pasang banner
pasang banner
pasang banner

Thursday, May 17, 2018

Cerita Selingkuh Bersama Istri Temanku Di Kos kosan





Walau aku bekerja di Jakarta serta digaji besar, aku lebih sukai tinggal di perkampungan. Nah berikut yang mengakibatkan aku dapat menceritakan narasi sex serta narasi seks ku di sini. Dari mulai Kosku ada di lokasi Jakarta Selatan dekat perbatasan Tangerang. Tempatnya yang nyaman serta tenang, jau dari hiruk pikuk kota, membuatku kerasan tinggal lama di sini mulai sejak th. 2002. Telah 7 th. lebih aku belum juga sempat geser. Tetangga-tetangga juga heran kenapa aku kerasan tinggal disitu walau sebenarnya bu kostku populer orangnya kolot serta masih tetap memegang kebiasaan lama. Orangnyapun alim serta tidak sukai anak kostnya melakukan perbuatan beberapa macam serta bila ketahuan pastinya diusir dari tempat tinggal kostnya.



Tempat tinggal kostku 2 lantai yang disewakan cuma 5 kamar dengan ukuran tengah serta kostnya baik untuk putra ataupun putri, yang masih tetap single ataupun yang telah berkeluarga. Kamar mandi untuk anak kost disedakan ada 2 di dalam tempat tinggal satu serta yang di luar ada juga. Ibu koskupun tinggal disitu hanya tinggal di kamar samping dalam dengan anak semata wayangnya Mas Rano.



Peristiwa ini berlangsung sekitaran th. 2005, Tempat tinggal kost cuma terisi dua satu untukku serta sampingnya sekali lagi keluarga Mas Tarno datang dari Yogyakarta. Mas Tarno umurnya 2 th. diatasku jadi saat itu sekitaran 26 th.. Istrinya bernama Nita seumuran denganku. Nita orangnya manis putih tinggi sekitaran 165 cm ukuran payudara sekitaran 34-an. Mereka telah dikaruniai satu orang anak masih tetap berusia 2 th. bernama Rara. Mas Tarno orangnya penggangguran. Jadi untuk kepentingan, Nita-lah yang bekerja dari pagi hingga malam di satu Supermarket populer (supermarket ini seringkali dikenai sangsi oleh Komisi Pengawas Persaingan perebutan Usaha lho!!! …. hayo tebak siapa dapat.. hahahaha….) jadi SPG satu product susu untuk balita. Karna keperluannya yang demikian banyak, Nita (menurut pengakuannya) hingga memohon pihak manajemen untuk dapat bekerja 2 shift.



Pastinya keluarga jenis ini seringkali cek-cok. Nita mengganggap Mas Tarno orangnya pemalas bisanya cuma minta uang untuk beli rokok. Walau sebenarnya jerih payah Nita semestinya untuk beli susu buat Rara putrinya. Mas Tarno juga seringkali membalas omelan-omelan Nita dengan tamparan serta sepakan bahkan juga dikerjakan dimuka anaknya. Aku sendiri tidak kerasan lihat pertikaian itu.



Satu waktu, Mas Tarno bisa pekerjaan jadi ABK serta pastinya mesti meninggalkan keluarganya kurun waktu yang cukup lama. Nita sukanya bukanlah main mendengarnya. Walau demikian hal tersebut tidak berjalan lama.

Saat malam itu, aku bercakap dengan Nita dikamarnya sembari nonton TV. Si Rara muter-muter sembari bermain maklum usia segitu masih tetap lucu-cucunya.



“Sekarang sepi ya, Nit…. tidak ada Mas Tarno. ” kataku

“Lebih baik gini, Ted. Lebih enak jika Mas Tarno tidak ada. ” Keluh Nita kepadaku.

“Emangnya Mengapa? ” tannyaku.

“Mas Tarno tuch kerja tidak kerja tetep nyusahin. lumrah khan jika aku minta uang ke Mas Tarno? Aku khan istrinya. Eh, Dirinya sebagian geram.



Besoknya aku omelan dari juga ama ibu mertuaku. Tuturnya aku tidak bisa minta duitnya dahulu agar dapat buat nabung. Gombal!!! Aku tidak yakin Mas Tarno dapat nabung!!! ” Dia jawab dengan sebagian geram.



“Sabar ya…” Aku berusaha untuk menenangkannya terlebih Rara dah minta bobo’.

“Seandainya Mas Tedy yang jadi suamiku mungkin saja aku akan tidak merana. Mas Tedy dah bisa pekerjaan tetaplah serta digaji besar sedang suamiku, Mas Tarno cuma pekerja kasar di kapal itupun baru satu bulan terlebih dulu penggangguran. ” Keluhnya.



