pasang banner
pasang banner
pasang banner

Thursday, June 7, 2018

Kisah Seks Aku Jadi Taruhan Seks Suamiku


Rita (34) hampir putus harapan dalam melakukan hidup ini. Suaminya, Aryo, malah membuatnya jadi seseorang pelacur. Aku tidak sempat menganggap bila Mas Aryo tega jual badanku. Saat pertama kalinya aku mengenalnya, dia yaitu lelaki yang baik serta senantiasa menjagaku dari beragam godaan lelaki beda. Kami menikah lima th. waktu lalu serta dikarunai seseorang anak lelaki berumur tiga th. serta kami berikan nama Rizal. Perkawinan kami mulus-mulus saja hingga Rizal keluar di antara kami. Sudah pasti waktuku banyak tersita untuk mendidik Rizal.

Mas Aryo berkerja di perusahaan swasta yang beroperasi di sektor produksi kayu, sedang aku cuma tinggal dirumah. Namun aku tidak sempat mengeluh. Aku tetaplah sabar menggerakkan tugasku jadi ibu rumah-tangga sebaik-baiknya. Sesungguhnya sehari-hari mungkin Mas Aryo pulang sore hari. Namun akhir-akhir ini dia senantiasa pulang terlambat. Bahkan juga hingga tengah malam.

Sempat saat kutanyakan, kemana sajakah bila pulang terlambat. Dia cuma menjawab “Aku mencari pendapatan penambahan Rit”, jawabnya singkat.

Mas Aryo semakin seringkali pulang tengah malam, bahkan juga sempat 1x dia pulang dengan mulut berbau alkohol, jalannya agak sempoyongan, rupanya dia mabuk. Aku mulai bertanya-tanya, mulai sejak kapan suamiku mulai suka minum-minum arak. Sampai kini aku tidak sempat memandangnya begini. Terkadang ia memberi uang berbelanja lebih padaku. Atau pulang dengan membawa oleh-oleh buat aku serta Rizal anak kami.

Setiap saat aku menyinggung aktivitasnya, Mas Aryo berupaya hindari. “Kita lakukan saja peranan semasing. Aku mencari uang serta anda yang mengurusi tempat tinggal. Aku tidak sempat bertanya pekerjaanmu, jadi tambah baik anda juga begitu”, tuturnya.

Aku baru dapat menerka-nerka apa aktivitasnya saat satu malam, dia memohonku untuk jual gelang yang kupakai. Ia mengakui kalah bermain judi dengan seorang serta butuh uang untuk menutupi utang atas kekalahannya, jadi itu yang dikerjakannya sampai kini. Jadi seseorang istri yang berupaya berbakti pada suami, aku memberi gelang itu. Toh dia juga yang membelikan gelang itu. Aku memanglah di ajarkan untuk temani suami dalam sukai ataupun duka.

Satu sore waktu Mas Aryo belum juga pulang, seseorang rekannya yang mengakui bernama Bondan bertandang ke tempat tinggal. Kehadiran Bondan berikut yang menyebabkan perubahan dalam tempat tinggal tanggaku. Bondan datang untuk menagih utang-utang suamiku padanya. Jumlahnya sekitaran sepuluh juta rupiah. Mas Aryo berjanji untuk melunasi utangnya itu. Aku berkata terus-terang kalau aku tidak tahu-menahu tentang utang itu, lalu aku menyuruhnya untuk kembali besok saja.
Namun dengan pandangan nakal dia tersenyum, “Lebih baik saya menanti saja Mbak, itung-itung temani Mbak. ”
Aku agak risih mendengar ucapannya itu, lebih-lebih saat lihat tatapan liar matanya yang seolah-olah menginginkan menelanjangi diriku.
“Aryo tidak sempat narasi pada saya, bila ia mempunyai istri yang demikian cantiknya. Menurut saya, sayang sekali bunga yang indah cuma dipajang dirumah saja” ucap Bondan.

Aku semakin tidak enak hati mendengar perkataan rayuan-rayuan gombalnya itu, Namun aku coba menahan diri, karna Mas Aryo berutang uang padanya. Dalam hati aku berdoa supaya Mas Aryo cepat pulang ke tempat tinggal, hingga aku tidaklah perlu terlalu lama mengenalnya.

Untung saja selang beberapa saat Mas Aryo pulang. Bila tidak tentu aku telah muntah mendengar kata-katanya itu. Demikian lihat Bondan, Mas Aryo terlihat lemas. Dia paham tentu Bondan juga akan menagih hutang-hutangnya itu. Aku meninggalkan mereka di ruangan tamu, Mas Aryo kulihat menyerahkan amplop coklat. Mungkin saja Mas Aryo telah dapat melunasi hutangnya. Aku tidak bisa mendengar perbincangannya, namun kulihat Mas Aryo menunduk serta kadang-kadang tampak berupaya menyabarkan rekannya itu.

Sesudah Bondan pulang, Mas Aryo memohonku mempersiapkan makan malam. Dia nikmati hidangan makan malam tanpa ada banyak bicara, Aku juga bertanya apa sajakah yang dibicarakannya dengan Bondan. Aku mengerti Mas Aryo tengah jemu, jadi tambah baik aku menahan diri. Sesudah usai makan, Mas Aryo segera mandi serta masuk ke kamar tidur, aku menyusul masuk kamar satu jam setelah sukses menidurkan Rizal di kamarnya.

Saat aku masuk kamar tidur serta temaninya di ranjang, Mas Aryo lalu memelukku serta menciumku. Aku tahu dia juga akan memohon ‘jatahnya’ malam hari ini. Malam hari ini dia beda sekali sentuhannya lembut. Pelan-pelan Mas Aryo mulai melepas daster putih yang kukenakan, sesudah mencumbuiku sebentar, Mas Aryo mulai buka bra tidak tebal yang kukenakan serta melepas celana dalamku.

Kemudian Mas Aryo sedikit untuk sedikit mulai nikmati jengkal untuk jengkal semua sisi badanku, tak ada yang teratasi. Lalu aku menolong Mas Aryo untuk melapaskan semua baju yang dipakainya, hingga pada akhirnya aku dapat lihat penis Mas Aryo yang telah mulai agak menegang, namun belum juga prima tegangnya.

Dengan penuh kasih sayang kuraih batang kesenangan Mas Aryo, kumain-mainkan sebentar dengan ke-2 belah tanganku, lalu aku mulai mengulum batang penis suamiku dengan lembutnya. Merasa didalam mulutku, batang penis Mas Aryo terlebih kepala penisnya, mulai merasa hangat serta mengeras. Aku menyedot batang Mas Aryo dengan semampuku, kulihat Mas Aryo demikian bergairah, kadang-kadang matanya terpejam menahan nikmat yang kuberikan padanya.

Mas Aryo lalu membalas, dengan meremas-remas ke-2 payudaraku yang cukup menantang, 36B. Aku mulai rasakan denyut-denyut kesenangan mulai bergerak dari puting payudaraku serta mulai menyebar keseluruh sisi badanku yang lain, terlebih ke vaginaku. Aku rasakan liang vaginaku mulai merasa basah serta agak gatal, hingga aku mulai merapatkan ke-2 belah pahaku serta menggesek-gesekan ke-2 belah pahaku dengan rapatnya, supaya aku bisa kurangi rasa gatal yang kurasakan di belahan liang vaginaku.

Mas Aryo rupanya tanggap lihat perubahanku, lalu dengan lidahnya Mas Aryo mulai turun serta mulai mengulum daging kecil clitorisku dengan nafsunya, Aku begitu kerepotan terima serangannya ini, tubuhku merasa bergetar menahan nikmat, peluh ditubuhku mulai mengucur dengan deras disertai erangan-erangan kecil serta napas tertahan saat kurasakan aku nyaris tidak dapat menahan kesenangan yang kurasakan.

Pada akhirnya semua rasa nikmat makin mencapai puncak, waktu penis Mas Aryo, mulai tenggelam sedikit untuk sedikit kedalam vaginaku, rasa gatal yang kurasakan mulai sejak barusan beralih jadi nikmat waktu penis Mas Aryo yang sudah ereksi prima mulai bergerak-gerak maju mundur, seolah-olah menggaruk-garuk gatal yang kurasakan.

Suamiku memanglah jago dalam permainan ini. Tidak lebih dari lima belas menit aku berteriak kecil waktu aku telah tidak dapat sekali lagi menahan kesenangan yang kurasakan, badanku meregang demikian detik serta pada akhirnya roboh di ranjang saat puncak-puncak kenikamatan kuraih ketika itu, mataku terpejam sembari menggigit kecil bibirku waktu kurasakan vaginaku keluarkan denyut-denyut kenikmatannya.

Serta selang beberapa saat Mas Aryo menjangkau puncaknya juga, dia dengan cepatnya menarik penisnya serta beberapa detik lalu, air maninya tersembur dengan derasnya ke arah badan serta wajahku, aku membantunya dengan mengocok penisnya hingga air maninya habis, serta lalu aku mengulum kembali penisnya demikian lama, hingga pada akhirnya perlahan mulai mengurang tegangannya serta mulai lunglai.

“Aku betul-betul senang Rit, anda memanglah hebat”, pujinya. Aku masih tetap bergelayut manja di dekapan badannya.
“Rit, anda memanglah istriku yang baik, anda mesti dapat tahu kesulitanku sekarang ini, serta aku ingin anda menolong aku untuk mengatasinya”, tuturnya.
“Bukankah sampai kini aku telah demikian Mas”, sahutku. Mas Aryo mengangguk-angguk dengarkan ucapakanku.
Lalu ia meneruskan, “Kamu tahu maksud kehadiran Bondan barusan sore. Dia menagih utang, serta aku cuma mampu membayar 1/2 dari keseluruhnya utangku. Setelah lama berbicang-bincang ia tawarkan satu jalan keluar kepadaku untuk melunasi hutang-hutangku dengan satu prasyarat”, ucap Mas Aryo.
“Apa prasyaratnya, Mas? ” tanyaku penasaran.
“Rupanya dia menyukaimu, dia minta izinku supaya anda dapat temani dia semalam saja”, ucap Mas Aryo dengan perlahan serta tertahan.


Aku seperti disambar petir waktu itu, aku tahu makna ‘menemani’ sepanjang semalam. Itu bermakna aku mesti melayaninya semalam di ranjang seperti yang kulakukan pada Mas Aryo. Mas Aryo tahu keterkejutanku.
“Aku telah tidak paham sekali lagi dengan terlebih aku mesti membayar hutang-hutangku, dia telah meneror juga akan menagih lewat tukang-tukang pukulnya bila aku tidak dapat membayarnya hingga akhir minggu ini”, tuturnya lirih.

Aku cuma terdiam tidak dapat memberi komentar perkataannya itu. Aku masih tetap shock pikirkan aku mesti ikhlas memberi semua badanku pada lelaki yang belum juga kukenal sampai kini. Sikap diamku ini disimpulkan beda oleh Mas Aryo.
“Besok anda turut aku menjumpai Bondan”, katanya sekali lagi, sembari mencium keningku lantas pergi tidur. Saat itu juga aku membenci suamiku. Aku malas ikuti hasrat suamiku ini, namun aku harus juga pikirkan keselatan keluarga, terlebih keselamatan suamiku. Mungkin saja sesudah ini ia juga akan kapok berjudi sekali lagi fikirku.

Sore hari sesudah pulang kerja, Mas Aryo menyuruhku berhias diri serta kemudian kami pergi menuju tempat yang dijanjikan terlebih dulu, rupanya Mas Aryo mengantarku ke satu hotel berbintang. Saat itu saat telah tunjukkan sekitaran jam 20. 00 malam. Sepanjang hidup baru pertama kesempatan ini, aku pergi untuk bermalam di hotel.

Saat pintu kamar di ketuk oleh Mas Aryo, beberapa waktu lalu pintu kamar terbuka, serta kulihat Bondan menyongsong kami dengan hangatnya, Suamiku tidak terlalu lama, lalu ia menyerahkan diriku pada Bondan, serta lalu berpamitan.

Dengan lembut Bondan menarik tanganku masuk ruang kamarnya. Aku tertunduk malu serta wajahku merasa memerah waktu aku rasakan tanganku dijamah oleh seorang yang bukanlah suamiku. Nyatanya Bondan tidak seburuk yang kubayangkan, memanglah matanya berkesan liar serta seolah ingin melahap semua badanku, namun sikapnya serta perlakuannya kepadaku tetaplah tenang, hingga dikit untuk sedikit rasa grogi yang menyerangku mulai memudar.

Bondan bertanya dengan lembut, aku menginginkan minum apa. Kusahut aku menginginkan minum coca-cola, namun jawabnya minuman itu tak ada saat ini di kamarnya, lalu dia keluarkan sebotol sampagne dari kulkas serta menuangkannya sedikit sekitaran 1/2 sloki, lalu disuguhinya kepadaku, “Ini dapat menyingkirkan sedikit rasa gugup yang anda rasakan saat ini, serta dapat pula buat badanmu sedikit hangat. Kulihat dari barusan nampaknya anda agak kedinginan”, ucapnya sekali lagi sembari menyodorkan minuman itu.

Kuraih minuman itu, serta mulai kuminum dengan dikit untuk sedikit hingga habis, memanglah benar beberapa waktu lalu aku rasakan badan serta fikiranku agak tenang, rasa gorgi telah mulai menghilang, serta aku juga rasakan ada aliran hangat yang mengaliri semua syaraf-syaraf badanku.

Bondan lalu menyetel lagu-lagu lembut di kamarnya, serta mengajakku berbincang-bincang beberapa hal yang enteng. Sekitaran 10 menit kami bicara, aku mulai rasakan agak pening di kepalaku, badankupun limbung. Lalu Bondan merebahkan badanku ke ranjang. Beberapa menit aku rebahan diatas ranjang membuatku mulai dapat menyingkirkan rasa pening di kepalaku.

Namun aku mulai rasakan ada perasaan beda yang mengalir pada diriku, ada perasaan denyut-denyut kecil di semua badanku, makin lama denyut-denyut itu mulai merasa menguat, terlebih di bebrapa sisi sensitifku. Aku rasakan badanku mulai terangsang, walau Bondan belum juga menjamah badanku.

Saat aku mulai tidak kuasa sekali lagi menahan rangsangan di badanku, napasku mulai memburu terengah-engah, payudaraku seolah-olah mengeras serta betul-betul sensitif, vaginaku mulai merasa basah serta gatal yang menyengat, perlahan aku mulai menggesek-gesekkan ke-2 belah pahaku untuk kurangi rasa gatal serta merangsang didalam vaginaku. Badanku mulai menggeliat-geliat tidak tahan rasakan rangsangan semua badanku.

Bondan rupanya nikmati tontonan ini, dia memandangi kecantikan wajahku yang saat ini tengah terengah-engah bertanding melawan rangsangan, nafsunya mulai memanas, tangannya mulai meraba badanku tanpa ada dapat kuhalangi sekali lagi. Remasan-remasan tangannya di payudaraku membuatku tidak tahan sekali lagi, hingga tidak sadar aku melorotkan sendiri baju yang kukenakan. Waktu baju yang kukenakan terlepas, Mata Bondan tidak terlepas memandangi belahan payudaraku yang putih montok serta yang menyembul serta seolah menginginkan loncat keluar dari bra yang kukenakan.

