pasang banner
pasang banner
pasang banner

Wednesday, May 16, 2018

Cerita Dewasa Bercinta Dengan Pegawai Bank


Saya merasa malu menceritakan cerita dewasa tentang pemerkosaan ini, benar-benar bikin malu karena sebenarnya saya tidak inginkan narasi ini berjalan pada rida rekanan kantorku. Rida yakni seorang gadis 20 tahunan yang bekerja di satu bank negeri di kota Bkl. Ia tinggal di rumah kos bersamaan seorang relasi wanitanya, Ita, yang bekerja di bank yang sama walau pada cabang yang berbeda. Ia memiliki tubuh yang kencang. Wajahnya cukup manis dengan bibir yang penuh, yang selalu dipoles dengan lipstik warna terang. Pastinya jadi seorang teller di bank penampilannya harus selalu dijaga. Ia selalu terlihat manis dan harum. itu awal cerita pemerkosaan itu.

Sehari di sore hari Rida terkejut saksikan kantornya telah gelap. Berarti pintu telah dikunci oleh Pak Warto dan Diman, satpam mereka. Dia barusan pergi ke WC lebih dulu sebelum akan pulang. Mungkin saja saja mereka mengira ia sudah pulang. Baru saja ia akan menggedor pintu, biasanya sebagian satpam duduk di pintu luar. Ada berita sebagian satpam di kantor bank itu akan diberhentikan karena pengurangan karyawan, Rida merasa kasihan namun tidak bisa melakukan perbuatan apa-apa. Seingatnya ada kurang lebih 6 orang satpam disana. Berarti banyak juga korban PHK peluang ini.

“Mau kemana Rida? ”, mendadak seseorang memberikannya teguran dari kegelapan meja teller.

Rida terkejut, ada Warto dan Diman. Mereka menyeringai.

“Eh Pak, kok sudah dikunci? Saya menginginkan pulang dulu.. ”, Rida menyapa mereka berdua yang mendekatinya.

“Rida, kami juga akan diberhentikan besok.. ”, Warto berkata.

“Iya Pak, saya juga tidak bisa apa apa.. ”, Rida menjawab.

Di luar hujan mulai turun.

“Kalau sekian.. kami minta kenang-kenangan saja Mbak”, mendadak Diman yang lebih muda menjawab sambil menatapnya tajam.

“I.., iya.., besok saya belikan kenang-kenangan.. ”, Rida menjawab.

Mendadak ia merasa gugup dan cemas. Warto mencekal lengan Rida. Terlebih dulu Rida tersadar, ke-2 tangannya telah dicekal ke belakang oleh mereka.

“Aah! Jangan sampai Pak! ”.

Diman menarik blus warna ungu miliki Rida. Gadis itu terkejut dan tersentak waktu kancing blusnya berhamburan. “Sekarang saja Rida. Kenang-kenangan untuk seumur hidup! ”.

Warto menyeringai saksikan Diman merobek kaos dalam katun Rida yang berwarna putih berenda. Rida berusaha meronta. Namun tidak berdaya, dadanya yang kencang yang terbungkus bra hitam berendanya mencuat keluar.

“Jangannnn! Lepaskannn! ”, Rida berusaha meronta.

Hujan turun dengan derasnya. Diman sekarang ini berusaha turunkan celana panjang ungu Rida. Ke-2 lelaki itu sudah sejak mulai lama memperhatikan Rida. Gadis yang mereka kenali tubuhnya demikian kencang dan sintal. Diam-diam mereka sering mengintipnya waktu ke kamar mandi. Saat ini mereka sudah tidak tahan sekali lagi. Rida menyepak Diman dengan keras.

“Eit, melawan juga si Mbak ini.. ”, Diman hanya menyeringai.

Rida di seret ke meja Head Teller. Dengan sekali kibas semua peralatan di meja itu berhamburan bersih.

“Aahh! Jangan sampai Pak! Jangannn! ”, Rida mulai menangis waktu ia ditelungkupkan di atas meja itu.

Sebentar ke-2 tangannya senantiasa dicekal Warto, Diman sekarang ini lebih leluasa turunkan celana panjang ungu Rida. Sepatunya terlepas.

Diperlakukan sesuai sama itu, Rida juga mulai merasa terangsang. Ia dapat rasakan angin dingin menerpa kulit pahanya. Perlihatkan celananya telah terlepas jatuh. Rida lemas. Hal seperti ini untungkan ke-2 penyiksanya. Dengan mudah mereka melepaskan blus dan celana panjang ungu Rida. Rida gunakan setelan pakaian dalam berenda warna hitam yang mini dan sexy. Awalilah pemerkosaan itu. Pantat Rida yang kencang mulai ditepuk oleh Warto bertubi-tubi, “Plak! Plak! ”.

