pasang banner
pasang banner
pasang banner

Thursday, May 17, 2018

Cerita Bercinta Dengan Selingkuhan Saat Liburan



 Sepintas perjumpaan diri saya, saya lelaki berumur 26 th. kerja di satu diantara perusahaan swasta nasional dengan tinggi sekitaran 160 cm (termasuk juga pendek) serta dengan bentuk badan yang kurus. Meskipun nafsu makan saya lumayan besar namun tetaplah saja badan saya tidak gemuk serta tidak sempat menjangkau berat badan baik. Mungkin saja bila saya seseorang wanita, juga akan begitu berbahagia karna tidaklah perlu takut gemuk meskipun banyak makan. Aku cukup seringkali ikuti narasi yang berada di 17Tahun sebatas isi waktu luang saja karna repot. O ya, dalam narasi ini sebut saja nama saya Ryo.



Bln. desember 2001, saya ambil cuti sepanjang satu minggu untuk nikmati perjalanan wisata. Maklum untuk melepas rasa capek serta stress sesudah bekerja selama th. serta termasuk juga hobby saya juga untuk seringkali melancong ke satu tempat yg tidak sempat saya kunjungi namun memiliki rekan yang tinggal ditempat yang juga akan saya kunjungi. Sesudah bersusah payah sepanjang 2 hari (maklum sekali lagi holiday season) pada akhirnya saya memperoleh ticket ke Medan.



Lantas saya SMS Melia di Medan, “Besok gue ingin ke Medan. Mungkin saja guide gue tidak nih? ”

Tidak berapakah lama segera dibalasnya, “OK. Datang saja. Tentu lu juga bercanda. Dari dahulu tuturnya ingin datang tapi tidak sempat datang. Hehehehe”.



Sesudah cukup lama ber-SMS ria dengan tetaplah saja dia tidak yakin pada akhirnya saya putuskan untuk memberi surprise saja besok siang bila telah tiba di Medan. Melia, 23 th., berkulit agak putih sama dengan warga keturunan yang lain dengan tinggi sekitaran 158 cm. Kami berteman lewat chatting di internet sepanjang nyaris 1 th. namun tidak sempat bertatap muka segera. Cuma lakukan kontak SMS, e-mail serta chatting saja. Walaupun tidak sempat ketemu kami tetaplah dapat merajut jalinan pada rekan serta terkadang juga bertukar photo, jadi semasing sekurang-kurangnya mengetahui muka bila sama-sama ketemu.



Narasi Dewasa 2016 Berlibur Dengan Selingkuhan | Pada akhirnya besoknya saya pergi ke Medan dengan ambil penerbangan pertama Jakarta–Medan. Sepanjang nyaris 2 jam, 15 menit lalu pesawat mendarat di bandara Polonia, Medan. Sesudah membereskan barang bawaan saya, saya segera pesan taksi untuk mengantarkanku ke satu diantara hotel yang berada di Medan serta selekasnya cek in, lantas saya menelepon Melia.



“Hello, Mel? Di mana lu? ”

“Ryo? Gue sekali lagi berjalan-jalan di Thamrin Plaza. Memang mengapa? Ingin turut? ”

“Wah jika bisa sich ingin dong. Tapi minta dijemput bisa tidak? gue tidak tau jalan di sini”

Terdengar nada dengan suara yang agak tidak yakin.



“Emangnya lu berada di mana? Medan? Dapat bercanda saja lu. Bisa deh gue jemput jika lu di Medan. Hahahaha.. ”

“Benar lho. Dinanti. Awas jika tidak datang. Ke Novotel kamar 313. ”

Masih tetap dengan suara nada yg tidak yakin.

“Yang bener? Gue tidak yakin.. ”

“Bener! Jika tidak yakin telepon saja ke resepsionis Novotel, bertanya nama yang cek ini kamar 313. Sini cepat! ”

“OK. Awas bila lu boongin gue”



1/2 jam lalu terdengar bunyi bel. Dag dig dug juga hati saya, soalnya saya belum juga sempat ketemu Melia dengan segera. Saat pintu saya buka, wow, kelihatannya saya berjumpa bidadari yang turun dari langit. Tidak kusangka Melia yang saya kenal sampai kini lewat chatting dapat secantik ini walau sebenarnya di photo yang dia kirim bebrapa umum saja. Dengan rambut sebahu, muka yang oval serta bibir seksi yang dihiasi lipstik tidak tebal dan bau minyak wangi yang makin menaikkan keanggunan dianya. Karena sangat cantiknya hingga saya terbengong menatapnya.