Tidak tahan lihat pemandangan indah ini, Bondan lalu menggumuliku dengan panasnya sambil tangannya menghadap ke belakang punggungku, tidak lebih dari 3 detik, kancing bra-ku sudah terlepas, saat ini payudaraku yang kencang serta padat sudah membentang dengan indahnya, Bondan tidak ingin terlalu lama memandangiku, dengan buasnya sekali lagi ia mencumbuiku, menggumuliku, serta tangannya makin cepat meremas-remas payudaraku, cairan vaginaku mulai membasahi celana putihku.

Lihat ini, tangan bondan yang sampingnya sekali lagi mulai bermain-main di celanaku pas di cairan yang membasahi celanaku, aku rasakan nikmat yang betul-betul mengagumkan. Napasku betul-betul memburu, mataku terpejam nikmat waktu tangan Bondan mulai masuk celana dalamku serta memainkan daging kecil yang tersembunyi di ke-2 belahan rapatnya vaginaku.

Bondan memainkan vaginaku dengan ahlinya, membuatku sangat terpaksa merapatkan ke-2 belah pahaku untuk agak menetralkan serangan-serangannya, jari-jarinya yang nakal mulai menerobos masuk ke liang badanku serta mulai memutar-mutar jarinya didalam vaginaku. Tidak senang karna celana dalamku agak mengganggu, dengan cepatnya sekali pergerakan dia melepas celana dalamku. Aku saat ini betul-betul bugil tanpa ada tersisa baju di badanku.

Bondan tertegun sesaat memandangi pesona badanku, yang masih tetap bergeliat-geliat melawan rangsangan yang mungkin saja disebabkan obat perangsang yang disuguhi didalam minumanku. Dengan cepatnya pada saat aku masih tetap merangsang sendiri payudaraku, Bondan melepas secara cepat semua baju yang dipakai hingga pada akhirnya bugil juga. Aku makin bernafsu lihat batang penis Bondan sudah berdiri tegak dengan kerasnya, Besar serta panjang.

Secara cepat Bondan kembali menggumuliku dengan betul-betul keduanya sama dalam puncak terangsang, aku rasakan payudaraku terserang dengan remasan-remasan panas, serta.., ahh.., akupun rasakan batang penis Bondan dengan cepatnya menyodok menembus liang vaginaku serta menyentuh titik-titik kesenangan yang berada di dalam liang vaginaku, aku menjerit-jerit tertahan serta membalas serangan penisnya dengan menjepitkan ke-2 belah kakiku ke arah punggungnya hingga penisnya dapat menerobos dengan maksimum kedalam vaginaku.

Kami bercumbu dengan panasnya, bergumul, setiap saat penis Bondan mulai bergerak masuk menerobos masuk maupun waktu menarik ke arah luar, aku menjepitkan otot-otot vaginaku seperti akan menahan pipis, waktu itu aku rasakan nikmat yang kurasakan berlipat ganda kali enaknya, demikian halnya dengan Bondan, dia mulai keteteran menahan kesenangan tidak dapat dihindarinya. Hingga pada satu titik saya telah tampak juga akan orgasme, Bondan tidak menyia-nyiakan peluang itu, dengan hentakan2 penisnya yang dipercerpat.. pada akhirnya kemampuan pertahananku ambrol.. saya orgasme berkali-kali kurun waktu 10 detik.. Bondan rupanya juga telah tidak dapat menahan sekali lagi serangannya dia cuma diam sesaat untuk rasakan kesenangan dipuncak-puncak orgasmenya serta beberapa detik lalu mencabut batang penisnya serta tersemburlan muncratan-muncratan spermanya dengan adanya banyak membanjiri muka serta beberapa berlelehan di belahan payudaraku. Kamipun pada akhirnya tidur kelelahan sesudah bergumul dalam panasnya birahi.

Esok paginya, Bondan mengantarku pulang ke tempat tinggal. Kulihat suamiku menerimaku dengan muka tertuduk serta bicara sebentar sesaat aku masuk ke kamar anakku untuk memandangnya sesudah sepanjang hari tidak kuurus.

Sesudah peristiwa itu, aku serta suamiku pernah tidak bicara satu sama-lain, hingga pada akhirnya aku luluh juga waktu suamiku mohon maaf atas sikapnya yang mengakibatkan problem ini hingga berlangsung, namun hal tersebut tidak berjalan lama, suamiku kembali terjerat dalam permainan judi. Hingga otomatis akulah sebagai taruhan di meja judi. Bila menang suamiku juga akan memberi oleh-oleh yang banyak pada kami. Namun bila kalah aku mesti ikhlas melayani rekan-rekan suamiku yang menang judi. Hingga sekarang ini peristiwa ini masih tetap berulang. Oh hingga kapankah penderitaan ini juga akan selesai.

Kisah Mesum Clara Mahasiswi Jilbab Cantik Di Kampus



Perbincangan menelan saat sampai 3 jam, karna gw mesti mengajar di fakultas samping, serta bukanlah mata kuliah basic, tetapi mata kuliah tingkat 3 serta jadi bahan skripsi gw dahulu. Bu Laras menunjuk gw jadi penggantinya karna beliau berasumsi gw kompeten untuk mengajar ini. perkuliahan baru diawali minggu depan. Jatah 2 kelas penambahan diberi, buat saat istirahat serta riset gw menyusut, walaupun pundi keuangan jadi bertambah. Mungkin saja di universitas ini gw termasuk satu dari beberapa dosen muda yang bengal (gak nurut ketentuan). Mengajar dengan style urakan jenis mahasiswa. Beliau sendiri yang sempat katakan jika dosen diliat dari otaknya, bukanlah stylenya. Nah, mata kuliah yang beliau beri ini berada di fakultas samping, yang ketentuannya lebih ketat. Mengharuskan gw kenakan pakaian lebih sopan (sedikit). Narasi Seks Mahasiswi, cerita sex jilbab, ayam universitas sex, narasi sex kampus

Nonton Film Semi Dewasa Disini

Selasa, 9. 30

Gw telat di hari pertama gw masuk. Baju pendek dilapisi blazer untuk menutupi tattoo di tangan kiri gw jadi model andalan. Masih tetap stereotip jika orang bertattoo itu urakan, walaupun di fakultas asal, gw dapat seenaknya ngajar make lengan pendek. Pintu gw buka, gw duduk di meja dosen sembari keluarkan daftar hadirnya. Beberapa mahasiswi agak tercengang, lihat dosen dengan jenggot tidak tipis, rambut sebahu serta diikat.

“selamat siang, bu Laras gak dapat menghadiri kuliah ini karna mesti riset, sy wapol juga akan menukar beliau” kata gw buka kelas. Dari keseluruhan 23 orang di kelas, sebagian besar yaitu pria, sial. Namun ada satu mahasiswi yang mengambil perhatian gw, dari daftar hadirnya gw tau namanya Clara. Duduk di baris tengah, dengan rambut sebahu yang digerai, perawakan tinggi padat. Kenakan baju merah tidak tebal dengan jeans. kulit kuning langsat relatif putih dengan muka ciri khas metropolitan (muka anak gaul)

Situasi hening perlahan-lahan cair saat gw mulai materi. Gw bukanlah tipikal dosen serius karna sepanjang kuliah gw belajar jika dosen sangat serius Hanya buat setres. Mahasiswa juga mengerti jika gw gak seseram penampakannya. Kelas ini termasuk juga kelas yang kooperatif. Sama-sama lempar pertanyaan yang terkadang berbalut canda.

Minggu kedua

Seperti umum gw masuk serta mengemukakan materi. 15 menit berlalu serta pintu tetiba diketuk. Clara masuk dengan muka agak cemas, “maaf mas telat, bisa masuk? ” ya jadi ketentuan kelas jika haram hukumnya manggil gw pak. Sepintas gw lihat arloji, telatnya belum juga sangat jauh mengingat kelas mempunyai waktu 3 jam, jadi gw persilahkan dia masuk tapi duduk di row paling depan. Clara duduk pas berseberangan dengan gw.

1 jam berlalu, materi nyaris usai, gw memberi beberapa masalah latihan untuk ditangani, lalu duduk kembali di meja dosen. Waktu itu Clara memakai baju biru muda memiliki bahan seperti satin yang cukup menerawang, ditambah keringat yang masih tetap bercucuran serta buat bajunya sedikit basah. Sembari kadang-kadang menjawab pertanyaan dari mahasiswa beda, gw mengambil pandang ke arah Clara. Gw baru mengerti dibalik bajunya ia cuma kenakan bra, saat ia melihat ke belakang serta terpampang terang garis bra dari balik bajunya.

15 menit berselang, ia tetiba buka kancing teratas bajunya serta mengipas-kipaskan kerah bajunya. “panas banget ih” gerutunya. Gw berupaya mengambil pandang ke balik bajunya. Belahan dada yang sepintas tampak, mencilat di karna keringat yang masih tetap membasahi badannya. Mengharapkan kelas lebih lama berjalan supaya gw lebih lama memerhatikan badan Clara.

Kelas ini agak unik, walaupun sesudah jam usai, banyak yang belum juga membubarkan diri. Serta pada akhrinya gw mulai menyatu. Di kelas profesional, diluar kelas ngerokok bareng. Rian, satu diantara mahasiswa katakan begitu tidak sering dosen di fakultas ini gak ngasih jark ke mahasiswanya ampe ingin ngerokok bareng. Menurut gw sich yang perlu di kelas profesional, diluar kita rekan.

Minggu ke-5

Minggu ini presentasi kelompok-kelompok. Clara memakai kaos putih berbalut kardigan biru tua. Sembari menanti kelompoknya maju, ia duduk di baris depan. Sesudah gw suruh ia duduk di baris depan, ia relatif pilih baris depan dengan dua rekannya. Kaos yang ia gunakan mempunyai belahan rendah serta cukup menerawang. Samar tampak bra berwarna hitam dari balik kaosnya. Ukuran font presentasi yang kecil buat clara mesti memicingkan matanya serta sedikit cenderung ke depan. Gw yang duduk di meja depan memperoleh suguhan belahan dada yang cukup tampak dari balik kaosnya yang memanglah kendor. Satu peristiwa saat ia ajukan pertanyaan serta kardigannya agak turun, gw baru mengerti kalau bukanlah kaos yang ia gunakan, tapi tanktop dengan belahan samping yang lebih rendah dari belahan depannya. Buat bra hitamnya tampak terang. Ditambah gumpalan dada yang mencuat seperti bra tidak dapat menahannya.

Clara seperti sadar jika gw saksikan, tapi gw Berniat gak mengalihkan pandangan gw serta tetaplah melihat belahan dadanya. Ia sedikit lihat ke bawah, ke arah dadanya serta sadar jika agak sedikit terbuka, namun bukannya menarik ke atas tanktopnya, ia jadi biarkan serta bertanding seperti tak ada yang berlangsung. Untuk beberapa menit hingga presentasi usai gw bebas untuk selalu lihat dadanya. Satu peristiwa ia bahkan juga berniat menghimpit dadanya ke tengah dengan merapatkan ke-2 tangannya.

“iya kan mas? … mas? ” pertanyaan dari seseorang mahasiswa yang sekali lagi presentasi seperti membangunkan gw. “ah, iya lebih kurang seperti itu” jawab gw sekenanya sembari lihat ppt serta coba mengikut apa yang tengah dipertanyakan. Sepintas gw lihat ke arah Clara, iya tertawa kecil sembari tutup mulutnya dengan tangannya. “jadi, dia berniat? ” fikir gw.

Minggu ke 7

Satu minggu sebelumnya UTS, jalinan gw serta kelas ini makin dekat. Beberapa anak ada yang menghubungi gw, dari mulai nanya materi, hingga nanya mata kuliah beda. Hari ini, seperti berlainan, Clara memakai rok sepan pendek hitam, dengan baju merah (berlainan dengan beberapa minggu lantas), serta blazer. “mau lamaran kerja? ” canda gw ke Clara. Gw sadari beberapa anak juga kenakan pakaian lebih rapi dari umumnya. “ada presentasi buat UTS mas setelah ini, mesti rapi” jawab Clara. Make sense.

Seperti umum, Clara duduk di row depan, bertemu dengan meja gw. berhubung ini nyaris materi paling akhir sebelumnya UTS, gw merekap beberapa materi yang gw sampaikan. Tempat Clara yang ada di sudut, membuatnya mesti duduk agak menyamping supaya lihat papan catat. Awalannya umum, namun tetiba Clara memperlebar kakinya. gw masih tetap berfikir positif kalau itu cuma rutinitas duduknya. Namun beberpa lama ia tidak mengubah posissinya. Gw yang berdiri di bagian papan catat yang dekat meja gw, jadi dekat dengan Clara. Penasaran gw ngetes apa Clara betul-betul pamer buat gw, gw menulis sekali lagi beberapa point materi. Saat membalikan tubuh seperti menginginkan menerangkan, dengan berniat gw menjatuhkan spidol gw. gw lalu jongkok ambil spidol sembari lihat ke arah Clara, lebih persisnya ke arah roknya. Kondisi ini harusnya Clara selekasnya merapatkan kakinya, tapi ia tetaplah buka lebar kakinya hingga gw lihat sisi dalam paha mulusnya. Jika gw lebih jongkok atau lihat lebih lama harusnya gw dapat lihat celana dalamnya, tapi situasi gak sangat mungkin. Sembari menerangkan mata gw melihat semua mahasiswa, serta hingga pada akhirnya lihat Clara. Ia tersenyum sebentar, senyuman penuh kode, lalu baru merapatkan kakinya. apa berarti ini? Kelas usai dengan kepala gw penuh pertanyaan apa maksud Clara. tapi gw tidak berupaya untuk pikirkannya sangat dalam, mungkin saja ia Hanya menggoda.

Siang menuju sore itu gw kembali pada sekre untuk ambil beberapa data. Dari pada kerjakan di kantin atau di kosan, gw lebih milih ngerjain di kantin samping. Sekitaran jam 5 tetiba ada yang dateng nyapa gw “mas, ngapain? ” Clara tetiba duduk di samping gw, dengan dua orang rekannya. “ah ini, nugas” jawab gw sekenanya. Ia memerhatikan laptop serta setumpuk kertas di samping gw, “banyak ya? ” tanyanya penasaran. “yah lumayan, namanya juga kerja” jawab gw sembari mengisap rokok gw kembali. Gw tutup laptop serta membereskan dokumen yang menumpuk. Kerjaan ini dapat kelak sekali lagi, toh deadline masih tetap jauh. “yaah kok dimatiin? Ganggu ya mas? ” bertanya Clara, “enggak kok, memang telah selesai” jawab gw. Clara lalu mengajak gw bercakap, dari mulai beberapa hal remeh, hingga ke materi kuliah. 1/2 jam berlalu, langit mulai gelap. Perbincangan sekali lagi mengasyikkan, Clara bertanya beberapa hal mengenai gw, serta mengenai bu Laras. Ia penasaran seperti apa bu Laras, karna beliau populer di fakultasnya jadi dosen yang menyeramkan.

