pasang banner
pasang banner
pasang banner

Tuesday, May 8, 2018

Nikmatnya Genjotan Burung Adik Iparku



Ini adalah peristiwa yang bikin malu sekalian mengasyikkan mengenai perselingkuhanku dengan adik iparku Sindi.


‘Halo’, kataku menyongsong telepon.

‘Oh, kakak!!, Mbak Sari mana kak’, nada diseberang menyahut.

‘Sindi??, kapan balik ke Jakarta, mbakmu sekali lagi piket, telepon saja ke HP-nya deh, sahutku sembari ajukan pertanyaan. ‘Gak usah deh kak, sampaiin saja jika aku pertengahan juni mo balik, aku kangen banget deh’ jawabnya sekali lagi.

‘Oke, deh nanti aku berikan, take care ya’ jawabku datar serta tutup telepon.

Lalu ingatanku melayang-layang satu tahun lebih lantas, di mana waktu itu dia banyak masalah,.. cowok, drug, bahkan juga sempat juga punyai urusan dengan pihak berwajib karna tertangkap tangan atas kepemilikan Narkoba. Atas saranku Sindi, adik kandung Sari ke Jakarta serta saat ini sudah bekerja di Singapura untuk mulai suatu hal yang baru.


Sindi 30 th, seperti juga saudaranya wajahnya cantik, kulitnya bersih, mata lebar, hidung mancung, rambut berombak di ujung dengan postur badan seimbang. Karna obsesi untuk mandiri serta sifatnya yang keras kepala tersebut dia terjerumus dalam masalah berkelanjutan.

Sindi terlebih dulu tinggal di Surabaya, di sana dia bekerja jadi penyanyi. Dari pekerjaannya tersebut (yang sebenernya tidak kami gemari) Sindi pernah ditahan polisi 1 malam karna narkoba, sebelumnya kami datang-dipanggil untuk berikan info.




Mulai sejak momen ditahannya Sindi 3 th. lantas, Sindi seringkali telepon aku serta menceritakan mengenai kondisinya, rekan lelakinya serta umumnya cukup lama, minimum 30 menit. Sindi lebih dekat denganku serta seringkali ‘curhat’ dari pada kakaknya. Dalam tiap-tiap perbincangan, Sari senantiasa berikan sinyal supaya aku ‘merayu’ Sindi untuk geser ke Jakarta serta mencari pekerjaan disini.


Sari tau kedekatan kami itu, bahkan juga mendorong agar bisa mengontrolnya lewat aku, karna mulai sejak kecil Sindi memanglah sulit nurut serta bandel. Awalannya aku cuma menganggapnya jadi tanggung jawab seseorang kakak pada adik, sebelumnya berlangsung ‘sesuatu’ yg tidak harusnya kami kerjakan.


Awal maret 2017, Sindi telepon memohonku untuk menjemputnya di stasiun Gambir, Sari begitu senang dengan berita itu serta selekasnya menyiapkan kamar untuk dia. 13 maret 2017 aku jemput Sindi sendiri, karna anak bungsuku sakit, serta kami sangka demam berdarah. Sindi datang sendirian, walau sebenarnya gagasannya dengan Hendry ‘cowoknya’ yang keturunan.


‘Kok, sendirian kak?? ’ mana ponakan2ku, bertanya Sindi waktu aku sambut barang2 bawaannya.

‘Andi sekali lagi sakit, kayanya demam berdarah deh, sangat terpaksa diisolasi dari sodaranya’ jawabku ngeloyor menuju mobil. Sembari merokok serta lari kecil Sindi ikuti aku, ‘Kesian yah, aku kangen ama mereka’ tuturnya.

‘Kak, tau tidak knapa aku ke sini?? tanyanya di mobil.


‘Yah, loe ingin refreshing coba play judi online yang lagi terkenal itu atau loe telah sadar serta ingin kerja yang sesuai sama ama ijazahmu, khan? ’ jawabku sekenanya.


‘Yang beda donk’ komentarnya manja.

‘Apa yaa, paling putus atau mo lari dari cowokmu, hahahaha’ aku tertawa geli karna pinggangku digelitiknya.