“Ryo? ” bertanya Melia membangunkan saya dari lamunan.



“Iya ya ya? ”, jawabku sekenanya saja.

Untuk menyingkirkan rasa gugup saya segera saja kujulurkan tanganku untuk menyalaminya serta balik ajukan pertanyaan.

“Melia? ”, serta segera diterimanya tanganku.

Nyatanya tangannya juga halus. Tangan cewek sich. Tentu dirawat dengan baik.

“Akhirnya kita ketemu juga ya”, kataku buka perbincangan sesudah Melia kupersilahkan masuk.

“Iya, tidak kira juga jika lu nekat ke Medan”

“Abis telah nyaris semuanya provinsi di Indonesia telah sempat saya kunjungi. Hanya Medan yang belum juga termasuk juga Danau Tobanya. Hehehehe”

“Emang ingin berapakah lama lu ingin disini? ”

“Seminggu saja. Kurasa cukup kan gue nikmati situasi disini? ”

“Cukuplah. Lagian tempat nongkrong di Medan dikit. ”

“Ok deh. Lu jadi guide gue ya? ”

“OK”



Sesudah bercakap cukup lama Melia minta pulang istirahat serta besok juga akan temani saya berjalan-jalan di Medan. Besoknya pagi-pagi Melia telah mengajak saya keliling kota Medan. Nyatanya hanya perlu 2 hari saja, semua obyek wisata didalam kota telah saya kunjungi serta cuti saya tinggal 4 hari sekali lagi. Nyatanya di hari ke-3 Melia mengajak saya ke Danau Toba dengan tur. Tuturnya belum juga merasa ke Medan jika tidak ke Danau Toba. Saya sich ok–ok saja.

Perjalanan dari Medan ke Toba lewat Tebing Tinggi serta Pematang Siantar memerlukan saat 5 jam lebih. Dari siang berangkatnya, jadi sore sampainya di Prapatan. Belum juga untuk pergi ke Pulau Samosirnya serta jam 6 sore baru hingga disana, lantas cek in ke kamar.

Sesudah makan malam dengan rombongan tur, kami berdua pada akhirnya kembali pada kamar. Di kamar cuma tinggal kami berdua, bercakap serta minum bir enteng. Jam telah nyaris tunjukkan 11. 30 malam saat keheningan menempa perbincangan kami berdua. Semuanya tema telah habis dibicarakan untuk malam itu. Karenanya kutekan saja remote control TV. Wow, nyatanya adegan yang keluar yaitu blue film serta tidaklah berita isu semata kalau banyak hotel sediakan blue film untuk tontonan larut malam. Maunya segera saya mengubahkan saluran itu tapi dihindari oleh Melia.



“Nonton saja bila ingin. Gue tidak apa-apa kok”, tuturnya dengan suara cuek.

Wah ini anak apa telah umum nonton yang begituan, fikir saya. Ya saya biarlah saja film itu selalu berlanjut dengan seseorang cewek jepang digenjot seseorang bule dari belakang. Doggy model kata orang. Bunyi desahan dari sang cewek serta lenguhan sang cowok penuhi keheningan ruang kamar kami berdua. 15 menit lalu style mereka bertukar jadi missionary model. Style yang umum dengan cewek tidur terlentang dengan kaki menjepit pinggang cowok serta cowok menindih dari atas. Cuma kaki sang cewek yang berpindah–pindah dengan style ini terkadang menjepit pinggang cowok terkadang diangkat ke atas pundak sang cowok.



Karena sangat seriusnya saya melihat, tidak tahunya nyatanya Melia telah terangsang berat karna film itu. Saat saya berbalik, baju sisi atasnya telah 1/2 terbuka serta dia sendiri menggesek-gesekkan tangan ke daerah kemaluannya. Desahannya masih tetap agak tertahan mungkin saja karna saya berada di sana. Terperanjat juga saya dengan aktivitasnya. Maklum dengan usia segini saya tidak sempat lihat sisi peka cewek dengan segera paling juga lewat film sama majalah saja, terlebih lakukan aktivitas jalinan intim dengan lawan type.