“Clar, balik yuk” bisik rekannya namun cukup keras hingga gw denger. “lo duluan dah, gw nanti aja” tolak Clara halus. Rekannya pergi, Clara mulai bertanya gw sekali lagi. Gw gabisa kabur dari matanya, serta tiap-tiap ia tersenyum mata gw seperti ditarik paksa untuk selalu memandangnya. Serta pada akhirnya langit beralih gelap. “laper gak? Makan yuk” bertanya gw yang mulai merasa laper. “mau siih… tapi boseen mas disini mulu” jawab Clara dengan muka manja. “ah saya 6 th. di samping tak ada bosennya”. Pernyataan ini menyebabkan rasa penasaran Clara, “kok gak bosen? Bukannya kantinnya gitu-gitu saja ya? ” bertanya dia lalu, “suasananya enak, jawab gw”. ia memutar matanya, agak bingung mungkin saja. “mau nyoba makan disana? ” tawar gw lalu. “boleh bisa, yuuk! ” Clara semangat sembari menarik tangan gw. lalu ia sadar, melepas tangan gw, agak tertunduk malu, “eh, maaf mas”. Gw kenakan tas gw, serta memegang jemari Clara, “yuk, enjoy saja kali”. Clara menyongsong dengan menggenggam tangan gw.

Gak lama memang kami bergandengan, gw segera melepas tangannya karna takut dengan regulasi universitas serta problem profesionalitas. 10 menit jalan pada akhirnya kami hingga ke kantin fakultas gw. situasi masih tetap sama, banyak anak yang main gitar sembari nyanyi gak terang. Kami duduk di sudut, agak jauh dari keramaian. Sembari kunyah makanan semasing, Clara terlihat bersenandung ikuti lagu. “enak ya ampe malem masih tetap ramai, pantes kerasan” celetuknya di dalam makan. “ya gtulah maka dari itu kerasan”. Kami usai makan serta meneruskan percakapan. “mas, mengapa make blazer selalu dah? ” bertanya Clara tetiba. Sesungguhnya gw males buka-bukaan, tapi yaudalah. Gw gak menjawab tapi jadi buka blazer gw. “ini kan ngelanggar ketentuan” jawab gw lalu sembari memberikan tattoo di pergelangan tangan kiri gw. “cool! ” Clara terlihat ketertarikan sembari memegangi ke-2 tangan gw. “arti gambarnya apa mas? ” bertanya Clara yang gw jawab dengan makna tattoo pohon yggdrasil di tangan kiri gw. ia masih tetap ketertarikan serta bertanya mengenai tattoo, ia juga bercerita beberapa rekannya yag mempunyai tattoo.

Pembicaraan kami semakin seru. Serta tetiba, “panas ya” seru Clara lalu sembari mengibas-kibaskan blazernya. “buka saja sich, ya panas lah, kantin” jawab gw sekenanya. Awalannya Clara terlihat menampik, ia sedikit berfikir lalu buka blazernya, nyatanya baju yang dipakainya yaitu baju tanpa ada lengan. Lengan putih mulus serta siluet sisi samping dadanya yang bulat membusung tampak terang. Mata gw gabisa terlepas dari dua bukit yang menjulang serta tampak terang. Gak merasa saat memberikan jam 9. Clara mengajak gw pulang. Gw menawari dia untuk diantar pulang.

Ubahan ia bangkit, menjulurkan tangannya, “yuk” ajak Clara sembari tersenyum. Gw bangkit serta mencapai tangannya. Berlainan dari gw barusan, ia tidak melepas pegangan tangannya. Kami jalan bergandengan sampai hingga ke parkiran dosen. sesungguhnya, dari kalimat Clara, jarak kosannya dari universitas Hanya hanya tembok universitas, tapi mesti muter karna make mobil. Di jalan tetiba Clara merangkul tangan kiri gw yang memang steady di tuas gigi, “dingin banget sich mas mobilnya” kata Clara manja. Gw dapat rasakan dadanya melekat di lengan gw, pas diatas sikut. “ya ingin bagaimana, malem, buka jendela saja? ” bertanya gw lalu dijawab dengan gelengan manja Clara. sekilas gw rasakan bra yang ia pakai bukanlah type bra yang bergabus tidak tipis, jadi dapat merasa empuk-empuk dadanya. Berniat gw naik turunin gigi, agar lengan gw bergerak menyenggol-nyenggol dada Clara. gw berfikir awalannya gak berniat ia menyentuhkan dadanya, tapi beberapa senggolan sampai yang berniat gw bergerak buat nyenggol, Clara gak merubah tempatnya. 15 menit serta kami hingga dimuka kosan Clara yang nyatanya Hanya berjarak 4 tempat tinggal dari kosan gw. Malam itu gw kepikiran, sesungguhnya mengapa Clara? apa dia sukai ama gw? atau ini cerita beda mahasiswa menjilat dosen untuk nilai? Entahlah.

Kamis malam, 2 hari setelahnya

Sekitaran jam 10 malam di kosan, gw baru merampungkan beberapa input data, serta bersiap streaming anime. Tetiba hape gw berbunyi, telpon dari Clara nyatanya. “mas, maaf mengganggu, sekali lagi di kosan gak? ” tanyanya dengan nada yang agak bergetar seperti habis nangis. “iya di kosan ni, mengapa ya? ” balas gw agak bingung. “Clara bisa kesana gak? Plis banget mas plis, kelak Clara jelasin” gw tidak tega dengan nada bergetarnya, juga karna kosan gw bebas campur jadi gak problem. Pada akhirnya gw iyain keinginan dia. Bakar rokok sebatang serta gw turun (kamar gw di lantai 3). Baru gw hingga pagar, tampak sesosok gadis jalan cukup cepat. Memakai Celana pendek kain sepaha, kaos bali gombrong, serta jaket yang gak diresleting, dengan tas ransel di punggungnya. Clara jalan tergopoh, gw segera mengajaknya masuk ke kamar gw.

“laptop Clara tetiba mati mas, gak ingin nyala sekali lagi, walau sebenarnya ada UTS dikumpulin besok pagi, bisa pinjem laptop mas gak? Plis, Clara kerjainnya disini deh” demikian masuk kamar, Clara segera menerangkan tujuannya. Gw segera mempersilahkannya make laptop gw. butuh diterangkan, kosan gw memang agak gede, kasur single di sudut, laptop gw taro di lantai, nyangkut ke speaker luar karna speaker laptop telah mati, serta Hanya dengan kipas laptop jadi alasnya, praktis jika ingin ngerjain suatu hal ya tiduran, atau dipangku laptopnya.

“emang warnet seberang kosan mu penuh? ” bertanya gw buka pembicaraan waktu Clara repot ngeluarin buku catetannya. “ga ada aplikasi statistik mas, Clara cemas banget. Pinjem ya” balas Clara dengan suara masih tetap cemas. Awalannya Clara kerjakan dengan memangku laptop, karna memang gw larang untuk narik ke manapun, sekali lagi nyetel lagu. Ia terlihat sedikit kesusahan mencocokan data di catatannya dengan yang dimasukan ke laptop, jdi gw ambillah gagasan ngebantu. Gw segera gunakan model kerja, tengkurep menghadap monitor.

“mas, agak panas ya? ” bertanya Clara tetiba sembari mengibas-kibaskan jaketnya. “yah memang kosanmu ada AC-nya, disini mah makenya kipas” jawab gw seadanya. “boleh Clara terlepas jaket? ” ia memohon izin lalu, gw cuma menjawab anggukan. Clara menyimpan laptop di lantai, bangkit serta melepas jaketnya. Lengan putih itu terlihat sekali lagi. Pakaian yang ia gunakan nyatanya nyaris tanpa ada lengan. Clara lalu jadi tengkurap di samping gw, “pegel mas lehernya nunduk mlu, sembari tiduran gapapa ya? ” tanyanya yang seperti gak perlu jawaban gw.

Gw seperti mendengar sekian kali samberan petir, yang lalu dibarengi guyuran hujan yang cukup deras. Tapi keseriusan kami gak terganggu karna deadline makin dekat. Jam 1/2 12, pada akhirnya Clara usai kerjakan UTSnya serta kirimnya ke e-mail dosen. “yah ujan mas? ” tanyanya baru sadar jika telah 1/2 jam lebih hujan deras. “kamu kemana saja? Konsentrasi banget” jawab gw sembari noyor kepalanya. “yaah bagaimana dong, miliki payung mas? ” tanyanya agak kuatir. “gapunya, lagian kosan anda kan deket, ujan-ujanan dikit gapapa” jawab gw sekenanya. “Clara sich gapapa, datanya basah bagaimana, masih tetap buat uas ini” serunya sembari menunjuk setumpukan kertas yang daritadi kami pelototin angka-angka di dalamnya. “yaudah tunggulah reda saja dahulu, ngapain kek” jawab gw sembari bangkit duduk. Clara masih tetap asik tengkurap. Desakan dari tubuhnya buat dadanya mencuat ke samping tertahan bra, bokongnya membusung berani, bulat serta seperti minta dicubit. Dalam hati uda keluar fikiran sampai kini Clara menunjukkan tubuhnya, bisa gw jamah nih. Tapi gw buang jauh-jauh fikiran itu, gw Hanya dosen pengganti, jika sampai Clara ngadu ke bu Laras usai semuanya karier nama baik gw.

“mas miliki film gak? Nonton saja yuk” tanyanya tetiba. “film apa? bokep? ” bertanya gw coba mancing. “yee janganlah, jika itu entar Clara gak pulang”. Jawaban itu aneh, apakah itu bermakna jika gw untuk dia terangsang dia ikhlas gw tiduri? Ah setan semakin merasuk. “tadi sekali lagi ingin nonton anime sich, tuch simak saja di tab” jawab gw lalu. “wah mas ngikutin ini? Ih episode baru uda keluar ya? Ingin dong ingin dong” jawab Clara ketertarikan saat lihat tab anime yang sekali lagi gw streaming. Pada akhirnya kami lihat lah itu film. “mas kok duduk? Clara tiduran saja gapapa kan? ” tanyanya tetiba di sesudah mulai film. “pegel, sakit keteken gaenak” jawaban gw masih tetap selalu memancing. Fikiran gw telah mulai kotor selalu ngeliat pantat serta dada yang terjepit itu. “hah sakit? Ooh dedeknya yaa… ahahaha” Clara seperti memahami serta jadi bercanda. Mengapa pancingan gw terus menerus diterima, hmmm. “iya lah, gede sich jadi ketindihan kan sakit, hahaha” jawab gw selalu memancing. “hmmm sombongnya, segede apa sich? ” bertanya Clara nantang. Gw telah mulai frontal serta menjurus. “gede deh, masuk mulut anda mah gak muat” jawab gw sekalian menantang. “dih, iya deh, mulut Clara yang kecil mas itu sih” jawabannya nyatanya gak seperti yang gw berharap. Gw sangka dia akan nantangin. Gw patah akal, gw kembali nanya ke Clara, “kamu sendiri tengkurep gitu gak sesek? ” gw nanya sekalian tangan gw nunjuk ke arah dadanya. “hah? ini? engga sich, gak sesek Hanya ngganjel ajah” kata Clara sembari tangannya memegang dada sisi sebelahnya.

Clara lalu bangkit, duduk di samping kanan gw. tuturnya sesek lama-lama tiduran. Ya okelah, kami lalu mulai melihat episode baru anime itu. Baru berlalu 15 menit tetiba petir menyambar keras, serta listrik segera padam. “hiyaaaah gelap mas” sontak Clara tetiba. “trafo kesamber petir kali” jawab gw enjoy. “mas kok suaranya ilang juga? Speaker laptopnya kemana? ” bertanya Clara yang mengerti film yang kami lihat tetiba mute. “rusak speakernya, maka dari itu make speaker luar” jawab gw. “oh” Clara menjawab seperti kehabisan stock pertanyaan. Ruangan gelap gulita, sinar Hanya dari monitor laptop. Kami berdua diam tersisa berisik guyuran hujan menghujam talang air serta atap mobil.

Gw melihat Clara, ya cuma berwajah yang tampak terang disinari monitor laptop. Clara seperti sadar pandangan gw gak bergerak dari berwajah, “kenapa mas? Liatin aja” tanyanya. “cakep juga anda ya” jawab gw sembari melihat lurus matanya. “dih kemana saja satu bulan lebih setiap selasa ngeliat? ” candanya sembari sedikit tertawa. “selama ini ada pengalih selalu kan, saat ini Hanya anda yang keliatan, nyatanya cantik” jawaban gw bernada serius, meredakan tawa kecil Clara. ia juga melihat lurus mata gw. perlahan-lahan tangan gw merangkul Clara, tidak ada perlawanan.

Kami berdua diam sama-sama berpandangan. Tangan gw naik sampai ke belakang kepalanya, sedikit membelai rambutnya serta perlahan-lahan menarik kepalanya mendekati gw. sesaat tangan kiri gw perlahan-lahan tutup monitor laptop. Sinar makin meredup karna menghadap semakin ke bawah, temaram gw dapat lihat mata Clara perlahan-lahan tertutup saat kepalanya makin mendekati kepala gw. tidak ada perlawanan sekalipun. Serta monitor laptop telah seutuhnya tertutup, ruang ini gelap gulita pas saat bibir gw menyentuh bibir Clara. tarikan napas cukup panjang sayup terdengar diantara guyuran hujan saat bibir kami bersentuhan. Tidak ada penolakan, gw mulai melumat bibir Clara. bibir mungil itu sedikit terbuka, berikan ruangan untuk lidah gw bergerilya masuk, yang segera diterima oleh lidahnya yang seperti telah tidak sabar.

Di dalam silat lidah ini, tangan Clara perlahan-lahan merangkul gw. tangan kanan gw masih tetap menahan kepalanya untuk gak berhenti berciuman. Napasnya terdengar semakin cepat. Tangan kiri gw yang telah bebas pekerjaan perlahan-lahan membelai perutnya, begitu perlahan-lahan naik sampai sisi bawah dadanya. Mencari lampu hijau, gw colek-colek sedikit dadanya. Bukanlah penolakan yang gw bisa, tapi tarikan napas cepat saat gw menyentuh dadanya. Ini tandanya yang gw mencari. Jemari gw segera terbuka lebar, gw angkat sedikit serta segera meremas dada kanan Clara. “mmmmhhhhhh” Clara melenguh di dalam ciuman kami yang makin intim. Gw menyedot paksa lidah Clara masuk ke rongga mulut gw.