‘Sekarang bln. apa kak? ’

‘Maret’ jawabku sembari selalu nyetir

‘Bulan maret ada apa ya?? ’ Sindi mengerling, tangannya meremas tanganku waktu di persneling..


‘Sindi,.. Apaan sih’, kataku berupaya menepis tangannya yang lalu bergerak ingin gelitiki aku sekali lagi. Tanganku ditangkapnya, digenggam lalu di cium sembari ajukan pertanyaan manja

‘Kakak sayang Sindi tidak sich? ’

‘Sindi.. aku kakakmu, aku sayang anda seperti Sari menyayangimu’ kataku jengah serta menarik tangan.


‘Kak,.. aku sayang serta kagum pada Kak rizky, lebih dari itu.., aku sayang ama kakak, karna dapat ngertiin aku, mengerti aku, dapat ngemanjain aku serta.. tau tidak, aku dapat orgasme jika sekali lagi teleponan ama kakak’.. tuturnya sembari mencapai tanganku sekali lagi.


‘Sindi.. aku tidak ingin ngerusak semua dengan perbuatan bodohmu’, jawabku geram tetapi sebenernya menahan gejolak. Sindi terdiam serta melepas tanganku. Tersebut 30 menit perbincangan kami di perjalanan menuju ke tempat tinggal.


Hingga dirumah Sari menyambutku dengan ciuman sembari katakan mo ke RS karna andi anak ke tiga ku panas telah lebih dari 2 hari. Aku selekasnya ke kamar lihat kondisinya, sesaat Sindi serta Sari menuju ke kamar di lantai 2 yang sudah disediakan.


‘Maa, cepetan yah’ aku berikan isyarat supaya Sari selekasnya bersiap.

‘Sindi, mandi selalu istirahat dahulu yaa, nanti ngobrolnya deh’ kata Sari ama Sindi.. OK boss sahut Sindi.



Secara singkat Andi mesti selekasnya dirawat di RS waktu itu juga.

‘Andi maunya ditemenin ama ibu saja yaa? pinta anakku lirih..

‘Iya sayang, ibu juga akan temanin anak tersayang ibu deh’ Sari menghibur.

‘Janji ya maa.. ’


Sesudah Andi tidur aku rundingan ama Sari, keputusannya yaitu aku juga akan nungguin Andi malem serta segera pergi kerja dari RS.

‘Paa, saat ini jemput Sindi ya.. ajak dia ke sini, sekalian bawain aku sebagian baju, aku ingin bercakap disini’.


‘Oke sayang’, jawabku sesudah terasa semuanya beres.


Sesampainya dirumah, aku sediakan sebagian baju yang layak, termasuk juga baju dalemSari. Aku naik ke lantai 2 (kamar Sindi) mo ambillah tas, kuketuk pintu serta menyebutnya.. Tapi tidak ada sahutan, aku merasa tidak enak serta telepon istriku


‘Kalo tidak dikunci masuk saja deh paa, soalnya semuanya tas ada di sana’


‘Tungguin si Bengal itu bangun, biarin dahulu dia istirahat nanti jika bangunin sekitaran jam 12-an.

Aku manusia umum, seseorang lelaki mana yg tidak tergoda dengan kondisi ini ; gadis cantik tertidur nyenyak, tanpa ada selimut. Begitu menggairahkan dengan rambut 1/2 basah tidur terlentang cuma dengan CD kecil terikat di pinggul serta sepasang bukit indah bebas tanpa ada penutup, ada peluang sekali lagi. Aku terpaku untuk sebentar.. bathinku tengah berperang.. serta.. pada akhirnya aku menyerah.


Kuhampiri Sindi (yang tengah tertidur??), aku ambillah selimut yang terjatuh di lantai serta menutupi badan indah itu, tapi Sindi kelihatannya tidak ingin di selimuti. Pergerakan tangannya menampik diselimuti. Aku kembali terdiam.., kuberanikan diri menyentuh tangannya,.. gemetar aku rasakan waktu itu,..