“Ryoo, uuh, dapat bantuin gue tidak? uuhh.. ”, lenguhannya sedikit mengeras.

Kutelan ludah sendiri dengan pemandangan dimuka mataku. Tidak paham mesti melakukan perbuatan apa saya.



Lantas kutanya balik, “Bisa kubantu apa? ”.

“Bantu puasin gue Ryo, ayolah Ryo, kemari, uuhh”, katanya dengan tangan kiri tetaplah menggosok-gosok sisi kemaluannya yang masih tetap terbungkus celana dalam putih serta nampaknya telah basah dan tangan kanan meremas payudara samping kanan yang terbuka.

Dengan hati yang berdebar-debar serta kaki dan tangan gemetaran kudekati Melia. Dia terlihat masih tetap tenang serta masih tetap dapat tersenyum lihat perilaku saya yang kikuk serta serba salah walaupun dalam kondisi terangsang berat. Dalam darah saya juga merasa berdesir serta kemaluan saya merasa mulai menegang. Betul-betul pengalaman yang mendebarkan.

Belum juga hingga 3 langkah saya mendekat, tangan saya telah ditarik Melia ke arahnya. Serta segera mulut saya dilumatnya dengan penuh nafsu.



“Uuuhhmm, uuhhmm”, terhalang telah nada yang ingin keluar dari mulutku.

Baru pertama kesempatan ini saya di cium seseorang cewek. Cewek yang cantik serta penuh dengan nafsu hingga merasa susah bernafas. Sepanjang nyaris 5 menit kami sama-sama berciuman tanpa ada terlepas. Awal mulanya tangan saya yang diam mulai dituntun Melia untuk meremas payudaranya serta lenguhannya makin tunjukkan kalau Melia telah betul-betul terangsang serta melupakan lingkungan sekelilingnya. Mungkin saja yang berada di otaknya yaitu bagaimana memperoleh kenikmatan, kenikmatan biologis. Di beri angin sesuai sama itu saya yang awal mulanya pasif mulai berlaku aktif. Kulepaskan tali piyamanya serta terbukalah badan sisi atas Melia yang putih bersih dengan satu cup BH yang sudah terbuka. Tidak senang, lantas kubuka kait BH serta mencuatlah ke-2 payudara yang umum dimaksud bukit kembar yang begitu sangat menantang, ukuran 32B dari ukuran BH-nya yang digunakan. Payudara yang betul-betul tertangani dengan baik, putih serta puting yang kemerah-merahan.

“Ayo Ryo, puasin gue, hisap dong”, tuturnya sembari membimbing tangan serta kepalaku ke arah bukit kembarnya.

 “Uuuhh, oohh, selalu Ryo, selalu, uuhh.. ”

Kucium serta kuhisap selalu ke-2 bukit itu dengan bertukaran dari kiri ke kanan. Sedang ke-2 tangan Melia selalu meremas rambutku serta menghimpit kepalaku ke bukit kembarnya hingga susah bernafas juga saya.



“Ooohh Ryo, hisap yang kuat, aahh, oohh.. come on baby, ohh”, katanya sembari mempermainkan ke-2 bukitnya.

Tangan kananku dituntun Melia untuk mulai meraba serta menggesek-gesek kemaluannya, celana dalamnya betul-betul telah basah sebelumnya pada akhirnya kutarik terlepas. Serta Melia saat ini dalam kondisi polos tanpa ada apa pun yang menempel di badannya.



Nyaris 10 menit saya mempermainkan ke-2 bukit itu hingga pada akhirnya Melia mengangkat kepala saya serta memohon saya berhenti.

“Sekarang giliran gue untuk memberimu kesenangan Ryo.. ”



Belum juga pernah saya berkata apa pun saya telah ditelentangkan ditempat tidurku serta Melia mulai menanggalkan baju tidurku satu per satu sampai tinggal celana dalam saja.

“Wow burung lu lumayan juga. Sini saya belai dahulu agar jadi perkasa.. ”.



Saat tangannya baru menyentuh kemaluanku, telah merasa ada getaran yang mendebarkan, namun masih tetap terganjal celana dalam hingga belum juga merasa terlepas. Baru pertama kalinya juga kemaluan saya dipegang oleh seseorang cewek. Sesudah menggosokannya tangannya sekian kali, celana dalam saya segera ditariknya terlepas serta bebas telah ganjalan celana barusan.