“ngghh nghhh nghhh” Clara mendesah teratur saat gw meremas dadanya dari luar kaos. Tangan kiri gw berhenti meremas dada Clara serta mulai bergerilya ke balik kaos. Perlahan-lahan gw sentuh perutnya, selalu naik ke atas. Kemauan gw ingin masuk segera ke balik bra, nyatanya sempit banget, begitu susah untuk dijamah. Clara tetiba sedikit mendorong gw, sampai melepas ciuman kami. “susah ya? ” tanyanya sembari sekelebat gw lihat tangannya menghadap ke punggungnya. Ia lalu turunkan tali bra dari lengannya. sesudah melepas ke-2 bagian tali bra dari tangannya, Clara segera merangkul gw serta melumat liar bibir gw. tangan kanan gw merangkul punggung Clara, serta tangan kiri gw kembali bergerilya masuk ke balik kaosnya. Saat gw merasakan bra Clara telah turun, segera gw tarik keluar serta gw lempar asal-asalan. Tangan kiri gw segera bergerilya masuk kembali serta meremas dadanya. “aaaaahhhhhh” saat itu juga Clara melepas ciumannya untuk melenguh panjang. Lalu ia kembali melumat bibir gw, lidahnya liar menari didalam mulut gw saat tangan kiri gw bermain di dadanya, meremasnya sampai mencubit putingnya. Clara merangkul gw erat, buat tangan kiri gw terjepit diantara dadanya, gabisa melakukan perbuatan apa-apa terkecuali meremasi ke-2 dadanya. Sesaat mulut kami terkunci dalam satu ciuman yang semakin memanas.



Perlahan-lahan gw melepas ciuman kami, kepala gw turun. Clara melepas rangkulannya. Ke-2 tangan gw meremas dada Clara sembari menolak kaosnya ke atas. Kepala gw perlahan-lahan menghadap ke dada kirinya. Clara terlihat memahami, ia segera menaikan kaosnya melalui kepalanya serta membuangnya tak tahu kemana. Gw gigit kecil puting kirinya sembari gw remas dada kanannya. Bertukaran perlakuan ini ke dua dadanya sembari kadang-kadang gw isap putingnya kuat-kuat. “aahhh maaaas, enak banget siih…aaaaahh” Clara melenguh, meracau sejadinya saat putingnya gw isap kuat-kuat. Di dalam permainan ini, tetiba listrik kembali menyala. Mata gw seperti terkena blitz, jelas sebentar baru lalu terang gw saksikan puting pink yang telah mencuat dari dada putih bulat membusung. Gw lalu merampungkan permainan, akan lihat ekspresi Clara.

Clara terlihat agak malu, mungkin saja listrik yang menyala seperti menyadarkan dia sebentar, namun libidonya sangatlah tinggi, berwajah sayu. “kenapa mas? ” hardik Clara saat gw lihat muka cantiknya dalam situasi jelas benderang. Semuanya tampak terang, bra putih serta kaosnya yang bergeletakan juga kembali tampak. “ga Hanya mukanya cantik, dadanya bagus juga banget sich kamu” puji gw. Clara sedikit tersipu, “ah dapat saja mas”. Beberapa detik kami kembali sama-sama diam, agak kikuk mesti meneruskan permainan atau bagaimana. Sampai tetiba tangan Clara menghadap ke selangkangan gw, serta segera mengusap-usap penis gw dari luar celana. “mana yang tuturnya gak muat di mulut, Clara ingin cobalah dong” goda Clara sembari tangannya mengusap-usap penis gw. matanya begitu sayu, ia lalu juga menggigit bibir bawahnya sesudah bicara. Libidonya terang sangatlah tinggi.

Gw segera melempar tubuh gw kemampuanng di lantai, berikan kebebasan pada Clara untuk ngapa-ngapain gw. ia lalu duduk di samping gw, tangannya mengelus-elus penis gw dari luar celana. Ia lalu turunkan sedikit celana serta cd gw, membut kepala penis gw keluar serta batang penis terjepit celana. Lalu menjilati perlahan-lahan kepala penis gw. kadang-kadang Clara ngeliat gw sembari tersenyum menggoda. Seperti senang ngebuat gw kentang, baru ia lalu turunkan celana gw, serta melemparkannya asal-asalan. Ia juga menaikan sedikit pakaian gw agar gak menghambat penis. Penis gw tegak berdiri, serta Clara agak terbelalak. “gede ya, muat gak nih” tak tahu ini ekspresi kaget asli atau seperti lip service. Ia lalu beranjak duduk diantara paha gw.

Tangannya mengocok perlahan penis gw sembari perlahan-lahan Clara mendekatkan berwajah. Kembali ia menjilati kepala penis gw. baru lalu mulutnya terbuka lebar serta perlahan-lahan memasukan penis gw ke mulutnya sembari tangannya tetaplah mengocok perlahan batang penis gw. Clara mengulum perlahan-lahan, kepalanya naik turun. Saat kulumannya semakin dalam, tangannya beranjak turun serta mengaduk-aduk ke-2 biji gw. 3 menit berlalu, kepalanya semakin cepat bergerak naik turun. Tangannya bertopang di panggul gw. penis gw merasa hangat walaupun kadang-kadang terantuk gigi. sekeras apa pun Clara berupaya, kemampuan mulutnya cuma hingga ¾ penis gw. “phuaaaahh, susaaah” seru Clara sembari melepas kulumannya. gw tersenyum ngocol, “ga muat kan”. Clara terlihat sedikit cemberut, terasa dianya tidak berhasil terima tantangan. Rautnya tetiba beralih tersenyum, “Clara tau langkahnya, tentu muat ampe ujung”. “gimana? ” bertanya gw sekalian nantang. “mas tutup mata dahulu, rahasia ini, pokoknya ampe ujung” pinta Clara sembari menaikan kaos gw. pas saat leher kaos melalui hidung ia berhenti. Buat mata gw ketutup serta ke-2 tangan gw menghadap ke atas. “janji gaboleh simak, pokoknya Clara geram jika mas liat” rajuknya. “iya, cobalah mana trick rahasianya” tantang gw. memang mata gw ketutup sekalipun, gw gabisa ngeliat apa-apa seperti waktu gelap barusan. Gw dapat merasakan tangan Clara mengocok perlahan-lahan penis gw. lalu melepasnya. Kok gw jadi gak diapa-apain gini? “Clara mana tricknya? ” bertanya gw sembari meyakinkan Clara gak pergi. “sebentar mas” jawab Clara sembari gw rasakan tangannya kembali mengocok penis gw tapi dengan tempat yang aneh. Gw rasakan genggamannya aneh.

tetiba bleeesss…”hhhhaaaaahhhh”Clara melenguh kencang berbarengan dengan gw rasakan penis gw masuk ke satu goa yang begitu sempit, hangat, berlendir serta berdenyut di semua sisinya. Gw segera menaikan kaos gw serta membuangnya, sedikit bangkit serta gw saksikan Clara berjongkok menghadap gw, telanjang bulat tanpa ada apa pun menutupinya sekali lagi. terlihat vagina berwarna coklat muda yang dipenuhi bulu-bulu halus. Penis gw seutuhnya tertanam kedalam vagina Clara. ia lalu tersenyum senang dengan muka yang sangatlah sange. “muat kan mas ampe ujung” tuturnya sembari perlahan-lahan bergoyang naik turun. “iya muat ampe ujung, tapi curang, itu bibir bawah, bukanlah bibir atas” gw masih tetap berupaya bicara di dalam kesenangan mengagumkan ini. “sshhh…ahhh… gapapahhhh…lebih enak juga kan, ahhhh” Clara berupaya menggoda gw sembari bergoyang naik turun. “ahhh, iya enaak” gw telah gabisa nahan sekali lagi, dinding vagina Clara selalu menghimpit penis gw, buat sensasi yang begitu nikmat.

Setiap saat Clara bergerak turun, gw hentakkan pantat gw ke atas, jadikan pergerakan gw serta Clara sama-sama berlawanan. Tiap-tiap hentakkan yang berlangsung Clara senantiasa melenguh kencang. “aaahh…uuhhh… mhhh…enaak maaas”. Ke-2 tangan gw juga meremas dada Clara yang berguncang liar, sembari kadang-kadang mencubit putingnya. 10 menit berlalu, “ahh maasss keluaaar” Clara melenguh kencang, serta satu hentakkan keras paling akhir buat badannya membusung serta bergetar. penis gw merasa dimandikan oleh cairah hangat yang mengguyur didalam vagina Clara. Clara segera rubuh ke depan, gw menahannya serta segera memeluknya. “enaak banget mas…enak banget” bisik Clara. gw peluk dia serta membalik tempat, ia saat ini dibawah. Kakinya gw topang di bahu gw. perlahan-lahan gw pompa Clara. “ahh iya mas teruss…ahhh” Clara meracau sejadinya saat gw percepat pergerakan gw. bermain di rpm tinggi buat Clara meracau makin aneh, “ahhh teruss… fuck.. yess.. ahhh…” lengkingan, racauan, serta lenguhan menyatu dengan napas yang semakin cepat serta hujan yang masih tetap deras.

Sekitaran 10 menit hingga gw rasakan gw nyaris keluar. “ahhh mas ingin keluar lagi” Clara bersiap untuk orgasme keduanya, juga gw rasakan telah di ujung. Kaki Clara tetiba turun serta menyilangkannya di punggung gw, mengunci tempat gw saat ini. “terus maas Clara ingin keluaar” Clara meracau semakin liar ampe gw mesti nyium dia untuk tutup mulutnya. Kakinya mengunci di punggung gw, tangannya mengikat leher gw untuk gak melepas ciuman, serta badannya bergetar hebat. Gw rasakan penis gw seperti dipijat, semua dinding vaginanya berdenyut, buat vaginanya semakin sempit serta berikan pijatan hebat ke semua penis gw. “sssshhhaaaaaahhhh”Clara mendesah lemas dibarengi dengan guyuran cairan hangat. Serta gw menjangkau ujungnya, “ra, ingin keluaar” gw perlambat pergerakan gw, bersiap mencabut penis gw. tapi kaki Clara mengikat gw semakin kuat, bokongnya bergoyang seperti minta untuk gw pompa lebih cepat. Tangannya mengunci di tengkuk gw. ia melepas ciumannya, berbisik di telinga kiri gw “ga ingin, ahhh… gak boleeeh, ahh… entot teruus…jangan dilepas…ahhh” gw hilang akal, gw pompa Clara secepat serta sekeras yang gw dapat. “aaahhhh iyaaaahhhh…teruuus” Clara semakin meracau. Gw gabisa nahan muatan penis gw sekali lagi. Satu hentakan paling akhir penis gw masuk sedalam mungkin saja ke vagina Clara, serta segera memuntahkan lava putih hangat di liang rahim Clara. badan gw bergidik, 7 semprotan bersarang dalam vaginanya. “aaaaaahhhh enaaaaak” Clara mendesah serta meracau saat ia gw rangkul erat sembari penis gw memuntahkan semua muatannya.

Sesudah percaya semuanya muatannya keluar, Clara baru melepas semua kunciannya serta baru gw cabut penis gw. gw duduk diantara paha Clara, lihat lava putih perlahan-lahan meleleh keluar bercampur cairan hangat dari vagina yang menganga. Tangan Clara menengadah ke atas minta gw memeluknya. Gw tidur di sebelahnya serta memeluk Clara erat. Kami kembali berciuman sebentar. “enak banget mas, sumpah untuk apa pun enak” puji Clara. gw cuma menjawab dengan senyuman. Beberapa menit isi tenaga, Clara lalu bangkit serta pergi ke kamar mandi untuk bersihkan vaginanya. gw geser tiduran di kasur. Fikiran gw baru agak jernih, inget jika gw buang muatan didalam. Deg-degan juga sich. Clara keluar dari kamar mandi, gw masih tetap gak berani katakan apa-apa. ia lalu duduk di bibir ranjang. Lihat gw dengan mata penuh kenikmatan, lalu pandangannya perlahan-lahan turun ke penis gw yang telah berkurang. Ia lalu membelai penis gw. “ntar jika telah gede, ngentot sekali lagi ya… Clara ketagihan” goda Clara. “itu, peju, gapapa? ” gw cemas sampai gabisa ngomong kalimat komplit. Clara tersenyum, “kondom itu perlindungan lemah, seringkali sobek, jika KB 99% aman”. Serta gw dapat napas lega atas jawaban itu, layak Clara percaya diri banget untuk gw keluar didalam.

Hujan masih tetap mengguyur deras, serta saat telah memberikan larut malam. Clara merebahkan dianya di samping gw, di kasur yang sempit ini hingga kami mesti tidur miring supaya muat. Clara tiduran membelakangi gw. “mas, Clara bisa nginep saja gak? Telah tengah malem” katanya tetiba. Gw merangkul perutnya sembari membalas, “baru ingin minta anda nginep saja dari pada tengah malem pulang, hahaha”. Clara tetiba membalikan badannya hingga tidur miring menghadap gw. “iya mas bisa? Asik” serunya lalu mengecup bibir gw, lantas tersenyum manja. Tangan gw beranjak naik serta menyeka rambutnya. Gw lalu tidur kemampuanng, tangan kiri gw jadi bantal Clara, ia tidur sembari memeluk gw. tangan kiri gw mengusap-usap rambutnya. Malam semakin larut, kami tidur tanpa ada kenakan apa pun yang menutupi badan kami. gak perlu saat lama sampai Clara terlelap, mungkin saja ia telah kelelahan.

Pagi mendekati, gw bangun serta lihat jam, baru jam 6. Clara telah tidur beralih tempat, miring membelakangi gw. perlahan-lahan gw rangkul perutnya, berbisik di telinganya. “Clara, telah pagi, bangun”. Ia masih tetap nyenyak tertidur. Sekian kali gw membangunkannya serta tak ada tanggapan. Perlahan-lahan gw berbisik, kemudin iseng gw mengendus di lehernya. Clara bergidik namun masih tetap nyenyak. Tangan kanan gw naik perlahan-lahan dari perutnya, menuju dadanya yang tumpah ruah. Gw elus perlahan-lahan, masih tetap tak ada tanggapan. Gw lalu cubit perlahan putingnya. “mmhh…” Clara bergidik sembari sedikit mendesah. Sekian kali gw cubit perlahan-lahan putingnya, lalu gw remas perlahan dadanya, kiri kanan bertukaran. “mhhh, aaahhhh” Clara mendesah sembari masih tetap terlelap, jadi seperti mengigau. Gw mainkan ke-2 putingnya, sembari gw jilati lehernya. Clara makin mendesah, namun belumlah ada sinyal ia bangun. Tangan gw turun dari dadanya menuju bokongnya. Gw cubit bokongnya, serta ia masih pula belum juga bangun. Lalu tangan gw turun sedikit ke selangkangannya, gw elus vagina yang mengintip diantara ke-2 belah bokongnya. “ahhhh…ahhh” Clara mendesah, bokongnya bergoyang ikuti alur elusan jari gw di bibir vaginanya. gw lalu memainkan Clitorisnya yang terjepit diantara bibir vagina serta pahanya. “aaahhhh…mmmmm” desahan Clara semakin mejadi, badannya bergoyang, namun masih tetap seperti orang mengigau. Vaginanya perlahan-lahan basah, serta bahkan juga telah nyaris banjir.