“Udah…jangan berandai-andai…. biarlah hidup mengalir saja. ” Jawabku sekenanya.

“Mas, …..



Mendadak Nita duduk disebelahku mengapit tangganku serta menumpukan kepalanya. Aku benar-benar terperanjat. Aku tahu Nita perlu kasih sayang, perlu belaian, perlu perhatian. Bukanlah sepakan serta tamparan. Aku balas dia dengan pelukan di bahunya. Sayang sekali Wanita semanis Nita disia-siakan oleh lelaki. Tapi Aku juga lelaki normal miliki nafsu pada wanita. Malah berikut kesempatanku untuk mengerjai Nita terlebih ibu kostku menjengguk keluarganya di Surabaya sepanjang satu minggu serta baru pergi tempo hari malam serta Mas Rano bisa jatah kerja Shift malam di satu Mall. Yuhuyyy…akhirnya peluang itu tiba!!!

Kutoleh Nita yang waktu itu tengah menggunakan daster, tanpa ada basa basi aku segera merengkuh badan Nita yang montok itu dalam pelukanku serta segera kucium bibirnya yang tidak tebal itu. Nita memeluk badanku erat erat, Nita begitu pintar memainkan lidahnya, merasa hangat sekali saat lidahnya menyelusup di antara bibirku. Tanganku asik meremas susu Nita yg tidak seberapa besar tapi kencang, pentilnya kupelintir buat Nita pejamkan matanya karna geli. Dengan sigap aku menarik daster Nita, serta seperti umumnya Nita telah tidak kenakan apa apa di balik dasternya itu nyatanya Nita memanglah telah merencanakannya tanpa ada sepengetahuanku. Badan Nita benar benar aduhai serta merangsang seleraku, badannya semampai, putih dengan susu yang cocok dengan ukuran badannya ditambah nonok yang tidak memiliki rambut mencembung.



“Eh bagaimana jika si Rara bangun? ” tanyaku.

“Tenang saja Mas Tedy, Susu yang diminum Rara barusan dah aku campurin CTM. ” Jawabnya dengan style yang manja. Betul-betul persiapan yang prima.



Saat kubentangkan bibir nonoknya, itilnya yang sebesar biji salak segera menonjol keluar. saat kusentuh dengan lidahku, Nita segera menjerit lirih. Aku segera melepaskan pakaian serta celanaku hingga penisku yang selama 12 cm segera mengangguk angguk bebas. Saat kudekatkan penisku ke muka Nita, dengan sigap juga Nita menggenggamnya serta lalu mengulumnya.



Kulihat bibir Nita yang tidak tipis itu hingga membuat huruf O karna penisku yang berdiameter 3 cm itu nyaris semuanya memadati bibir mungilnya, Nita kelihatannya berniat menunjukkan kehebatan kulumannya, karna sembari mengulum penisku ia berkali kali melirik kearahku. Aku cuma bisa menyeringai keenakan dengan servis Nita ini. Mungkin saja tempatku kurang pas untuk Nita yang telah berbaring itu sesaat aku sendiri masih tetap berdiri disebelahnya, jadi Nita melepas kulumannya serta menyuruhku berbaring disampingnya. Sesudah aku berbaring dengan agak tergesa gesa Nita melebarkan ke-2 kakiku serta mulai sekali lagi menjilati sisi sensitif di sekitar penisku, dari mulai pelirku, selalu naik keatas hingga keNitang kencingku semua dijilatinya, bahkan juga Nita dengan tekun menjilati Nitang duburku yang buat aku benar benar blingsatan. Aku cuma bisa meremas remas susu Nita dan merojok nonoknya dengan jariku. Aku telah tidak tahan dengan kelihaian Nita ini, kusuruh dia berhenti namun Nita tidak memperdulikanku terlebih ia semakin lincah mengeluar masukan penisku dalam mulutnya yang hangat itu. Tanpa ada bisa dihindari sekali lagi air maniku menyembur keluar yang diterima Nita dengan pijatan pijatan lembut dibatang penisku seolah juga akan dia menginginkan memeras air maniku supaya keluar hingga selesai.



Saat Nita terasa bila air maniku telah habis keluar semuanya, dengan perlahan pelan dia melepas kulumannya, sembari tersenyum manis ia melirik kearahku. Kulihat di pinggir bibirnya ada sisa air maniku yang masih tetap melekat dibibirnya, sesaat yang beda rupanya telah habis ditelan oleh Nita. Nita segera berbaring disampingku serta berbisik “Mas Tedy diam saja ya, agar saya yang memuaskan Mas! ” Aku tersenyum sembari menciumi bibirnya yang masih tetap berlepotan air maniku sendiri itu.