“Lumayan, lumayan, tidak sangat jelek untuk cowok seperti lu yang agak kurus”



Tidak tahu itu sindiran atau pujian. Berdiri sebentar, Melia lantas menunduk serta, apa yang dikerjakannya, Melia menjulurkan lidahnya ke ujung kemaluanku. Sensasi yang merasa pertama kalinya benar-benar tidak terlupakan. Susah untuk menggambarkan perasaan saya waktu itu.



“Uuhh.. ”, cuma kata itu yang keluar dari mulutku.

Lihat kondisi saya yang sekian makin buat Melia dapat mengatur tempo untuk memberi sensasi buat saya. Awal mula cuma ujung lidah serta kemaluan hingga pada akhirnya cuma pangkal kemaluan saya yang terlihat sesudah Melia lakukan oral sex untukku. Mulutnya maju mundur serta berputar-putar lidahnya di kemaluan saya, tengah saya cuma dapat melenguh. Lenguhan kesenangan yang tidak ada tara hingga pada akhirnya saya rasakan suatu hal yang menekan menginginkan keluar dari kemaluanku.



“Mel, aku, ohh, ingin keluar, uhh, oohh”

Mendengar itu Melia makin percepat tempo hingga pada akhirnya, “Mel, keluar Mel, oohh, Mel, aahh”

Ditelannya habis semuanya air maniku tanpa ada sisa.

Kemaluanku segera lemas, serta Melia tersenyum padaku.



“Ryo, anda lumayan, tidak kalah dengan yang beda, minum ini dahulu lantas kelak kita kelanjutan”

Disodorkannya minuman yang dibawa di tasnya. Saya tidak paham apakah itu tapi saya minum saja. Baru 10 menit merasa tenaga saya jadi sembuh sekali lagi serta kemaluan saya mulai menegang sekali lagi.

“Nah saksikan tuch, kita dapat mulai fase ke-2 nih Ryo.. ”



Melia lantas tidur kemampuanng dengan ke-2 kakinya terjulur ke lantai.

“Sini serta saat ini giliran lu”



Saya menghampirinya lantas dituntunnya kepala saya ke kemaluannya. Baru pertama kalinya juga saya lihat dari dekat kemaluan cewek. Lantas dimintanya menjilat. Awalnya malas juga saya. Tapi pada akhirnya ingin karna kemaluannya kulihat tertangani rapi dan bersih. Ada bau sedikit amis tapi ciri khas wanita serta cairan putih bening keluar dari sana. Kujilat klitorisnya dahulu.



“Uuuhh, that’s right Ryo, selalu, oohh, uuhh, uuhhmm”, lenguhnya.

Sesaat saya selalu beraktivitas di kemaluannya, kujilat serta kugigit kecil klitoris serta bibir kemaluannya hingga lenguhan Melia makin jadi jadi.

“Ooohh, aahh, oohh, uuhh, selalu Ryo, go on baby, oohh”

“Yeah, that’s so damn goodd Ryoo, oohh, aahh make me fly, oohh”, mendengar nada sesuai sama itu makin menaikkan rangsangan untukku.

“Ryo, now, now, masukin Ryo, oohh.. aku telah ingin, aahh”, desahnya saat kugigit kecil bibir kemaluannya.



Lantas kuatur tempatku dengan style missionary. Agak canggung juga karna ini yaitu pertama kalinya saya lakukan hal semacam ini. Lihat itu tangan Melia memegang kemaluanku serta membimbingnya ke arah kemaluannya. Awal mula masih tetap sedikit susah karna saya agak gemetaran juga. Sesudah sebagian menit coba pada akhirnya masuk juga.



“Uuuhh.. ”, merasa ada sensasi yang sedikit berlainan dibanding saat dioral.

Merasa sedikit perih serta hangat saat masuk. Lantas kulakukan penetrasi sedikit untuk sedikit serta perlahan.



“Ooohh, thank god, yes, uuhh, aahh oohh.. ”

Lenguhan Melia benar-benar sangat merangsang. Tiap-tiap kemaluan saya masuk jadi nada desah “Uuuhh.. ” keluar dari mulut Melia serta saat kutarik yang keluar yaitu “Aaahh.. ”.