Penis gw telah berdiri tegak, pada sange serta berdiri saat pagi. Gw kerjakan gesekan jemari gw di vagina Clara. gw lalu memegang penis gw, mengarahkannya ke pada dua pantat Clara. gw gesekan perlahan-lahan penis gw di bibir vagina yang mengintip itu. “mmhhh” Clara mendesah kembali, dibarengi bokongnya yang bergoyang perlahan-lahan. Gw mengira-ngira di mana letak lobang vaginanya, gw tujukan kepala penis gw pas dimuka lobang vaginanya, serta perlahan-lahan gw memasukan penis gw kedalam vagina Clara. kepala penis gw saat ini telah masuk, tersisa batang penis yang telah keras diluar. Tangan kanan gw lalu meremas memperlebar pantat Clara serta dengan kemampuan penuh gw benamkan semua penis gw kedalam vagina Clara. “huaaaaahhh” Clara sedikit berteriak saat sodokkan gw segera membenamkan semua penis gw kedalam vaginanya yang telah basah. Segera gw sodok cepat Clara. tempat ini buat vaginanya merasa lebih sempit. Penis gw seperti dijepit oleh ruangan hangat yang sudah basah. Tangan kanan gw naik serta segera meremas dada Clara.

Beberapa lama gw menggoyang Clara baru ia bangun, “mmhhh aaahhh maas enaaaak, teruuus” Clara bangun segera meracau. Tangannya segera merangkul kepala gw. tangan gw lalu mengangkat kaki kanan Clara, membukanya lebar, lalu tangan gw segera menyelinap ke perutnya serta turun ke vaginanya. dibalik rambut-rambut halus vagina itu gw mainkan Clitoris Clara sembari masih tetap memompanya. Kepala Clara menengadah sembari selalu meracau “hhhaaaahhh teruus… teruus mas teruus, Clara ingin pipis”. Beberapa sodokan kencang buat badan Clara membusung, tangannya kencang merangkul kepala gw, badannya bergetar, tidak lama kemudian gw rasakan penis gw diguyur cairan hangat yang demikian deras dibarengi lenguhan panjang Clara. meyakinkan ia usai orgasme baru gw cabut penis gw, serta cairan putih mengalir keluar vaginanya, membasahi bulu-bulu halus yang telah lembab. Gw lalu membalik badan Clara, memeluknya erat serta mencium bibirnya mesra, “selamat pagi Clara”. Clara tersenyum manja, ia memeluk gw erat hingga penis gw yang masih tetap berdiri tegak melekat di perutnya. “pagi mas, pagi-pagi Clara telah dientot saja mas” imbuhnya sembari tersenyum manja. “ya anda dibangunin gak dapat, memek telah basah, tusuk saja lah, hehehe. Geram ya? ” balas gw lalu. Clara menggeleng, “enggak, alarmnya enak banget mas. Clara umum bangun sebel jika bunyi alarm, jika ini enak”. Jawaban disertai dengan tawa kami pagi itu. “kamu enak, mas kentang nih” timpal gw. “uuu kaciaan dedeknya belum juga keluar yaa” canda Clara sembari tangannya perlahan-lahan mengocok penis gw yang masih tetap berdiri tegak. “masukin sekali lagi ya? ” bertanya gw minta ijin. Clara bangkit duduk sembari tangannya masih tetap memegang penis gw. “bukan gak ingin mas, Clara lemes entar gabisa kuliah, disepong saja yaa? ” jawabnya. Yang tanpa ada menanti balasan gw, berwajah menghadap ke penis gw serta segera menjilati kepala penis gw. perlahan-lahan Clara mengulum penis gw sembari tangannya mengocok batang penis gw. kuluman yang penuh gairah dibarengi lenguhan-lenguhan yang dapat gw dengar di sela-sela kulumannya.

Clara lalu memposisikan badannya berlutut diantara paha gw. ia melepas kulumannya, menegakkan penis gw, lalu menjepitnya diantara ke-2 dadanya. Ya, dada Clara cukup besar untuk dapat betul-betul menjepit penis gw serta mengocoknya. Namun tempat ini keliatan sulit untuk dia. Jadi gw minta ia berhenti serta tidur kemampuanng ditempat gw. lalu gw berlutut diatas perutnya, ia kembali menjepitkan dadanya di penis gw. gw bergerak maju mundur teratur dengan alur Clara mengocokkan dadanya. Kadang-kadang kepalanya berupaya mencapai kepala penis gw. agak sulit keliatannya tapi ia sukses mengulum kepala penis gw sembari dadanya mengocok penis gw. sensasi unik ini buat gw begitu bergairah. Serta tidak butuh saat lama untuk gw hingga ke puncaknya. “ahhh ingin keluaar” serta *crot crot crot crot* empat semprotan bersarang ke muka cantik Clara. ia menjilati sperma gw yang mendarat di sekitaran mulutnya. Clara tersenyum senang dengan muka belepotan sperma.

Rehat sesaat baru kami lalu mandi. Jujur kamar mandi gw gak cukup lebar untuk dapat digunakan berdua. Hingga tidak banyak yang dapat kami kerjakan. Sesudah Clara bersihkan sperma gw yang mulai jadi kering di berwajah, kami mengguyur tubuh semasing. Clara menuangkan sabun di dadanya, serta memakai dadanya untuk menyabuni gw. ia tempelkan dadanya di semua badan gw, lalu berlutut serta membenamkan penis gw yang masih tetap tertidur di dadanya. “dedek bangun dedek” candanya sembari menggosokian dadanya yang penuh sabun di penis gw. “jangan ganggu dedek tidur, nanti jika bangun anda lemes” balas gw dibarengi tawa Clara. usai menyabuni gw. Sesudah sedikit membilasnya, ubahan gw menuangkan sabun di telapak tangan gw serta mulai menyabuni badan Clara. ia berdiri membelakangi gw. gw berikan ke semua badannya, serta paling akhir dadanya. Gw mengolesi sembari meremas-remas dadanya. Badannya mencilat, air bercampur sabun didera sinar. Buat perlahan-lahan penis gw bangkit kembali. Gw lalu coba ambil sikat gigi, namun berniat menjatuhkannya. “yah ambilin dong tolong” pinta gw. Clara membungkuk berupaya ambil sikat gigi yang terjatuh, secara cepat gw tujukan penis gw yang telah meninggi ke vagina clara, “aaaaahhhhhhh” Clara melenguh kencang saat penis gw menyodok masuk kedalam vaginanya. tangannya yang awal mulanya menginginkan ambil sikat gigi segera bertopang ke tembok. Gw memegang panggul Clara jadi tumpuan serta segera memompanya perlahan-lahan. “sshhh aahhh alibi banget ngambil sikat gigi maas…ahhh” Racau Clara mengerti keinginan gw Hanya alibi. “ahh mas, enak…ahhh, telah jam segini mas…ahh” Clara meracau keenakan namun juga mengerti jam kuliahnya nyaris tiba. Baru sekitaran 3 menit gw cabut penis gw. gak enak juga jika dia ampe gak masuk kuliah, kentang sebenernya sich, tapi ingin bagaimana sekali lagi. Clara bangkit, mencuci badannya. Lalu berbalik serta segera mencium gw. lidahnya segera liar menyodok. Gw membalas pelukannya, sembari meremas bokongnya. Cukup lama kami berciuman, sampai Clara yang melepas ciuman kami. ia lalu menggenggam penis gw, “sabar ya dedek, kelak Clara puasin anda deh” tutur Clara. “janji? ” bertanya gw lalu. Clara membalasnya dengan senyuman nakal, lantas memeluk gw.

Usai mandi kami bertukaran handukan. Keluar kamar mandi gw duduk di bibir ranjang. Gw memandanginya yang tengah mengeringkan badannya. Ia sadar jika pandangan gw tertuju kepadanya saat ia juga akan menggunakan celana dalamnya, “kenapa mas? ” tanyanya. “yah anda make pakaian, ingin simak anda telanjang lebih lama” jawab gw sembari selalu memandangi dadanya yang berguncang liar. “iya mas entar kita main sekali lagi, puasin deh simak Clara telanjang” jawabnya sembari kenakan pakaian. “masih lama ya? Ingin selalu simak anda telanjang saja bisa? ” bertanya gw diselingi sedikit tawa. “yeeh masuk angin dong clara jika telanjang terus” jawab Clara 1/2 bercanda. Usai kenakan pakaian, kami lalu turun. Gw mengantar Clara ke kosannya, untuk bertukar pakaian serta mempersiapkan bawaan kuliahnya. Lalu pergi menuju universitas.

*tambahan
narasi ini punya potensi jadi cerita seri karna gw serta Clara jadi makin intim, bergantung tanggapan trit serta ingetan gw mengenai narasi yang terkesan dengan Clara.

Cerita Seks Ngentot Sange Di Toilet


Narasi Sex Ngentot Snge Di Toilet – Waktu itu ada seseorang rekan sekelasku yang bernama Ika. Ika memanglah cewek yang paling dekat dengan cowok serta populer paling bandel juga nakal. Seringkali rekanteman juga menyimpulkan kalau dia cewek binal, karna dia berpenampilan agak seronok dibanding beberapa rekannya, yakni dengan pakaian sekolah yg tidak dimasukkan kedalam, tetapi cuma diikat antar ujung kain serta memakai rok yang begitu minim serta pendek, yakni satu telapak tangan dari lutut. Ika seseorang gadis yang cukup manis dengan tanda-tanda tinggi yang pada saat itu sekitaran 160 cm, berat tubuh 45 kg dengan kulit putih dan bentuk muka yang oval. Ika mempunyai rambut sebahu, hitam tidak tipis, pokoknya oke miliki tuch pacar.

Sesudah bel kelas berbunyi yang pertanda masuk belajar, semuanya muridmurid masuk ke kelas. Namun anehnya, empat anak yang terbagi dalam 3 cowok serta 1 cewek itu masih tetap mengobrol diluar kelas yang tempatnya tidak jauh dari WC, serta kelihatannya berlangsung kesepatan di antara mereka. Sesudah pelajaran ke-2 usai, rekanteman cowok yang bertiga itu memohon ijin keluar untuk ke WC pada guruku yang mengajar di pelajaran ke-3, hingga membuatku berprasangka buruk.
Didalam hatiku aku ajukan pertanyaan, “Apa yang juga akan mereka perbuat..? ”

Tidak lama sesudah rekanteman cowok memohon ijin ke WC barusan, jadi Ika juga memohon ijin pada guru yang kebetulan guru pelajaran Bhs Indonesia yang lumayan boring. Rasa penasaranku semakin tambah serta rekantemanku ada juga yang bertanyatanya tentang apa yang juga akan mereka perbuat di WC. Karna aku tidak bisa menahan rasa penasaranku, pada akhirnya aku juga memohon ijin untuk ke WC dengan argumen yang tentu. Sebelumnya hingga di WC kulihat rekanteman cowok kelasku yang bertiga itu nampaknya tengah menanti seorang. Selang beberapa saat tampak Ika menuju tempat rekanteman cowok itu serta mereka bersama masuk ke kamar WC dengan berbarengan.

Rasa penasaranku mulai jadi bertambah, hingga aku mendekati kamar WC yang mereka masuki. Terdengar nada keributan seperti persaingan perebutan makanan di ruang itu. Pada akhirnya aku masuk ke kamar WC, dengan perlahanlahan kubuka pintu kamar WC yang bersampingan dengan kamar WC yang mereka masuki, hingga pembicaraan serta perbuatan mereka bisa terdengar dengan terang olehku.
“Hai Tun, Sep, siapa yang juga akan duluan..? ” bertanya Iwan pada mereka.
Dijawab dengan serentak dari mulut Ika seseorang cewek, dia menjawab dengan suara menantang, “Ayo.., siapapun yang juga akan duluan. Aku mampu kok jikalau kalian segera bertiga..! ”
Aku bertanya-tanya, apa sich yang mereka perundingkan, sampaisampai sama-sama menunjuk serta menantang sesuai sama itu. Tapi aku tetaplah terdiam membisu sembari memerhatikan kembali, apa yang juga akan berlangsung.

Kemudian, selang beberapa saat Asep menjawab dengan suara enteng, “Yah telah, bila demikian Kita bertiga barengbareng ajah. Agar ramai..! ” tuturnya.
Segera diterima perkataan Asep itu oleh Ika, “Ayo cepetan..! Kelak keburu pulang sekolah. ”
Serta pada akhirnya Utun juga berucap, “Ayo Kita mulai..! ”
Kemudian tidak terdengar nada pembicaraan mereka sekali lagi, namun terdengar nada reslueting yang kelihatannya di buka dan nada orang buka pakaian.

Selang beberapa saat terdengar nada riang mereka bertiga dengan perkataan bertanya pada Ika, “Hey Ka.., Siapa sich yang terbesar alat kelamin Kami bertiga ini..? ”
Ika juga menjawab dengan suara malumalu, “Kayanya sich Utun yang paling gede, hitam sekali lagi. ” dengan sedikit suara menyindir serta segera dijawab oleh Utun, “Hey Ka..! Cepetan buka tuch pakaian Anda, agar cepet asyik si Joni, Kita nih tidak kuat sekali lagi..! ”

Sesudah terdengar Ika buka pakaiannya, selang beberapa saat terdengar nada rekanteman cowok bertiga, Utun, Asep, Iwan dengan suara ganas, “Wauw.., benarbenar body Anda Ka, kaya putri turun dari langit..! ”
Selang beberapa saat Asep ajukan pertanyaan pada Ika, “Ka.., bila Aku bisa tidak meraba buah dadamu ini yang seperti mangkok mie ini Ka..? ”
Ika juga menjawab dengan suara mudah, “Yah sok saja, yang perlu janganlah dirusak ajah..! ”
Utun juga kelihatannya tidak ingin kalah dengan Asep, dia juga ajukan pertanyaan, “Ka.., Aku bolehkan memasukkan alat kelaminku ke lubang gua rawamu ini kan Ka..? ” sembari meraba-raba alat kelamin Ika.
Ika juga menjawab dengan suara menekan, karna alat kelaminnya kelihatannya tengah diraba-raba oleh Utun, “Aahh.. uhh.. bisa Tun.. asal janganlah sangar yah tun..! ”
Serta paling akhir terdengar nada Iwan yang tidak ingin kalah juga, “Ka.., Aku bisa kan menciumimu dari mulai bibir sampai lehermu Ka.., bisa kan..? ”
Ika menjawab dengan suara seperti kesakitan, “Awww.. Uuuhh.. iyaiya, bisa deh semua..! ”

Suarasuara itu terdengar olehku di samping kamar WC yang mereka isi, yang umumnya suarasuara itu buat saya risih mendengarnya, seperti, “Aaahh.. eehh.. aawww.. eheh.. owwoowww.. sedap..! ”
Serta selang beberapa saat terdengar nada Ika, “Kalian janganlah sangat nafsu dong..! ” kata Ika pada rekanteman cowok itu, “Karena Aku kan sendirian.., sedang Kalian bertiga tidak sepadan dong..! ”
Namun mereka bertiga tidak menjawab perkataan Ika itu, serta pada akhirnya terdengar nada jeritan kesakitan yang lumayan keras dari Ika, “Aaawww.., sakit..! ”