Tubuh Rida memang kencang menggairahkan. Payudaranya besar dan kencang. Semuanya tubuhnya pejal kenyal. Dalam keadaan menungging di meja begini ia tampak demikian menggairahkan. Diman menjambak rambut Rida sampai dapat saksikan wajahnya. Bibirnya yang penuh berlipstik merah menyala buat huruf O. Matanya basah, air mata mengalir di pipinya.

“Sret! ”, Rida tersentak waktu celana dalamnya telah ditarik robek.

Menyusul branya ditarik dengan kasar. Rida benar-benar merasa terhina. Ia ditinggalkan hanya dengan gunakan stoking sewarna dengan kulitnya. Sebentar penis Warto yang besar dan keras mulai melesak di vaginanya.

“Ouuhh! Adduhh..! ”, Rida merintih.

Seperti anjing, Warto mulai menyodok nyodok Rida dari belakang. Sebentar tangannya meremas-remas dadanya yang kencang. Rida hanya bisa menangis tidak berdaya.

Mendadak Diman mengangkat wajahnya, lantas menyodorkan penisnya yang keras panjang. Memaksa Rida buka mulutnya. Rida memegang tepi meja menahan rasa ngilu di selangkangannya sesaat
Diman memperkosa mulutnya. Meja itu berderit derit ikuti sentakan-sentakan tubuh mereka. Warto menghimpit dari belakang, Diman menyodok dari depan. Bibir Rida yang penuh itu terbuka lebar-lebar menaruh kemaluan Diman yang senantiasa keluar masuk di mulutnya. Mendadak Warto mencabut kemaluannya dan menarik Rida.

“Ampuunnn…, hentikan Pak.. ”, Rida menangis tersengal-sengal.

Warto duduk di atas sofa tamu. Lantas dengan dibantu Diman, Rida dinaikkan ke pangkuannya, berjumpa dengan pahanya yang terbuka.

“Slebb! ”, kemaluan Warto kembali masuk ke vagina Rida yang sudah basah.

Rida menggelinjang ngilu, melenguh dan merintih. Warto kembali memeluk Rida sambil memaksa melumat bibirnya. Lantas mulai mengaduk aduk vagina gadis itu. Rida masih tetap tersengal-sengal melayani serangan mulut Warto waktu dirasakannya satu hal yang keras dan basah memaksa masuk ke lubang anusnya yang sempit. Diman mulai memaksa menyodominya.

“Nghhmmm..! Nghh! Jahannaammm…! ”, Rida berusaha meronta, namun tidak berdaya.

Warto senantiasa melumat mulutnya. Sebentar Diman memperkosa anusnya. Rida lemas tidak berdaya sebentar ke-2 lubang di tubuhnya disodok bertukaran. Payudaranya diremas dari depan maupun belakang. Tubuhnya yang basah oleh peluh semakin buat dirinya tampak erotis dan merangsang. Juga rintihannya. Mendadak pergerakan ke-2 pemerkosanya yang semakin cepat dan dalam mendadak berhenti. Rida ditelentangkan dengan tergesa lantas Warto menyodokkan kemaluannya ke mulut gadis itu. Rida gelagapan waktu Warto mengocok mulutnya lantas mendadak kepala Rida dipegang erat dan…

“Crrrt! Crrrt! ”, cairan sperma Warto muncrat dalam mulutnya, bertubi-tubi.

Rida merasa akan muntah. Namun Warto senantiasa menekan hidung Rida hingga ia terpaksa sekali menelan cairan kental itu. Warto senantiasa memainkan batang kemaluannya di mulut Rida hingga bersih.

Rida tersengal sengal berusaha menelan semua cairan lengket yang masih tetap tersisa di langit-langit mulutnya.

Mendadak Diman ikut memasukkan batang kemaluannya ke mulut Rida. Kembali mulut gadis itu diperkosa. Rida begitu lemah untuk berontak. Ia pasrah hingga kembali cairan sperma isi mulutnya.

Masuk ke tenggorokannya. Rida menangis sesengggukan. Diman memakai celana dalam Rida untuk bersihkan sisa spermanya.

“Wah.. bener-bener waktu dulu indah, Yuk.. ”, papar Warto sambil buka pintu belakang.

Tak lama kemudian 3 orang satpam beda masuk.

“Ayo, sekarang ini giliran kalian! ”, Rida terkejut saksikan ke-3 satpam bertubuh kekar itu.

Ia akan diperkosa bergiliran semalaman. Celakanya, ia sudah pamit dengan rekanan sekamarnya Ita, bila ia tidak pulang malam hari ini karena harus ke tempat tinggal saudaranya hingga tentu tidak akan ada yang mencarinya.

