleh tidak aku minta sekali lagi. ” bisiknya perlahan di telingaku.
Tanpa ada menjawab, kubuka kakiku serta dengan mudahnya dia memasukkan kejantanannya kedalam. Dengan goyangan perlahan-lahan seperti nikmati, nyatanya tidak lama dia telah orgasme, nyatanya dapat pula dia orgasme secara cepat, mungkin saja 15 menit.
Lalu kami kembali tertidur. Selang beberapa saat peristiwa barusan terulang sekali lagi, kesempatan ini dengan Hasim. Secara cepat juga dia menyelesaikan keinginannya. Saat kami semuanya terbangun jam 10 pagi, rasa-rasanya aku baru saja tidur, Kulihat Fahri telah menggunakan baju, sesaat Hasim serta Boris masih tetap telanjang terlibat perbincangan dengan Fahri.
“Pagi Sayang, bagaimana mimpi indahmu..? ” tanyanya.
“Terlalu indah untuk satu mimpi. ” jawabku yang segera ke kamar mandi untuk berendam menyingkirkan capek. Selang beberapa saat saat tengah asik berendam, nampaklah Hasim serta Boris di pintu kamar mandi yang memanglah tidak kukunci.
“Mau ditemenin mandi Mbak..? ” bertanya Boris.
“Pasti asik bila mandi bertiga. ” sambung Hasim.
Serta pada akhirnya telah bisa disangka, kembali kami lakukan permainan seks bertiga, tapi kesempatan ini dikerjakan di kamar mandi, nyatanya sensasinya berlainan dari barusan malam. Banyak pula aku belajar macam baru.
Bertiga di kamar mandi, baik itu di bathtub, shower maupun di meja westafel kamar mandi, benar-benar pengalaman yang mengagumkan.
No comments:
Post a Comment