pasang banner
pasang banner
pasang banner

Saturday, May 5, 2018

Si cantik Fifi ku selingkuhi


Mulai sejak momen sexku dengan Diana aku makin aktif untuk ikuti senam, yach umum untuk menyalurkan keinginanku yang menggebu ini.

Aktivitas ini semuanya pastinya juga rapi karna ku tidak kepingin istriku tahu hal semacam ini. Satu saat aku dikenalkan pada rekan-rekan diana satu grup, serta pinter sekali diana bersandiwara dengan berpura-pura sudah berjumpa denganku disuatu pesta pernikahan seorang hingga rekannya tak ada yang berprasangka buruk kalau aku sudah terkait dengan diana.

Hari ini, selesai senam jam 08. 30 aku mesti segera kekantor untuk menyiapkan pertemuan perlu kelak siang jam 14. 00. Kubelokkan kendaraanku pada toko buku untuk beli peralatan kantor yang kurang, waktu aku asik pilih mendadak pinggangku ada yang mencolek, waktu kutoleh dia yaitu fifi rekan diana yang barusan diperkenalkan.

“Belanja Apa De…, kok serius banget…”, Tanyanya dengan senyum manis.
“Ah tidak hanya sedikit untuk keperluan kantor saja kok…”
Pada akhirnya aku ikut serta pembicaraan enteng dengan fifi. Dari perbincangan itu kuperoleh kalau Fifi yaitu keturunan cina dengan jawa hingga kombinasi muka itu manis sekali nampaknya. Matanya sipit namun alisnya tidak tipis dan…, Aku kembali melirik kearah dadanya.., alamak besar sekali, kurang lebih 36C berlainan jauh dengan diana sahabatnya.

“Eh.., De aku ada yang pengin kubicarakan sama anda tapi jangan pernah tahu diana ya”, pintanya sembari melirikku penuh makna.
“Ngomong apaan sich.., serius banget Fi…, apa butuh? ”, tanyaku penuh selidik.
“Iya butuh sekali…, Tunggulah aku sebentar ya…, anda naik apa.. ”, tanyanya sekali lagi.
“Ada kendaraan kok aku…” timpalku penasaran. Pada akhirnya kuputuskan Fifi turut aku meskipun mobilnya ada, kelak bila omong-omgngnya telah usai Fifi tidak antar sekali lagi ketempat ini.
“Masalah apa Fi anda kok serius banget sih…”, tanyaku sekali lagi.
“Tenang De…, ikuti arahku ya…, enjoy saja lah…”, pintanya.

Kadang-kadang kulirik paha Fifi yang putih itu terungkap karna roknya pendek, serta Fifi tetaplah tidak berupaya menutupi. Sesuai sama panduan arah dari Fifi pada akhirnya aku masuk tempat tinggal besar serupa villa serta dikisahkan oleh Fifi kalau tempat itu umum digunakan untuk persewaan.

“Ok fi saat ini kita kemana ini serta anda ingin ngomong apaan sih”, tanyaku tidak sabar, sesudah aku masuk ruang serta Fifi mempersilahkan duduk.
“Gini De segera saja ya…, Anda sempat rasakan Diana ya..? ”, tanyanya.
Deg…, dadaku berguncang mendengar pengucapan Fifi yang ceplas ceplos itu.
“Merasakan apaan sich Fi? ”, tanyaku pura-pura bodoh.
“Alaa De janganlah mungkir aku diberi tahu lho sama Diana, dia bercerita bagaimana sukanya dia menikmatimu…, Hayooooo masih tetap mungkir ya…”.

Aku cuma diam tetapi sedikit grogi juga, terlihat wajahku panas mendengar pembicaraan Fifi yang segera serta tanpa ada sungkan itu. Aku terdiam sesaat Fifi terasa di atas angin dengan berceloteh panjang lebar sembari kadang-kadang dia senyum serta menyilangkan kakinya hingga terlihat pahanya yang mulus tanpa ada cacat. Aku cuma cengar cengir saja mendengar semuanya omomgannya.
“Gimana De masih tetap ingin mungkir nih…, Bener semuanya kan ceritaku tadi…? ”, Tanyanya ketertarikan.
Aku cuma tersenyum kecut. Kuperhatikan Fifi meninggalkan tempat duduknya serta tidak lama kemuadian dia keluar sembari membawa dua gelas air minum. Fifi kembali menatapku tajam aku seperti tertuduh yang menanti hukuman. Tidak lama berselang kembali Fifi berdiri serta duduk disampingku.

“De…”, sapanya manja.
Aku melirik serta, “Apa? ”, jawabku kalem.
“Aku ingin seperti yang kau kerjakan pada Diana De…”, aku sedikit terperanjat mendengar pengakuannya serta tanpa ada menghabiskan waktu sekali lagi kudekatkan bibirku pada bibirnya.
Perlahan serta kurasakan bibir Fifi hangat membara. Kami berpagut bibir, kumasukkan lidahku waktu bibir Fifi terbuka, sesaat tanganku tidak tinggal diam. Kusentuh lembut payudaranya yang kenyal dia tersentak kaget. Bibirku masih tetap bermain makin larut dalam bibirnya. Fifi terlihat nikmati sekali sentuhan tanganku pada payudaranya. Sesaat tangan kananku menyeka lembut punggungnya. Fifi makin jadi leherku diciumi serta tangan Fifi ada dipunggungku. Tanganku beroperasi makin jauh dengan meraba paha Fifi yang mulus dia makin menggelinjang waktu tangan kananku mulai masuk dalam payudaranya. Tanpa ada menanti reaksi kelanjutan aku menambah BH hingga tanganku dengan gampang menyentuh putting yang mulai mengeras.