Ika lalu meneruskan dengan perkataan, “Aduh Tun.., Anda telah memperoleh keperawanan Saya..! ”
Dijawab secara cepat oleh Utun, “Gimana Ka..? Hebatkan Saya. ”
Kemudian Utun juga mendesah seperti kesakitan, “Adu.. aduh.., kayanya alat kelaminku lecet deh serta juga akan keluarkan cairan penyubur. ” kata-katanya diperuntukkan pada rekantemannya.
Selang beberapa saat Iwan ajukan pertanyaan pada Ika, “Ka aku jemu hanya menyiumi Anda saja Ka.., Aku kan kepingin juga kaya Utun..! ”
Iwan juga segera bertukar tempat, yang anehnya tempat Iwan berbeda seperti yang dikerjakan Utun, yakni memasukkan alat kelaminnya ke lubang pembuangan (anus) dari belakang, hingga Ika selang beberapa saat menjerit ke-2 kalinya.
“Aaawww.. Iiihh.. perih tahu Wan..! Anda sich salah jalur..! ” rintih Ika menahan sakit.
Namun kelihatannya Iwan tidak mempedulikan perkataan Ika, serta selalu saja Iwan berupaya menginginkan seperti Utun, hingga alat kelaminnya menjangkau klimaks serta keluarkan cairan penyejuk hati. Cuma berjalan sebentar, Iwan juga menjerit kesakitan serta alat kelaminnya juga di keluarkan dari lubang pembuangan dengan menyebutkan, “Aaahh.., uuhh.., uuhh.., enaak Ka, terima kasih. Anda hebat..! ”
Asep yang setia cuma meraba-raba payudara Ika serta sekali-kali menggigit payudara Ika. Namun nyatanya pada akhirnya Asep jemu serta menginginkan seperti ke-2 rekannya yang keluarkan cairan penyubur itu sembari berkata, “Ka.., Aku juga ingin kaya mereka dong, mari Ka..! Kita mainkan.. ”

Ika menjawab dengan suara lemas, “Aduh Sep..! Kayanya Aku telah lelah Sep, sorry yah Sep..! ”
Pada akhirnya Asep jengkel pada Ika serta segera saja Asep menarik tangan Ika pada alat kelaminnya dengan menyodorkan alat kelaminnya.
“Ka.., pokoknya Aku tidak mo tahu.., Aku pinggin kaya mereka berdua..! ”
Ika menjawab dengan suara lemas, “Aduh Sep.., bagaimana yah, Aku benar benar lemas Sep..! ”
Aku tetaplah terdiam di kamar WC itu.

Ada sekitaran 45 menit berlanjut, serta aku juga berfikir apakah mungkin saja mereka melakukan perbuatan oral sex karna masih tetap duduk di SMP. Hal semacam ini mendorong rasa penasaran itu untuk lihat apa yang sesungguhnya berlangsung. Pada akhirnya aku bisa lihat mereka dari atas, karna kamar WC di sekolahku pada saat itu tembok pembaginya tidak tertutup s/d atas langit, hingga aku bisa lihat mereka berempat. Karna jengkel karena Asep tidak dipenuhi permintaannya, pada akhirnya Asep menarik kepala Ika ke depan alat kelaminnya yang telah menegang itu.

Asep berkata dengan suara meneror pada Ika, “Ayo Ka..! Jika gitu kelomohi alat kelaminku sampai Aku rasakan nikmatnya seperti mereka..! ”
Sesudah berupaya memanjat untuk lihat adgean dengan segera, aku bisa lihat dengan terang. Ika seseorang cewek segera saja kerjakan apa yang diminta oleh Asep, sedang rekannya yang berdua sekali lagi, Utun serta Iwan duduk di lantai, tergeletak menahan rasa enak bercampur sakit yang mereka rasakan itu.

Tidak berjalan lama, Asep berkata pada Ika, “Ka.., Ka.., Ka.., ahh.. aah.. awas Ka..! Aku juga akan kirim cairan penyuburku yang hebat ini..! ”
Kulihat Ika segera menyopotkan alat kelamin Asep dari mulutnya, serta tampak raut muka Ika yang sayu serta sendu bercampur senang karna bisa uang serta sedih karna keperawanannya telah hilang oleh mereka bertiga. Basic Asep tengah jengkel, Asep menyemprotkan cairan penyuburnya pada Ika serta ke-2 rekannya dengan mendesis kesakitan terlebih dulu.
“Aaahh.., uuhh.., Awas cairan penyuburku ini di terima yah..! ” kata Asep sembari tangannya tetaplah mengocokkan penisnya.
Kulihat Asep menyempotkan cairan penyubur itu dari alat kelaminnya dengan kasar.

Sesudah ada 15 menit setelah Asep keluarkan cairan penyuburnya, kulihat mereka segera kenakan pakaian kembali sesudah mereka menyopotkan bajubaju mereka hingga tidak tersisa sehelai kain juga. Sebelumnya mereka keluar, aku segera cepat keluar dari kamar mandi itu dengan perlahanlahan supaya tidak terdengar oleh mereka. Lalu aku menuju ke kelas yang sudah mulai pelajarannya dari barusan. Cuma berselang beberapa menit, mereka masuk ke kelas seseorangseorang supaya tidak ketahuan oleh guru kami.

Hari itu tidak merasa lama hingga bel keluar sekolah berbunyi. Kulihat mereka bertiga rekan cowokku, Asep, Iwan, Utun sedikit capek, seperti kehabisan nafas serta anehnya mereka jalan seperti kehabisan tenaga.
Karna aku sukai iseng ke teman, aku segera ajukan pertanyaan pada mereka bertiga, “Hey Kalian kayanya pada lemes banget. Habis ngebuat su.., sumur yah..? ”
Segera dijawab dengan mudah oleh perwakilan mereka bertiga, yakni Asep, “Iya Bie, enak tahu jika ngegali sumur itu dengan ramerame..! ”
“Ohh gitu yah..? ” jawabku dengan tersenyum karna tahu apa yang mereka perbuat barusan.

Tidak jauh dari tempatku berdiri, kulihat Ika jalan sendirian dengan memegang tas kantongnya yang keseharian tasnya senantiasa diatas pundaknya. Saat ini cuma dibawa lewat cara dijingjing olehnya.
Segera saja aku menyebutnya, “Ka.., Ika.. Ka.. tunggulah..! ”
Ika menjawab dengan suara lemas, “Ada apa Bie..? ”
Karna aku juga menginginkan iseng kepadanya, kulangsung ajukan pertanyaan, “Ka.., kayanya Anda kecapean. Habis tertembak peluru nyasar yang menghajarmu, ya Ka..? ”
Ika juga menjawab dengan suara jengkel, mungkin saja bahkan juga tersindir, “Yah.. Bie.., bukanlah peluru nyasar, tapi burung gagak yang nyasar menyerang sarang tawon serta goa Hiro, tahu..! ”
Mendengar nadanya yang tersinggung, aku segera mohon maaf pada Ika.
“Ka.., maaf. Kok gitu saja dipandang serius, maaf yah Ka..? ” kataku menenangkannya sembari tersenyum bersahabat.
Karna aku penasaran, aku segera menyerempetmenyerempet supaya terpepet.
“Ka.., bisa tidak Ka, Aku cobalah masuk ke goa Hiro itu..? Kayanya sich asyik.. dapat terbang kaya burung..! ” pintaku sembari tertawa perlahan.
Karna Ika telah jengkel serta capek, Ika menjawab, “Apa sich Anda Bie..? Anda ingin goa Saya, kelak dong antri.., banyak burung yang ingin masuk ke goaku, tahu..! ”
Serta pada akhirnya aku tertawa dengan rasa suka.

Ini adalah pengalaman hidup saya yang ditanggung asli.

Ibu Ratih Dosen Montok Menggairahkan


Peristiwanya kurang lebih 4 th. waktu lalu, saat aku kuliah semester ke-3 di satu instansi pendidikan di Bekasi. Saat itu, beberapa mahasiswa baru tengah berkumpul untuk mengulas mengenai uang kuliah yang menurut brosurnya dapat dicicil sepanjang 5 kali, namun sebenarnya beberapa mahasiswa cuma diberi peluang untuk mencicilnya sepanjang 3 kali. Bagiku sich sesungguhnya tidaklah terlalu problem, karna aku telah membayar penuh sepanjang setahun, namun karna rasa solideritas pada rekan, pada akhirnya aku turut berkumpul, serta nyatanya oleh beberapa rekanku, aku diakui untuk mewakilkan serta mengemukakan yang dirasakan mereka pada manager instansi yang bernama Ibu Ratih S. Pd.

Narasi Seks Ibu Ratih Dosen Montok Menggairahkan – Pada akhirnya aku menuju lantai 4 untuk membahas problem ini pada Ibu Ratih, serta siapa tahu beliau dapat memberi jalan keluar yang paling baik untuk anak-anak didiknya. Saat aku akan mengetuk pintu ruangnya, terdengar samar-samar nada desah serta erangan yang datang dari dalam ruangnya. Akupun tahu kalau nada ini yaitu suaranya Ibu Ratih, karna aku begitu hapal dengan suaranya saat beliau masih tetap berikan mata kuliah Akuntansi Basic 1.

nonton film dewasa DISINI

Kuketuk berulang-kali, namun belumlah ada jawaban, pada akhirnya aku beranikan diri untuk segera buka pintu. Ku saksikan diruang kerjanya, nyatanya tak ada, kucari ke sana kemari, pada akhirnya aku menemukannya tengah serius menghadap kekomputer yang umum dipakai oleh asistennya (letaknya terhambat oleh satu almari yang diisi berbagai macam jenis buku). Yang aku tahu, hari ini asistennya belum juga masuk karna 2 hari waktu lalu dia alami kecelakaan. Dengan agak sangsi aku coba mendekatinya.

Serta nyatanya.. Ibu Ratih tengah lihat adegan-adegan sex yang berada di internet. Lumrah saja barusan terdengar nada orang mendesah keenakan, tidak tahunya saat lihat adegan itu, Ibu Ratih juga merangsang dianya dengan memakai jari-jari lentiknya. Aku jadi bingung serta deg-degan, karna jadi lelaki yang beranjak dewasa, didepanku ada adegan sex yang dipertunjukkan dimonitor, serta yang lebih membuatku konak, saat lihat Ibu Ratih yang kelihatannya tengah diamuk birahi. Sembari mengangkat ke-2 kakinya ke atas meja, serta memperlebar ke-2 pahanya, jari-jari lentik Ibu Ratih selalu keluar masuk lubang memeknya yang telah tampak basah.

Karna takut ketahuan, serta takut dimarahi juga akan kelancanganku, beberapa perlahan aku menuju pintu untuk keluar. Namun mendadak..
“Fik.. bila anda lanjutkan langkahmu untuk keluar dari ruang ini saat ini, kelak aku juga akan men-DO anda dari sini. Karna anda sudah lancang masuk ruang saya tanpa ada sepengetahuan saya”.
Karna beliau meneror juga akan keluarkan saya, pada akhirnya langkah saya segera berhenti serta dengan agak terbata-bata saya segera mohon maaf atas semuanya kelancangan saya.

Tanpa ada memberikan ekspresi apa pun, Bu Ratih jalan mendekatiku sembari ajukan pertanyaan.
“Apakah kamu paham.kamu mengerti apa kekeliruanmu? ”
Dengan gugup saya menyebutkan kalau saya sudah lancang masuk ruang Ibu tanpa ada izin.
“Dan kamu paham.kamu mengerti apa hukumannya bila sudah lakukan itu? ”
“Tidak Bu”, jawabku perlahan.
“Oke, saat ini anda juga akan saya hukum sesuai sama kekeliruanmu, apa yang anda saksikan saat anda masuk ruang ini? ”
“Ngga ada bu”.
“Kamu janganlah bohong yach, sesungguhnya saat anda masuk, Ibu telah ketahuinya, saat ini jawab yang jujur, apa anda lihat saya tengah lakukan suatu hal? ”
Pada akhirnya dengan gugup saya bercerita semuanya peristiwanya.

“Jika berikan info janganlah berbelit-belit demikian, saya tidak tahu. Saat ini cobalah anda peragakan semuanya yang anda lihat”.
Pada akhirnya saya ambil tempat duduk dimuka monitor yang masih tetap menghadirkan adegan bercinta pada 2 wanita dengan 1 pria. Dengan hati-hati saya mengangkat ke-2 kaki saya ikuti apa yang barusan Ibu Ratih kerjakan, namun karna saya selalu lihat adegan di monitor itu, pada akhirnya saya cuma terbengong melihat semua. Lama-lama tanpa ada saya sadari, kontol saya mulai menegang. Namun karna terasa malu takut ketahuan Ibu Ratih, aku pura-pura menyebutkan bila aku tidak dapat mempraktekkan semuanya yang barusan dikerjakannya, karna saya tidak memiliki memek.

Tanpa ada diduga, Ibu Ratih jadi berkata.
“Kalo demikian, anda pakai memek saya saja, tapi jarinya tetaplah jari kamu”.
Pada akhirnya Ibu Ratih memposisikan badannya seperti saat pertama kalinya saya saksikan. Ragu-ragu saya mendekatinya serta ajukan pertanyaan.
“Tapi kan barusan Ibu tidak pakai CD, mengapa saat ini pakai CD? ”, tanyaku.
“Coba sekalian anda lakukan langkah buka CD wanita, apakah anda dapat? ”.
Pada akhirnya aku tahu kalau aku juga akan alami hukuman yang begitu mengasyikkan.

Tanpa ada bebrapa sangsi sekali lagi aku mendekati badan Ibu Ratih yang masih tetap menaikan kaki serta memperlebar ke-2 pahanya diatas meja. Aku segera turunkan ke-2 kakinya serta memohon dia untuk berdiri.
“Saya menghormati wanita bukan sekedar dibagian spesifik, saya menghormati semuanya yang ada pada diri seseorang wanita, jadi izinkanlah saya untuk mencumbui semuanya yang berada di diri ibu”.
Dengan tersenyum, pada akhirnya dia berdiri serta ajukan pertanyaan.
“Kata-katamu cukup romantis, tapi saya minta janganlah cuma di mulut saja”.

Thanks God, pada akhirnya saya di beri peluang untuk rasakan apa yang sampai kini hanya jadi hayalan saya mengenai kecantikan serta kemontokan Ibu Ratih. Dengan lembut, saya mulai menciumi bibirnya yang merah merekah. Nyatanya, Ibu Ratih begitu liar (mungkin saja karna terlebih dulu telah lihat adegan yang merangsang).
“Fik, untuk saat ini, Ibu hanya perlu kontol anda, anda tidaklah perlu bebrapa ribet untuk merangsang ibu, karna Ibu telah tidak kuat sekali lagi menahannya”
Sembari berkata demikian, tanpa ada pernah buka bajuku, Ibu Ratih segera buka celanaku serta mengarahkan kontolku ke memeknya.

Meskipun tanpa ada foreplay terlebih dulu, kontolku memanglah senantiasa siap bila diminta ngentot cewe cantik, karna kontolku telah terlatih mulai sejak saat SMA. Sembari berdiri, Ibu Ratih selalu menarik serta mendorong pantatnya supaya kontolku selalu keluar masuk dari lubang memeknya. Aku cuma diam mematung nikmati hangatnya lubang memek Ibu Ratih, karna meskipun aku tampak pasif, kelihatannya Ibu Ratih begitu menikmatinya.
“Terus Fik, enak banget kontolmu fik aacchh.. enaknya.. kontolmu Fik.. teruuzzhh.. aacchh.. uuhh hangat serta enaknya barang anda Fik.. gede banget Fik.. terruuzzhh.. aacchh”
Tanpa ada henti-hentinya Ibu Ratih mendesis seperti orang yang kepedasan.