Sindi masih tetap terlelap bahkan juga keluarkan nada mendengkur. Nafsu telah kuasai bathinku juga ragaku, penisku sangat2 tegang.. Sindi lebih cantik, lebih putih lebih tinggi dari Sari.. dengan jari tengahku, kutelusuri tangannya sampai ketiak.. Sindi menggeliat serta menyamping seolah memberiku ruangan untuk duduk di sampingnya.


Betul-betul peluang sudah berpihak padaku,.. kuulangi sentuhan jariku, aku belai rambutnya yang lembab serta berombak, aku cium keningnya, aku belai berwajah sembari menyebutnya pelahan,.. “Sindi.., bangun sayang.. mbakmu suruh anda ke RS.. ”, (dengar atau tidak aku tidak perduli) kuulangi kalimat itu sembari selalu membelai.., Sindi jadi melingkarkan tangannya kepinggangku.


Tanpa ada kusadari tanganku sudah membelai ke-2 bukitnya, mempermainkan putingnya, sembari mengecup perlahan-lahan bibirnya. Sindi buka matanya serta mendesah perlahan-lahan.. kakk, aku sayang kakak, aku menginginkan kakak sayang aku lebih dari seseorang adik.. satu bulan lebih aku meninggalkannya.. aku tidak suka dia..


nyatanya dia sudah berkeluarga, serta hingga sekarang ini belum juga kutemukan profil yang aku mencari, kak.. cintai Sindi.. tangannya membimbing tanganku kedaerah yang paling intimnya yang sudah lembab, saat jariku sedikit menekannya.. Ditariknya badanku hingga menindih badannya..


Kelihatannya Sindi in the mood. Dalam kondisi masih tetap kenakan pakaian, aku peluk Sindi serta menindihnya, kami bergerak selaras seolah tengah bersenggama.. Mendadak telepon berteriak nyaring, seolah menyadarkan supaya tidak melakukan perbuatan selanjutnya.


‘Pahh, telah bangun si Bengal tuch,.. Siram air saja jika tidak dapat, cepetan nih telah jam berapakah saat ini? gerah nih, janganlah lupa dasterku’.

OK, jawabku dengan nafas masih tetap memburu menahan nafsu. Permainan kami berhenti dengan un happy ending..


14 maret, Ditempat kerja sesudah memperoleh perkataan selamat serta ciuman pipi dari rekan2 atas ulang tahunku, aku masih tetap tidak setelah fikir.. why it happen?? jahat sangat aku,.. sewaktu umur jadi bertambah tua, anak tengah sakit.. aku jadi mengumbar nafsu.. IPARKU sekali lagi.. Udahlah I wont do that again, agar Sindi yang nunggu Andi.. fikirku.


Jam 14. 30 sepulang kerja, aku singgah ke Pizza Hut beliin makanan kegemaran Andi sebelumnya ke RS. Waktu dikamar Sindi menyambutku dengan ciuman mesra di bibir.. met ulang th. sayang.., Hilang ingatan nih anak fikirku.. ‘Sari’, aku menyebut istriku..


Sari keluar kamar mandi, segera memelukku, ‘Met ulang th. pah.. hadiahnya nanti saja nunggu Andi pulih, tuturnya main mata nakal. Sekitaran jam 19. 30 aku mo balik, pulang ubah pakaian. ‘Pah, nanti saja pulangnya, jam 21 an saja soalnya Andi tidak ingin jika tidak dinantiin ibu, ayah di rumah saja deh.. ’ agar ibu yang tungguin Andi.

‘Yah.. bagaimana nih, nanti anda ditemenin Sindi ya, ayah mo pulang urusin si rio ama intan’. ‘Tadi Sindi katakan barusan mo ktemuan ama temannya, mungkin saja dia mo keluar malem ini, pulang bareng ama papah saja ya, nanti kasi kunci cadangan tempat tinggal di laci almari ya’ jawab Sari.

Kritis.. tapi ada rasa suka juga terbersit di fikiranku. Malaikat bathinku menyayangkan mengapa Sari demikian yakin pada jalinan kami, tengah syaitan di jiwa-ragaku bersorak kegirangan hingga penisku berkedut.


Secara singkat kami tinggalkan Sari yang melindungi Andi. di perjalanan Sindi katakan menginginkan memberiku suatu hal untuk melampiaskan apa yang terpendam di sanubarinya serta membohongi kakaknya sendiri. Seperti umum Rio serta intan telah ada di kamarnya jam 21.