Rida ditarik ke tengah lobby bank itu. Dikelilingi 6 orang lelaki kekar yang sudah buka pakaiannya semasing hingga Rida dapat saksikan batang kemaluan mereka yang telah mengeras.

“Ayo Rida, kulum punyaku! ”, Rida yang hanya gunakan stoking itu dipaksa mengoral mereka bergiliran.

Tubuhnya mendadak di buat dalam keadaan seperti merangkak. Dan satu hal yang keras mulai melesak paksa di lubang anusnya


“Akhh…, mmmhhh.., mhhh…”, Rida menangis tidak berdaya.

Sebentar mulutnya dijejali batang kemaluan, anusnya disodok-sodok dengan kasar. Pinggulnya yang kencang dicengkeram.

“Akkkghhh! Isep teruss…!, Ayooo”.

Satpam yang tengah menyetubuhi mulutnya mengerang waktu cairan spermanya muncrat isi mulut Rida. Gadis itu gelagapan menelannya hingga habis. Kepalanya dipegangi begitu erat. Dan lelaki beda selekasnya menyodokkan batang kemaluannya menukar partnernya. Rida dipaksa menelan sperma semua satpam itu bergiliran. Mereka juga bergiliran menyodomi dan memperkosa semua lubang di tubuh Rida bergiliran.

Tubuh Rida yang sintal itu basah berbanjir peluh dan sperma. Stokingnya telah penuh noda-noda sperma kering. Selanjutnya Rida ditelentangkan di sofa, lantas sebagian satpam itu bergiliran mengocok kemaluan mereka di wajahnya, kadang-kadang mereka memasukkannya ke mulut Rida dan mengocoknya disana, hingga lewat cara bergiliran sperma mereka muncrat di semuanya muka Rida.

Waktu telah selesai Rida kemampuanng dan tersengal-sengal lemas. Tubuh dan wajahnya belepotan cairan sperma, keringat dan air matanya sendiri. Rida pingsan. Namun sebagian satpam itu kenyataannya belum juga suka.

“Belum pagi nih”, papar salah seorang dari satpam itu.

“Iya, saya masih tetap belum juga puas…”.

Selanjutnya terlihat ide mereka yang beda.

Tubuh telanjang Rida diikat erat. Lantas mereka membawanya ke belakang kantornya. Bagian belakang bank itu memang masih tetap sepi dan banyak semak belukar. Rida yang tetap masih dalam keadaan lemas diletakkan sekian saja di satu pondok tua tempat sebagian pemuda berkumpul saat malam. Hujan telah berhenti namun udara masih tetap sekian dinginnya. Mulut Rida disumpal dengan celana dalamnya. Waktu malam semakin larut baru Rida tersadar. Ia tersentak tahu tubuhnya tetap masih dalam keadaan telanjang bulat dan terikat tidak berdaya. Ia benar-benar merasa dilecehkan karena stokingnya masih tetap terpasang.

Mendadak saja terdengar suara beberapa lelaki. Dan mereka terkejut waktu masuk.

“Wah! Ada hadiah nih! ”, aroma alkohol kental keluar dari mulut mereka.

Rida berusaha meronta waktu mereka mulai menggerayangi tubuh sintal telanjangnya. Namun ia tidak berdaya. Ada 8 orang yang datang. Mereka selekasnya menyalakan lampu listrik yang remang-remang. Tubuh Rida mulai menjadikan bulan-bulanan. Rida hanya bisa menangis pasrah dan merintih tertahan.

Ia ditunggingkan di atas lantai bambu lantas sebagian lelaki itu bergiliran memperkosanya. Semua lubang di tubuhnya lewat cara bergiliran dan bersamaan disodok-sodok begitu kasar. Kembali Rida bermandi sperma. Mereka menyemprotkannya di punggung, di pantat, dada dan wajahnya. Setiap waktu akan pingsan, seseorang akan menampar wajahnya hingga ia kembali tersadar.

“Ini kan teller di bank depan? ”

Mereka tertawa-tawa sambil senantiasa memperkosa Rida dengan bermacam tempat. Rida yang masih tetap terikat dan terbungkam hanya dapat pasrah menuruti perlakuan mereka. Cairan berwarna putih dan merah kekuningan mengalir dari lubang pantat dan vaginanya yang telah memerah karena dipaksa terima.

sekian banyak batang penis. Waktu seseorang tengah ribet menyodominya, Rida tidak tahan sekali lagi dan selanjutnya pingsan. Tidak tahu sudah berapakah kali sebagian pemabuk itu menyemprotkan sperma mereka ke semuanya tubuh Rida terlebih dulu selanjutnya meninggalkannya sekian saja setelah mereka suka. END

No comments:

Post a Comment