Walau dari dahulu aku terobsesi untuk dapat bercinta dengan Ibu Ratih, namun aku tidak mau tergesa-gesa dalam menikmatinya. Aku berniat membiarkan Ibu Ratih supaya dia menjangkau puncak duluan, agar dapat memberi kesan yang baik di matanya.
“Aawww.. ” nyatanya saat Ibu Ratih menjangkau orgasme, tanpa ada sadar tangannya yang awal mulanya memegang pantatku, segera meremas dengan sekencang-kencangnya, badannya bergetar sebentar, lalu diam serta segera memelukku.
“Thanks ya Fik, anda telah menolong saya menjangkau puncak”.

Saat beberapa perlahan kucabut kontolku yang masih tetap tegak berdiri, Ibu Ratih masih tetap tampak capek, namun dari raut berwajah tampak begitu senang. Aku berniat berikan saat beberapa menit supaya Ibu Ratih dapat istirahat serta nikmati sisa kenikmatannya. Beberapa menit lalu, aku segera buka bajuku, menurutku, pertempuran baru juga akan diawali, serta dengan perlahan-lahan akupun mulai buka satu persatu baju Ibu Ratih. Karna saat pertama mengerjakannya, Ibu Ratih tidak berikan peluang kepadaku untuk buka baju kami, mungkin saja karena sangat ngebetnya, dia hanya menaikan roknya (yang kebetulan telah tidak ber-CD), serta turunkan celanaku.

“Waktu istirahatnya telah cukup Bu, saat ini mari kita ngentot sekali lagi, serta tolong puaskan kontol saya dengan semua langkah yang Ibu bisa”. Tanpa ada menanti lama, kami yang telah keduanya sama telanjang telah sama-sama memeluk. Aku yang begitu kagum pada kemolekan Ibu Ratih, berupaya untuk nikmati semua badannya. Kubaringkan Ibu Ratih dilantai, ke-2 susu yang padat itu makin tampak indah serta mengundangku untuk selekasnya menikmatinya.
“Yaa.. hisap selalu sayaangg.. aacchh, teeruuss”
Tanganku juga mulai mencari tujuan yang beda saat bibirku masih tetap memainkan ke-2 susunya. Perlahan tanganku mulai turun dari ke-2 susunya serta selalu kebawah menggerayangi perut, serta pada akhirnya jariku rasakan bulu-bulu halus yang tumbuh di sekitar lubang kemaluannya.

Ku usap dengan lembut pinggir lubang kemaluannya, nyatanya sangatlah basah, mungkin saja karna dia telah mulai diamuk birahi sekali lagi. Kuelus selalu sembari kadang-kadang telunjukku kumasukkan kedalam memeknya yang telah tampak begitu merah karena terjadinya gesekan. Bibirku segera berhenti mencumbu bibirnya, aku segera mengarahkan mukaku kekemaluannya. Dengan ke-2 tanganku, aku lebarkan lubang memeknya, serta aku segera menjilati “klit”nya yang agak sedikit “monyong” ke depan. Ibu Ratih seperti orang kesetanan saat lidahku menyentuh daerah terlarangnya, dia menggelinjang seperti cacing kepanasan, mulutnya selalu mendesis seperti ular, serta tangannya seperti mencari suatu hal untuk dipegang.

Seperti peristiwa terlebih dulu, Ibu Ratih juga alami orgasme yang ke-2 saat aku baru memainkan memeknya dengan lidah serta jariku. Namun karna nafsuku telah tidak dapat kubendung sekali lagi, aku tidak berikan dia peluang untuk beristirahat, sesudah lihat dia terkulai dengan lemas, aku mulai memasukan kontolku kedalam memeknya. Dengan mengangkat ke-2 pahanya, serta menempatkan kakinya dipundakku, aku segera memaju mundurkan pantatku untuk mengeluar input kontolku kedalam memeknya.

Nyaris 20 menit aku mengocok memeknya dengan kontolku, mungkin saja itu buat gairah Ibu Ratih mejadi bangkit sekali lagi, diapun berupaya untuk menggoyangkan pinggulnya supaya kontolku dapat merangsang dinding memeknya secara detail. Aku tahu apa yang dia kehendaki, pada akhirnya tanpa ada menyabut kontolku, beberapa perlahan kubalikan tubuhnya serta menyuruh dia supaya “menungging”. Dengan visual, nafsuku segera jadi bertambah saat lihat 2 bongkahan daging yang begitu besar serta tanpa ada berhenti memainkan kontolku, tanganku segera meremas pantatnya yang begitu mulus, aku usap, aku remas, serta terkadang aku menepuknya hingga buat warna kulitnya jadi agak merah.

Perkiraan togel tepat harian angkajitutogel. org

Mungkin saja karna sangat capek, Ibu Ratih minta supaya aku mencabut dahulu kontolku, tapi mendengar dia ngomong demikian, nafsuku jadi bertambah-tambah, tanganku segera menarik rambutnya serta memperkencang pergerakan kontolku. Ibu Ratih cuma dapat mendesah, mengerang serta merintih, tanpa ada dapat memberi perlawanan sekali lagi. Pada akhirnya dia cuma pasrah serta selalu nikmati sensasi yang aku beri. Pada akhirnya aku mencabut kontolku serta memohon Ibu Ratih supaya selekasnya mengulum kemaluanku. Mungkin saja karena sangat lelahnya, dia membalikan tubuhnya begitu lambat, aku yang telah tidak tahan, segera menarik berwajah mengarahkan kontolku kedalam mulutnya. Sembari selalu kukocok, aku tetaplah memegang kepalanya supaya turut bergerak maju mundur.

Mendadak.. spermaku keluar banyak pula, beberapa hingga, beberapa keluar sekali lagi dari sela bibirnya Ibu Ratih, aku berniat keluarkan spermaku didalam mulutnya, karna aku katakan, aku paling sukai lihat spermaku ditelan oleh pasangan ngeseksku. Dengan cekatan, Ibu RatiHPun segera menelan semuanya spermaku serta menjilati kepala kemaluanku, sampai tak ada sedikitpun spermaku yg tidak tertelan olehnya.

Pada akhirnya hingga juga aku wujudkan yang diimpikanku pada Ibu Ratih ini. Nyatanya Tuhan sudah mendengar serta mengabulkan hasrat yang berada di dalam hatiku. Sesudah rapi-rapi, aku sampaikan maksud kedatanganku ke ruangnya, dengan cermat, beliau dengarkan apa jadi persoalan di antara anak didiknya, dengan bijak, pada akhirnya beliau menyebutkan.
“Kalau problem ini juga akan selekasnya dimeetingkan, serta anda tak perlu sangat cemas, karna ketentuan pada akhirnya tetaplah berada di tangan Ibu, yang perlu bila hari minggu kelak anda bersedia temani Ibu cek in, minggu depan problem itu tentu usai, bagaimana? ”
Secara cepat, aku segera menjawab, “Ya.. ya.. ya.. ”

Tamat

Cerita Seks Akibat Nonton Film Porno Bersama


Satu hari dimuka bln. Juli th. 2000 lantas di rumahku kebetulan sepi. Sore itu ibuku tengah pergi ke luar kota serta ayahku tengah kerja di kantornya. Kuundang ke-2 rekanku yang seringkali kukhayalkan bercumbu denganku. Ambar serta Ully. Mereka berdua keduanya sama memiliki payudara yang sama besarnya dengan punyaku. Kami lantas bertiga melihat VCD yang berniat kuputar film porno yang kupinjam dari satu rental. Kami bertiga duduk berdampingan di kursi sofa. Ambar di samping kiriku serta Ully di samping kananku.

Narasi Sex Karena Nonton Film Porno Dengan – Pada saat adegan ke-2 baru mulai vaginaku telah merasa basah serta tanganku masuk ke celana jeans pendek ketatku. Kebetulan aku berniat tidak menggunakan CD hingga jariku segera masuk ke vaginaku serta menggeseknya. Ambar lihat perbuatanku serta tangannya juga turut masuk ke vaginanya sendiri. Tanganku lantas meremas ke-2 payudaranya yang masih tetap dilapis kaos oblong yang dipakainya. Dia tidak menampik serta bibirnya mencium bibirku dan tangannya meremas juga ke-2 payudaraku. Kami sama-sama meremas serta lidah kami sama-sama menjilat didalam kehangatan ciuman. Ully yang ada di belakangku gabung dengan tempelkan ke-2 payudaranya ke punggungku. Lantas Ambar kutidurkan serta kulepas kaos yang kukenakan.

Nonton film dewasa click disini

Kemudian kutindih dia sembari kuciumi berwajah. Ully melepas BH-ku dari belakang hingga aku melepas ciuman dari muka Ambar. Aku juga akan membalik untuk mencium Ully, namun dia dari belakang meremas ke-2 payudaraku yang telah telanjang serta tangan Ambar melepas retsluiting celana jeans pendek ketatku. Jarinya berupaya masuk ke vaginaku yang jadi bertambah basah.



Mendadak telephone yang berada di rumahku berdering. Aku tanpa ada menggunakan baju yang barusan dilepaskan bangkit ke meja telephone. Nyatanya telephone dari ayahku yang menyampaikan kabar kalau dia tidak pulang karna ada masalah. Aku terasa suka serta merencanakan mengajak Ambar serta Ully bermalam di rumahku. Aku menempatkan gagang telephone serta menuju ke kursi sofa. Kulihat Ambar serta Ully telah keduanya sama cuma menggunakan baju dalam sama-sama berciuman serta coba melepas BH yang dipakai. Kukejutkan mereka serta kukatakan kalau pemainan ini sangat terpaksa mesti berhenti sesaat. Mereka kuminta pulang dahulu serta kusuruh datang jam 8 malam untuk meneruskan permainan. Mereka sepakat.



Malamnya Ully datang pertama kalinya. Karna aku tidak sabar demikian dia masuk serta aku tutup pintu, aku memeluknya dari belakang serta kuremas ke-2 payudaranya. Kudengar bel pintu. Aku melepas pelukanku serta kusuruh Ully segera ke kamar. Aku buka pintu serta nyatanya Ambar sudah datang. Segera saja kami masuk kamar. Kulihat Ully telah tinggal menggunakan baju dalam saja tengah tiduran ditempat tidur. Kusuruh Ambar untuk mencumbunya dahulu. Ambar segera melepas bajunya serta nyatanya dia tidak kenakan BH cuma menggunakan kaos singlet serta CD.



Dia lantas hampiri Ully serta mendudukkannya. Dia lantas mencium Ully serta tangannya melepas BH yang dipakai Ully. Sedang Ully melepas kaos singlet yang dipakai Ambar serta aku yang berdiri cuma menggunakan gaun tidur tanpa ada baju dalam segera terangsang. Kulepas gaun tidurku. Ambar yang melihatku segera turun dari tempat tidur dibarengi Ully. Ambar mendorongku hingga ke tembok lantas mencium bibirku serta meremas payudara kiriku. Sedang Ully jongkok di samping kakiku serta kaki Ambar lantas menjilati vaginaku yang basah sembari tidak lupa tangan kirinya meremas ke-2 payudara Ambar serta tangan kanannya meremas payudara kananku. Aku rasakan kesenangan yang tidak ada duanya.



Sesudah beberapa menit Ambar serta Ully menjamah badanku serta aku telah rasakan lemas, mereka berdua sama-sama berpelukan serta sama-sama tempelkan vaginanya. Mereka mendesah bersama. Kemudian Ambar melepas pelukannya serta lantas naik ke tempat tidur. Dia tidur kemampuanng serta Ully menindihnya sembari menciumnya. Tangannya masuk ke vagina Ambar serta mengocoknya perlahan. Mulutnya perlahan turun ke vaginanya. Sembari jarinya mengocok vagina Ambar mulutnya juga menjilatinya. Aku yang telah bergairah sekali lagi turut gabung dengan mencium bibirnya yang nampaknya juga akan keluarkan desahan. Kucium serta kujilat lidahnya. Dia membalas sembari tangannya menarik tanganku supaya meremas ke-2 payudaranya. Kuremas ke-2 payudaranya serta tangannya juga meremas ke-2 payudaraku. Ambar nyatanya bisa bertahan lebih lama dariku dari jamahanku serta Ully.



Saat ini giliran Ully. Ully tidur kemampuanng serta payudara kirinya dihisap oleh Ambar serta payudara kanannya kuhisap. Dia mendesah serta ke-2 tangannya juga membalas dengan meremas ke-2 payudaraku serta ke-2 payudara Ambar dengan bertukaran. Jariku serta jari Ambar lantas masuk ke vagina Ully serta mengocoknya perlahan. Ully nyatanya juga akan mendesah lebih keras sekali lagi hingga bibirku serta bibir Ambar berebutan untuk menahannya. Bibir kami berdua pada akhirnya berciuman sembari jari kami berdua kami mengeluarkan dari vagina Ully serta naik ke atas berebutan ke-2 payudara Ully. Kami berdua meremas ke-2 payudara Ully serta ciuman kami turun ke bawah serta menjilati vagina Ully. Ully nyatanya kalah dariku dalam bertahan.



Sesudah beristirahat sebentar kami meneruskannya sekali lagi. Aku tidur di dalam bertemu dengan Ully serta Ambar ada di belakangku. Kami mulai sekali lagi dari pertama serta tidak lupa bertukaran tempat tengah, depan, belakang. Kami bercumbu hingga sekitaran jam 3 awal hari. Kemudian kami tertidur nyenyak karna kelelahan. Dengan tempat aku dipeluk Ambar dari depan serta Ully dari belakang.



Pagi harinya aku terbangun serta kulihat Ambar serta Ully telah tidak berada di tempat tidur. Kudengar desahan-desahan dari dalam kamar mandi. Aku bangkit serta jalan ke kamar mandi. Kulihat Ambar serta Ully duduk bertemu di bath tub yang penuh dengan busa sabun. Mereka berdua yang badannya penuh dengan busa sabun tengah sama-sama meremas ke-2 payudara mereka. Aku lantas berdiri dibawah pancuran serta kuhidupkan kran. Ambar bangkit dari bath tub serta tutup kran pancuran. Dia lantas berdiri dibelakangku serta ambil body shower. Diusapkannya body shower ke ke-2 payudaraku dari belakang serta lalu meremas-remas ke-2 payudaraku. Aku membalik badanku serta membalas meremas ke-2 payudaranya.