 Dengan badan telanjang bulat Nita mulai memijat tubuhku yang memanglah jadi agak loyo juga sesudah tegang untuk sekian waktu itu, pijatan Nita benar benar nyaman, terlebih saat tangannya mulai mengurut penisku yang 1/2 ngaceng itu, tanpa ada dihisap atau diapa apakan, penisku ngaceng sekali lagi, mungkin saja karna memanglah karna aku masih tetap kepengen main sekian kali sekali lagi jadi nafsuku masih tetap bergelora. Aku juga semakin bernafsu lihat susu Nita yang pentilnya masih tetap kaku itu, terlebih saat kuraba nonoknya nyatanya itilnya juga masih tetap membengkak mengisyaratkan bila Nita juga masih tetap bernafsu cuma saja penampilannya benar-benar kalem.



Lihat penisku yang telah tegak itu, Nita segera mengangkangi aku serta menepatkan penisku di antara bibir nonoknya, lalu perlahan pelan ia turunkan pantatnya hingga pada akhirnya penisku habis ditelan nonoknya itu. Sesudah penisku habis ditelan nonoknya, Nita bukannya menaik turunkan pantatnya, dia malah memutar pantatnya perlahan pelan sembari kadang-kadang ditekan, aku rasakan ujung penisku menyentuh dinding empuk yang rupanya leher rahim Nita. Setiap saat Nita menghimpit pantatnya, aku menggelinjang menahan rasa geli yang begitu merasa diujung penisku itu. Putaran pantat Nita menunjukkan bila Nita memanglah jago bersetubuh, penisku rasa-rasanya seperti diremas remas sembari sekalian dihisap hisap oleh dinding nonok Nita. Hebatnya nonok Nita sekalipun tidak becek, terlebih merasa legit sekali, seakan olah Nita sekalipun tidak terangsang oleh permainan ini. Walau sebenarnya aku percaya seyakin yakinnya kalau Nita sangat bernafsu, karna kulihat dari berwajah yang memerah, dan susu serta itilnya yang mengeras seperti batu itu. Aku semakin lama semakin tidak tahan dengan pergerakan Nita itu, kudorong ia kesamping hingga aku bisa menindihinya tanpa ada butuh melepas jepitan nonoknya.



Demikian tempatku telah di atas, segera kutarik penisku serta kutekan sedalam dalamnya masuk nonok Nita. Nita menggigit bibirnya sembari pejamkan mata, kakinya diangkat tinggi tinggi dan sekalian dipentangnya pahanya lebar lebar hingga penisku sukses masuk kebagian yang terdalam dari nonok Nita. Rojokanku telah mulai tidak teratur karna aku menahan rasa geli yang telah penuhi ujung penisku, sesaat Nita sendiri telah merintih rintih sembari menggigiti pundakku.



Mulutku menciumi susu Nita serta mengisap pentilnya yang kaku itu, saat Nita memohonku untuk menggigiti susunya, tanpa ada fikir panjang aku mulai menggigit daging empuk itu dengan penuh gairah, Nita semakin keras merintih rintih, kepalaku yang melekat disusunya ditekan keras keras membuatku tidak dapat bernafas sekali lagi, waktu tersebut tanpa ada permisi sekali lagi kurasakan nonok Nita mengejang serta menyemprotkan cairan hangat membasahi semua batang penisku.



Saat aku ingin menarik pantatku untuk memompa nonoknya, Nita dengan keras menahan pantatku supaya selalu menusuk sisi yang terdalam dari nonoknya sesaat pantatnya bergoyang selalu di atas ranjang rasakan sisa sisa kenikmatannya. Dengan nada agak gemetar rasakan kenikmatannya, Nita menanyaiku apakah aku telah keluar, saat aku menggelengkan kepala, Nita menyuruhku mencabut penisku. Saat penisku kucabut, Nita segera menjilati penisku hingga cairan lendir yang berkumpul disitu jadi bersih. Penisku waktu itu warnanya telah merah padam dengan gagahnya tegas keatas dengan urat uratnya yang melingkar lingkar di sekitar batang penisnya. Nita kadang-kadang menjilati ujung penisku dan buah pelirku. Saat Nita lihat penisku telah bersih dari lendir yang buat licin itu, dia kembali menyuruhku memasukkan penisku, namun kesempatan ini Nita yang membimbing penisku bukannya keNitang nonoknya tetapi keNitang duburnya yang sempit itu. Aku menggigit bibirku rasakan sempit dan hangatnya Nitang dubur Nita, saat penisku telah menyelusup masuk hingga kepangkalnya, Nita menyuruhku memaju mundurkan penisku, aku mulai menggerakkan penisku perlahan pelan sekali.