(Sari begitu disiplin dalam mendidik anak). Aku check tas mereka nge-cek PR. Sesudah mencium pipi mereka, aku turun serta mandi, (Sindi telah ke kamarnya). Jam 23 after I call Sari 2 say good night, terdengar ketukan pintu, waktu kubuka Sindi menerobos masuk dengan baju tidur krim.


‘Kak, .. Sindi ingin tidur ama kakak, ingin dipelukin serta dimanjain..


Waktu itu yang pertama bereaksi yaitu si Ucok didalam sarung serta berteriak mengacung.. MERDEKA.. Bisa dipikirkan 2 orang berbeda type dalam 1 kamar yang dingin.. Sindi memelukku.. aku balas memeluknya erat. Begitu lama kami berpelukan.. Dalam tempat berdiri, kami berpelukan seolah berdansa.. sesudah senang, aku gendong Sindi ke pembaringan.., kurebahkan dia, kutanggalkan baju tidurnya, Sindi cuma memakai G string.,..


Sindi pasrah, nikmati, tubuhnya yang polos.. Sindi memandangku waktu aku buka sarung, satu2nya penutup sisi badanku.. Kurebahkan diriku selain badannya, aku cium serta rasakan setiap jengkal badannya, bukitnya yang putih demikian indah mencuat, kontras dengan tanganku yang hitam.. Kak.. Aku seringkali impikan ini.. kak.. puaskan aku.., cintai aku..

Kuremas bukit indahnya sembari menciumi putingnya,.. Sindi menggelinjang hebat.. tangannya mencapai penisku.. Dikocoknya perlahan-lahan.., kumasukkan tanganku, kedalam CD G string hitam Sindi, Sindi mengangkat pinggulnya membantuku melepas satu2nya penutup badannya. Lembab serta basah vagina Sindi oleh lendir keinginan, kutekan ujung jariku sedikit masuk, automatis pinggulnya mengangkat serta berupaya supaya jariku masuk lebih dalam.. sebagian lama kegiatan itu aku kerjakan. Sindi ingin hisap miliki kakak.. pintanya.


Aku selekasnya berdiri dengan penis masih tetap teracung tegak, Sindi bangkit mengulumnya.. woww hisapannya ruarr umum, penisku seolah ada dalam genjotan vaginanya.., selekasnya aku atur tempat 69 untuk nikmati lendir gairah yang telah disiapkan, sesudah sebagian menit Sindi menggelinjang sembari berteriak, ‘kak.. Sindi ingin keluar, Kak.. genjotan-nya lebih liar. Kuhentikan jilatanku serta kuposisikan penisku penetrasi ke vaginanya yang betul-betul basah.

Clepp, gampang sekali penisku menerobos masuk, aku berupaya menjaga very slow.. kurasakan benar dinding-dinding vagina Sindi, waktu kutemukan g spotnya, (sedikit di bawah permukaan dalam dibawah clitnya) kuarahkan supaya tetaplah menyentuh ruang itu..


Sindi benar2 tidak bisa kuasai diri karena genjotan yang kulakukan, dijepitnya pinggangku dengan kaki serta ditahannya pada tempat yang dikekehendaki.. Kakk.. kurasakan denyutan dahsyat otot vagina Sindi, begitu kencang, lebih kencang dari denyutan Sari.., God.. i’m cumming.. teriaknya.


Waktu kedutannya mengendor, kupercepat pergerakanku, aku menginginkan menyelesaikan genjotan ini.. sebagian genjotan hingga merasa sudah hamper hingga, aku tarik penisku serta tumpahkan semuanya diluar.. Sindi agak kecewa.. tetapi aku tidak segila itu untuk memiliki seseorang anak sekali lagi.


Demikianlah pengalamanku dengan adik iparku, Sesudah Andi pulang, aku senantiasa berupaya mencari peluang untuk bersenggama dengannya serta nikmati genjotan-nya, Sindi pernah tinggal sepanjang 6 bln. sebelumnya ada panggilan kerja di Singapura. END


BONUS LAGI GAN.

No comments:

Post a Comment