Dia lantas meratakan body shower ke semua badanku lalu memeluk badanku. Lalu tangannya buka kran pancuran sekali lagi. Kami berdua sama-sama melepas pelukan serta sama-sama mencuci badan kami dan meremas ke-2 payudara dan bagian-bagian badan yang beda. Sesudah kami berdua bersih dari sabun serta busanya, Ambar mematikan kran pancuran serta keluar dari kamar mandi sembari menggaet handuk. Aku masih tetap berdiri serta lihat Ully yang tidur di bath tub yang airnya telah kering tinggal busa sabun yang melekat di badannya. Kulihat ke-2 payudaranya serta lantas kuremas. Kemudian kutindih badannya serta kami geser tempat. Aku saat ini dibawah dia diatas serta duduk dengan tempat ke-2 vagina kami sama-sama melekat. Dia meremas-remas ke-2 payudaraku. Lalu dia menyeka semua badanku dengan busa sabun yang melekat di badannya. Lalu dia menindihku serta buka kran bath tub. Kami berdua sama-sama mencuci badan kami dan meremas ke-2 payudara dan bagian-bagian badan yang beda.



Kemudian aku lebih dahulu keluar dari kamar mandi sesudah menghanduki badanku. Aku keluar dengan telanjang karna handuknya digunakan oleh Ully. Ambar nyatanya tidak ada di kamar. Aku keluar serta kulihat Ambar dengan melilitkan handuk di badannya tengah jalan ke arahku sembari membawa secangkir kopi. Kusongsong dia serta kucium dia sembari tanganku mencapai cangkir dari tangannya. Kuletakkan cangkir ke meja yang berada di samping kami berdiri serta tanganku lantas melepas handuk yang dipakai Ambar. Kupeluk dia berbarengan dengan pelukan Ully dari belakang. Aku menginginkan dari mulai awal sekali lagi namun kudengar klakson mobil. Kami bertiga berhamburan cepat-cepat menggunakan kembali baju. Nyatanya ayahku yang datang.



Hari itu kami tidak meneruskan percumbuan karna ayahku sepanjang hari dirumah. Ambar serta Ully juga pulang ke kostnya semasing. Namun di hari-hari setelah itu kami bertiga bercumbu kembali. Tak tahu di rumahku ketika sepi atau ditempat kost Ambar atau ditempat kost Ully. Tapi mulai sejak awal bln. Agustus th. 2000 lantas Ully sudah memiliki pasangan cewek baru yang masih tetap muda serta mengambil keputusan berpisah denganku serta Ambar. Perpisahan dirayakan dengan bercumbu semalam jemu pada aku, Ambar, Ully serta ceweknya. Mulai sejak itu aku cuma bercumbu dengan Ambar. Demikianlah pengalamanku bercumbu dengan sesama wanita.

Friday, May 25, 2018

Pokoknya Tante lagi Sange


Narasi Seks Paling baru | Momen ini berlangsung waktu akhir th. tempo hari, waktu itu aku pulang malam sekali umum bila rapat

selalau demikian berkelanjutan sampai bertele tele yang di bicarakan ini itu tidak ada titik temunya

buat aku lelah fikiran serta lelah tubuh, segera saja setelah tiba tempat tinggal aku masuk ke kamar tidur

serta melepas jas kantor serta rok miniku ke lantai.


Menuju ke almari baju untuk pilih celana dalam serta bra, kulemparkan CD serta Bra ku diatas kasur

aku menuju kemar mandi, didalam kamar mandi, aku buka celana dalamku yang berwarna putih serta bra

yang berwarna sama yang kukenakan mulai sejak pagi.


Kubiarkan saja tergeletak di lantai kamar mandi. Aku selekasnya masuk kedalam tempat shower serta mandi.

Cuma dengan mandi yang bersih yang dapat mengusir semua kepenatanku sepanjang hari di kantor.


Waktu menyabuni tubuhku, aku menyabuni sisi payudara serta vaginaku agak lama. Aku nikmati sensasi

waktu ke-2 sisi badanku itu tersentuh, meskipun oleh tanganku sendiri. Selang beberapa saat acara

mandiku selesai. narasi hot tante


Aku lalu keluar dari tempat shower serta meraih handuk yang senantiasa bergantung di belakang pintu

kamar mandiku. Dengan handuk itu, aku mengeringkan badanku.


Kembali pada kamar tidur, aku lalu ambil baju dalam yang di simpan diatas tempat tidur dan

kupakai. Kemudian, handuk yang kupakai kuhamparkan di sandaran kursi yang berada di kamarku.


Aku membaringkan diriku ke atas tempat tidur. Sisi badanku yg tidak terutup oleh bra serta celana

dalam yang kupakai, segera menyentuh lembutnya sprei tempat tidurku. Aku mengambil keputusan untuk

beristirahat.


Waktu barusan akan terlelap, aku mendengar nada bel pintu. Aku lalu bangkit dari tempat

tidurku serta meraih jubah tidur satinku yang berwarna merah muda yang bergantung dibalik pintu

kamarku.


Sembari jalan ke arah pintu depan, aku menggunakan jubah tidurku dengan tergesa-gesa. Hal semacam ini pasti saja

mengakibatkan di bagian dada tidak tertutup dengan rapi. Beberapa langkah kakiku mengakibatkan celana

dalamku tampak dari belahan jubah tidurku yang panjangnya cuma sepaha. Aku tidak peduli, aku hanya

berfikir siapa yang datang.


Waktu aku buka pintu, aku lihat seseorang anak lelaki berusia 14 th.. Dia yaitu anak dari

tetangga dimuka rumahku. Ditangannya dia membawa satu kotak. Pertama-tama kelihatannya dia terkejut

lihat penampilanku sebab dia dapat lihat beberapa bra yg tidak tertutup oleh jubah tidurku.


“Ferdy, ada apa, sayang? ” tanyaku.


Dengan agak gelalapan dia menjawabku,


“Anu Tante, ini ada titipan dari Ibu.. ”


“Apa ini? “, tanyaku.


Sembari menyodorkan kotak yang dibawanya, dia berkata,


“Cuma kue saja. ”


Aku lalu ambil kotak itu dari tangannya serta mempersilahkan dia masuk.


“Mama kemana? ”, tanyaku.


“Keluar sama ayah. Mungkin saja agak malam baru pulang, soalnya ingin mengurusi pesta”


“Pesta apa? ”


“Perayaan ulang th. perkimpoian yang ke 25″


“Oh demikian.. ”


Aku lalu mempersilahkan dia duduk di kursi ruangan keluargaku. Aku lalu ambil air dari dapur

serta membawanya keluar.


“Ini silakan di minum.. ”


“Terima kasih, Tante.. ”


Aku tersenyum kecil, sebab pada saat aku menyimpan air barusan ke meja, aku lihat bila matanya melirik ke

dalam jubah tidurku, pas ke arah buah dadaku yang tertutup oleh braku. Diam-diam aku merencanakan untuk

menggoda anak ini.


Aku lalu duduk di sampingnya. Sesaat lalu, anak itu aku ajak berbincang-bincang. Sebetulnya

anak itu duduknya tidak tenang, namun aku pura-pura tidak memerhatikannya, hingga satu saat dia

berkata,


“Anu Tante, bra Tante bagus ya.. ”


Aku tersenyum kecil. Dalam hatiku aku bersorak senang. Anak ini memerhatikanku.


“Memangnya bra Mamamu tidak bagus? “, tanyaku. Narasi Seks Paling baru


“Ngak sebaik miliki Tante”


“Lho, sempat ngintip Mamanya ya.., ” godaku.


Dengan muka yang agak kemerahan dia berkata,


“Bukan gitu kan tahu dari jemuran.. ”


“Kalau gitu hanya tahu branya saja? Celana dalamnya? ”


“Celana dalam juga”


“Kalau gitu bagusan mana dengan miliki Tante? ”


Aku lalu mengangkat sedikit jubah tidurku. Celana dalamku tampak dengan terang oleh anak itu.

Dengan muka yang lebih merah, Ferdy menjawab,


“Punya Tante tambah lebih bagus. Miliki Ibu potongannya umum saja. Warnanya juga paling putih. Punya

Tante sangat bagus.. ”


Aku tersenyum serta selalu ajukan pertanyaan,


“Pernah saksikan Ibu cuma gunakan bra sama celana dalam? ”


Anak itu menggeleng,


“Belum.. ”


“Mau saksikan bila Tante yang gunakan? ”


Anak itu menganggukkan kepalanya. Aku selekasnya berdiri. Sembari tersenyum aku melepas jubah tidurku.

Saat ini di depannya aku cuma kenakan bra serta celana dalam saja.


“Bagaimana? .. ”


“Tante terlihat cantik. Sepertinya Mamanya Ferdy kalah deh”


“Hush.. masa Mamanya Ferdy kalah? ”


“Benar, Tante.. Tante cantik sekali.. ”


Aku kembali duduk di sofa. Kesempatan ini aku ajukan pertanyaan lebih berani,


“Kamu sempat saksikan payudara yg tidak tertutup bra? ”


“Ngak pernah”


“Mau saksikan? ”


Dengan muka memerah, dia mengangguk kecil. Sembari tersenyum aku melepas kait braku. Sesudah terlepas,

braku kuhamparkan di samping sofa. Payudaraku terpampang untuk dia. Mulut anak itu terngangga sedikit.


“Tante betul-betuk cantik”, cuma itu komentarnya. Matanya selalu saja menggerayangi ke-2 payudaraku.

Aku lebih nakal, lantas ajukan pertanyaan,


“Mau Tante telanjang sekalian? ”


Dia mengangguk juga. Aku melepas celana dalam yang kupakai. Kemudian, kubuka ke-2 kakiku.

Vaginaku bersama bulu-bulunya tampak olehnya. Saat ini semua badanku bebas di nikmati oleh anak itu.

Matanya tidak henti-hentinya melalap semuanya sisi badanku.


Sebentar-sebentar tampak kelihatannya dia tidak tahan tidak untuk menyentuh badanku, namun karena

dari aku tak ada respon, jadi dia cuma dapat menahan saja.


Sesudah agak lama, aku kembali berupaya mencairkan situasi dengan percakapan yang beda. Mungkin saja karena

badanku dalam kondisi telanjang, anak itu kelihatannya kurang menyikapi. Pada akhirnya sesudah beberapa

waktu, aku mengingatkannya supaya selekasnya pulang.


Aku ambil kembali celana dalam, bra serta jubah tidurku serta menggunakannya kembali dimuka anak itu.

Waktu akan keluar pintu, anak itu berkata kepadaku,


“Tante, terima kasih ya. Tante benar-benar cantik”


Aku tersenyum saja. Dia meneruskannya,


“Maukah Tante merahasiakannya untuk kita berdua saja? ”Cerita Seks Paling baru


Sembari tersenyum aku mengangguk. Anak itu tersenyum juga. Dengan langkah yang riang, dia kembali ke

tempat tinggalnya. Aku selekasnya mengunci pintu serta kembali pada kamarku. Aku kembali melepas jubah tidurku.

Cuma dengan kenakan bra serta celana dalam, aku membaringkan badanku ke tempat tidur.


Momen barusan buat aku begitu senang sekalian terangsang. Aku lalu ambil penis dari

karet dari laci tempat tidurku. Aku buka bra serta celana dalamku serta membaringkan badanku yang

telanjang kembali pada ranjang.


Penis karetku kumasukan ke liang vaginaku serta kugerakkan maju mundur. Fikiranku kupenuhi dengan adegan

di mana aku menelanjangi diri dimuka anak itu.


Nafsuku yang makin mencapai puncak pada akhirnya membuatku orgasme. Sesudah alami orgasme berulang-kali, aku

terasanya tidak miliki tenaga untuk lakukan apa-apa sekali lagi. Dengan badan telanjang yang terkulai lemas dan

penis karet yang tertancap di liang vaginaku, aku tertidur dengan nyenyak hingga pagi.


Mulai sejak hari itu, anak tetanggaku senantiasa ke rumahku apabila ke-2 orang tuanya pergi. Sudah pasti setiap

kali datang, aku senantiasa menunjukkan baju dalam yang aku gunakan serta badan telanjangku. Sempat satu dua

kali aku biarkan melihatku tengah mandi. Diluar itu, anak itu mulai berani meminjam baju

dalamku untuk digunakan serta dimainkan.


Bila bertamu ke rumahku, dia juga akan meminjamnya serta menggunakannya sepanjang di rumahku. Waktu pulang, barulah

dia menggunakan kembali bajunya. Sudah pasti umumnya baju dalam yang dipakainya turut digunakan ke

tempat tinggal juga. Umumnya dikembalikan waktu bertamu selanjutnya. Aku pikirkan bila dapat aku ingin

memphoto anak itu dengan menggunakan baju dalamku. Tentu tampak sexy serta lucu.


Terkecuali untuk masturbasi di kamar, diakuinya bila seringkali menggunakannya ke sekolah terlebih waktu ujian,

fikirannya lebih encer. Aku sendiri agak heran juga, bagaimana bila beberapa rekannya ketahui dia

gunakan bra dibalik seragamnya, namun kelihatannya dia dapat mengakalinya.


Aku begitu suka bila nyatanya anak itu benar-benar mengagumiku, terlebih dia ingin menggunakan baju

dalamku. Aku tidak terasa jijik dengan lelaki sekian, demikian sebaliknya aku jadi terasa suka.


Anak itu paling suka pada himpunan g-stringku, namun aku tidak mengijinkannya untuk digunakan, sebab

harga nya mahal. Bagaimanapun juga aku takut bila g-stringku jadi rusak karna digunakan olehnya.

Sudah pasti gaun serta jubah tidur tidak bisa juga.


Koleksi string bikiniku yang berbagai macam jenis serta warna yaitu yang seringkali dibawa pulang

terkecuali celana dalam serta braku yang umum aku gunakan ke kantor sebab string bikini memiliki bahan awet

sedang baju dalam yang kupakai ke kantor tidaklah terlalu mahal.


Dalam hati diam-diam aku mengharapkan satu waktu aku peroleh peluang untuk mencicipinya, namun aku

tidak bisa sangat berani. Aku cuma mengharapkan satu waktu dia juga akan memohonku untuk melayani nafsunya.


Umumnya perasaan itu juga akan mencapai puncak apabila aku memandangnya menggunakan string bikiniku. Aku mengharapkan bisa

menyusui anak itu, meskipun tanpa ada air susu, hehehe.. Aku juga menginginkan coba kemaluannya yang masih

tanpa ada bulu itu baik di mulut ataupun di vaginaku. Aku belum juga sempat coba dengan anak yang belum

dewasa. Mungkin saja rasa-rasanya juga akan berlainan, ya? - Narasi Seks, Narasi Sex, Narasi Seks Paling baru, Narasi Porno, Narasi Seks Dewasa, Narasi Panas Indonesia, Narasi Hot Paling baru, Narasi Dewasa Paling baru, Narasi Porno, Cerita Sex, ABG Bispak Telanjang, Bokep Indonesia, Narasi Dewasa, Narasi Mesum, Narasi Ngentot Janda, Narasi Ngentot Pembantu, Narasi Ngentot Perawan, Narasi Panas, Narasi Pemerkosaan, Narasi Sex Indonesia, Narasi Sex Sedarah, Narasi Selingkuh, Narasi SEX, Narasi Skandal, Narasi Tante Girang, Cewek Telanjang, Photo Bugil, Memek Perawan, Tante Girang, Toket Gede Mulus