Kurasakan begitu ketatnya dinding dubur Nita menjepit batang penisku itu, merasa menyebar di semua batangnya bahkan juga selalu menyebar hingga keujung kakiku. Benar benar rasa nikmat yang mengagumkan, baru sekian kali aku menggerakkan penisku, aku menghentikannya karna aku cemas bila air maniku memancar, rasa-rasanya sayang sekali bila kesenangan itu mesti selekasnya lenyap. Nita menggigit pundakku saat aku hentikan pergerakanku itu, ia mendesah minta supaya aku melanjutkan permainanku.



Sesudah kurasa agak tenang, aku mulai sekali lagi menggerakkan penisku menyelusuri dinding dubur Nita itu, basic telah lama menahan rasa geli, tanpa ada dikomando sekali lagi air maniku tiba tiba memancar dengan derasnya, aku melenguh keras sekali sesaat Nita juga mencengkeram pundakku.



Aku jadi loyo sesudah 2 x memuntahkan air mani yang aku percaya tentu begitu banyak. Tanpa ada tenaga sekali lagi aku terguling selain badan Nita, kulihat penisku yang masih tetap 1/2 ngaceng itu berkilat oleh lendir yang membasahinya. Nita segera bangun dari tempat tidur, dengan telanjang bulat ia keluar ambil air serta dibersihkannya penisku itu, aku tahu kesempatan ini dia tidak ingin membersihkannya dengan lidah karna mungkin saja dia cemas bila ada kotorannya yang menempel.



Kemudian, dimintanya aku telungkup supaya mempermudah dia memijatku, aku jadi tertidur, selain karna memanglah capek, pijatan Nita benar benar enak, sembari memijat kadang-kadang dia menggigiti punggungku serta pantatku. Aku benar benar senang hadapi wanita satu ini.



Aku tertidur cukup lama, saat terbangun tubuhku merasa fresh sekali, karna sepanjang aku tidur barusan Nita selalu memijit badanku. Saat aku membalikkan badanku, nyatanya Nita masih tetap saja telanjang bulat, penisku mulai ngaceng sekali lagi lihat badan Nita yang sintal itu, tanganku mencapai susunya serta kuremas dengan penuh gairah, Nitapun mulai meremas remas penisku yang tegang itu.



“Yuk kita ke kamar mandi” ajakku

“Sapa takut….. ”



Aku menarik tangan Nita keluar kamar sembari bugil tapi aku luangkan menyambar 2 buah handuk lalu jalan mengendap masuk, takut ketahuan tetangga samping tempat tinggal serta mengunci pintu kamar mandinya dari dalam.

” Nit…kamu seksi banget.. ” desisku sembari lebih mendekatinya, serta segera mencium bibirnya yang ranum. Nita membalas ciumanku dengan penuh gairah, serta aku mendorong badannya ke dinding kamar mandi.



Tanganku membekap dadanya serta memainkan putingnya. Nita mendesah perlahan. Ia menciumku semakin dalam. Kujilati putingnya yang mengeras serta ia melenguh nikmat. Aku ingat, pacarku paling sukai bila aku terlalu lama di putingnya. Tapi kesempatan ini tak ada saat, karna telah mendekati pagi. Nita menyeka biji pelirku. Kunaikan badan Nita ke bak mandi. Kuciumi perutnya serta kubuka pahanya.



Bulu kemaluannya rapi sekali. Kujilati liangnya dengan nikmat, sangatlah basah sekali. ia mengelinjang serta kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, serta memilin-milinnya dengan kuat.



Kumasukan dua jari tanganku kedalam liangnya, serta ia menjerit tertahan. Ia tersenyum padaku, terlihat begitu suka pada apa yg kulakukan. Jari telunjuk serta tengahku menyolok-nyolok kedalam liangnya, serta jempolku meraba-raba kasar klitorisnya. Ia semakin buka pahanya, membiarkan aku lakukan dengan leluasa. Makin aku cepat menggosok-gosok klitorisnya, makin keras desahannya. Hingga aku cemas juga akan tetangga samping tempat tinggal dengar karna dinding kamar mandi bersebelahan pas dengan dinding rumha tetangga. Lantas mendadak ia mencapai kepalaku, serta seperti menyuruhku menjilati liangnya.