Sepanjang 10 menit kami bertukar tempat. Saat ini yaitu tempat Doggy Model, dengan bertumpu pada ke-2 tangannya, Melia nikmati tiap-tiap genjotan serta hentakan saya dari belakang.



“Uuuhh, yees, yeess.. oohh yess.. oohh yess, come on Ryo.. ”

Nada pantat serta sisi badan bawah saya beradu menyebabkan bunyi tepukan. Pantat Melia yang demikian padat diisi, menaikkan rasa gemas saya untuk selalu meremasnya. Belum juga cukup juga saya dalam tempat ini, saya tetaplah berupaya untuk meremas ke-2 payudaranya serta beradu mulut dengan tetaplah menjaga irama genjotan saya. Aku tidak paham apa yang sudah diberi Melia pada saya hingga saya dapat bertahan demikian lama.



“You, oohh are aahh greaat Ryoo, oohh, aahh, oohh, aahh.. ”

Kemaluan Melia yang masih tetap merasa sempit makin menaikkan selalu nafsu saya untuk selalu mengenjotnya. Mungkin saja saya tidak paham akau yaitu orang ke-berapa yang ML dengannya, tapi ini memberi saya pengalaman mengagumkan yang akan tidak saya lupakan.



“Ooohh Mel, lu juga heebbaatt, aah, oohh, uuhh, kemaluanmu masih tetap kencang serta sempit, aahh, oohh oohh, Mel”

Sesudah nyaris 20 menit lalu, baru merasa ada yang ingin keluar.

“Mel, aku, aku ingin keluar, oohh, uuhh.. ”

“Iya.. genjot la.. ggii Ryo, aakkuu juga ingin keluar, uuhh aahh”

“Di dalam atau diluar nihh, oohh”

“Da.. lam saja agar merasa, janganlah kuuaatiir, oohh”

Saya makin percepat pergerakan maju mundur dengan disertai pergerakan Melia juga. Nada kecipak makin penuhi ruang kamar.

“Aaakkuu keelluuar, aahh aahh.. ”

“Aaakkuu juga, Ryoo.. oohh.. ”



Hentakan paling akhir, kudorong dalam-dalam kemaluan saya kedalam kemaluan Melia yang dibarengi dengan pergerakan punggung Melia melengkung ke bawah serta dengan kepala mendongak ke atas tandanya dia juga sudah alami klimaks. Tanganku masih tetap memegang pinggang Melia. Masih tetap bertahan 1-2 menit dalam tempat doggy model sebelumnya pada akhirnya Melia menempatkan tubuhnya ke bawah serta telungkup serta saya mencabut kemaluaan saya lantas mendekapkan tubuh saya ke Melia serta membisikkan kata mesra.



“Lu hebat Mel. Saya jadi sukai serta sayang sama lu. ”

“Terima kasih Ryo, lu sudah memberi kenikmatan yang sudah saya inginkan sepanjang ini”

“Kembali Mel, dari lu gue sudah belajar suatu hal yang hebat.. ”

“Saya juga sukai sama anda, maka dari itu saya tidak enggan untuk lakukan ini denganmu, Ryo. Serta apa yang kita kerjakan ini cuma sukai sama sukai. Juicet a friend, OK? ”

Agak kaget juga saya mendengarnya tapi masih tetap dapat kukuasai diriku.



“Ok mel, we always be a friend”

Akupun membelai mesra dia hingga pada akhirnya kami berdua tertidur tanpa ada sehelai benang juga.

Esok harinya kami kembali nikmati perjalanan wisata, cuma saja dengan kondisi yang sedikit lebih mesra sesudah apa yang kami alami semalam. Hingga pada akhirnya saat cuti saya habis di Medan serta pulang kembali pada Jakarta. Di hari kepulangan saya, Melia tetaplah mengantarku ke bandara untuk pulang ke Jakarta. Melia saat ini meneruskan studi ke Amerika serta aku tidak paham kapan ia juga akan kembali. Melia, Melia, i always remember what you have tought me! Tidak rugi perjalanan saya kesempatan ini ke Medan. Begitu begitu special bila dibanding dengan semuanya perjalanan wisata saya sampai kini. END

No comments:

Post a Comment