” Ahhh…ahhh…. Mas…Arghhhh.. uhhh…. Maaasss…. ” ia mendesah-desah girang saat lidahku menghimpit klitorisnya kuat2. Serta jari-jariku semakin mengocok liangnya. Semenit lalu, Nita betul-betul orgasme, serta buat mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum lantas ambil jari2ku yang basah serta menjilatinya sendiri dengan nikmat.

 Ia lantas mendorongku duduk diatas toilet yg tertutup, Ia duduk bersimpuh serta mengulum penisku yang belum juga tegak benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku serta kadang-kadang menjilatnya.



Baru sebentar saja, aku terasa juga akan keluar. Jilatan serta isapannya begitu kuat, memberi sensasi aneh pada ngilu serta nikmat. Nita melepas pagutannya, serta segera duduk diatas pangkuanku.



Ia bergerak- gerak sendiri mengocok penisku dengan penuh gairah. Dadanya naik turun secara cepat, serta kadang-kadang kucubit putingnya dengan keras. Ia terlihat begitu suka pada sedikit kekerasan. Oleh karena itu, aku mengambil keputusan untuk berdiri serta mengangkat badannya hingga saat ini tempatku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku.



Kupegang pantatnya yang diisi serta mulai kukocok dengan kasar. Nita terlihat begitu menyenanginya. Ia mendesah-desah tertahan serta mendorong kepalaku ke dadanya. Karna gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh, ” Oh…gitu Mas.. gigit seperti itu…aghhh…”



Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, serta kurasakan asin sedikit di lidahku. Tapi nampaknya Nita semakin terangsang. Penisku selalu memompa liangnya secara cepat, serta kurasakan liangnya makin menyempit…

Penisku keluar masuk liangnya dengan lebih cepat, serta mendadak mata Nita merem melek, serta ia makin menggila, lenguhan serta desahannya makin kencang sampai aku mesti tutup mulutnya dengan samping tangannku.



” Ah Maass…Ehmm… Arghh…Arghhh…Ohhhhh uhhhhhh…” Nita orgasme untuk beberapa kalinya serta terkulai ke bahuku.



Karna aku masih tetap belum juga keluar, aku mencabut penisku dari liangnya yang banjir cairannya, serta membalikan badannya menghadap toilet. Umum bila habis minum staminaku memanglah sukai lebih hilang ingatan. Nita terlihat tahu maksudku, ia menunggingkan pantatnya, serta segera kutusuk penisku ke liangnya dari belakang. Ia mengeram suka, serta aku dapat lihat semua badannya dari cermin dimuka kami. Ia terlihat terangsang, seksi serta berantakan.

Aku mulai memompa liangnya dengan perlahan, lantas semakin cepat, serta tangan kiriku mencapai puting payudaranya, serta memilinnya dengan kasar, sesaat tangan kananku kadang-kadang menepuk keras pantatnya. Penisku semakin cepat menusuk2 liangnya yang makin lama makin merasa licin. Tanganku berpindah-pindah, terkadang mengusap-ngusap klitorisnya secara cepat.



Tubuh Nita naik turun sesuai sama irama kocokanku, serta penisku makin tegang serta selalu menghantam liangnya dari belakang. Ia ingin orgasme sekali lagi, rupanya, karna berwajah menegang serta ia mengarahkan tanganku menyeka klitorisnya dengan lebih cepat.

Penisku merasa semakin becek oleh cairan liangnya.



“Nita.. aku juga ingin keluar nih…. ”

” oh tahan dulu…kasih aku…. penismu…. tahan!!!!

“Nita segera membalikan badannya, serta mencaplok penisku dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun secara cepat seperti permen, serta dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku kedalam mulutnya.



” ArGGGhhhh!! Oh yes!! ” erangku tertahan.

Nita menyedot penisku dengan nikmat, tersisa sedikit rasa ngilu pada ujung penisku, tapi ia tidak perduli, tangan kirinya menghimpit pelirku serta kanannya mengocok penisku dengan pergerakan semakin perlahan. Kakiku lemas serta aku terduduk di kursi toilet yg tertutup. Nita berlutut serta menjilati semua penisku dengan rakus.



Sesudah Nita menjilat bersih penisku, ia menggunakankan handukku, lantas menggunakan handuknya sendiri. Ia berikan isyarat supaya aku tidak bertemura, lantas perlahan buka pintu kamar mandi. Sesudah percaya aman, ia keluar serta aku mengikutinya dari belakang. Sesudah peristiwa itu aku sama Nita makin gila-gilaan dalam bermain sex s/d ibu kosku kembali dari Surabaya pastinya aku cuma dapat mengerjakannya pada malam hari. END

No comments:

Post a Comment