Kudengar nafas Fifi memburu dengan diselingi pengucapan yang aku tidak tahu. Fifi mulai pasrah serta ke-2 tangaku menambah kaos hingga saat ini Fifi cuma menggunakan rok mini yang telah tak akan berupa sedang BH hitam telah tak akan tutup payudaranya. Kudorong perlahan-lahan Fifi untuk berbaring di Sofa, Aku terkagum lihat putihnya badan yang hampir tanpa ada cacat. Kuperhatikan putting susunya memerah serta kaku, bulu-bulu halus ada di sekitar pusar menaikkan gairahku. Fifi cuma terpejam serta aku mulai turunkan rok mini sesudah jariku sukses menyentil pengait di bawah pusar. Saat ini Fifi cuma tinggal menggunakan CD serta BH hitam kontras dengan warna kulitnya. Aku bergegas mempreteli bajuku serta cuma tinggal CD. Cepat-cepat kutindih badan mulus itu serta Fifi mulai menggelinjang rasakan suatu hal mengganjal di bawah pusarnya. Aku turun menciumi kakinya sesenti untuk sesenti.
“Enggghh hhss”, cuma nada itu yang kudengar saaat mulutku beraksi di lutut serta pahanya.

Penisku merasa sakit karna kejang. Mulutku mulai menyebar di paha.., betul-betul kunikmati sejengkal untuk sejengkal. Tanganku coba menelusuri daerah disela pahany, Serta kudengar nada itu makin jadi waktu tanganku sukses menyelinap dari tepi CD hitam serta sukses temukan tempat berbulu dengan sedikit becek didalamnya. Tanganku selalu membelai bulu-bulu kaku serta tangan satunya berupaya memudahkan dengan turunkan CD didaerah pada berpapasan dengan mulutku. Kusibak semuanya penghambat yang menghadang tanganku untuk menjamah kemaluan, serta saat ini makin terlihat muka asli kemaluan Fifi indah montok putih kemerahan dengan bulu tidak sering tapi teratur letaknya. Mataku selalu mengawasi kemaluan Fifi yang menarik, kulihat klitorisnya membengkak keluar merah muda warnamya…, aku makin terangsang hebat.

Mulutku masih tetap disela pahanya sesaat tanganku selalu menembus liang makin dalam serta Fifi makin menggelinjang kadang-kadang mengejang waktu kupermainkan daging kecil disela gua itu. Kusibakkan dua paha dengan melebarkan kaki kanan pada sandaran sofa sedang kaki kiri kubiarkan menyentuh lantai. Saat ini kemaluan Fifi makin terbuka lebar. Mulutku telah tidak sabar menginginkan rasakan lidahku telah berdecak mengagumi akan serta mengharapkan cepat menerobos liangnya beradu dengan daging kecil yang manja itu dengan bulu yg tidak banyak. Kumisku berubah perlahan-lahan beradu dengan bulu halus punya Fifi serta dia cuma dapat terpejam dengan lenguhan panjang 1/2 menjerit. Kubirakan dia mengguman tidak karuan. Lidahku mulai menjilat serta bibirku menciba mengisap daging kecil punya Fifi yang menjorok keluar. Kuadu lidahku dengan daging kecil serta bibirku tidak henti mengecup, kurasakan kemaluan makin basah.
Fifi berteriak makin keras waktu tangaku juga ambil gagasan untuk meremas payudaranya yang bergerak kiri kanan waktu Fifi bergoyang kesenangan. Aku juga tidak tahan lihat semuanya. Kutarik bibirku menjauh dari kemaluanya serta kulepas Cdku hingga nampaklah batang penisku yang telah tegak berdiri dengan ujung merah dengan sedikit lendir. Kusaksikan Fifi masih tetap terpejam kudekatkan ujung penisku hingga pada akhirnya menyentuh kecil kemaluan Fifi. Jeritan Fifi makin jadi dengan mengangkat pantatnya agar penisku menjenguk lubangnya. Kujauhkan penisku sebentar serta kulihat pantat Fifi makin tinggi mencari. Kugesek gesekkan sekali lagi penisku dengan keras, aku terperanjat mendadak tanfan Fifi menagkap batang penisku serta dituntun menuju lubang yang sudah disediakan. Denga lembut serta sopan penisku masuk perlahan-lahan. Waktu kepala penis masuk Fifi menjerit keras serta menjepitkan ke-2 kainya dipinggangku. Kupaksakan perlahan-lahan batang penisku pada akhirnya sukses menjenguk lubang terdalam punya Fifi. Kaki Fifi kaku menahanku dia buka mata serta tersenyum.

“Jangan digoyang dahulu ya De…”, pintanya serta dia terpejam kembali.
Aku menurut saja. Kurasakan kemaluan Fifi berdenyut keras memijit penisku yang terbenam dalam tanpa ada gerak. Pada akhirnya Fifi mulai menggoyangkan pantatnya perlahan-lahan. Aku rasakan geli yang mengagumkan. Kuputar juga pantatku sembari bergerak maju mundur serta waktu penisku terbenam kurasakan bibir kemaluan Fifi turut terbenam dengan kulit penisku. Tidak seberapa lama aku rasakan penisku mulai panas serta geli yang ada diujung aku makin menghimpit serta manarik cepat-cepat. Fifi rasakan juga rupanya, dia menyeimbangi dengan menjepitkan ke-2 kakinya dipinggangku hingga gerak penisku terhalang. Waktu penis masuk karna pertolongan kaki Fifi makin dalam kurasakan tempat yang dituju.


Aku tidak kuat serta, “Fi aku ingin keluar”, lenguhku.
Fifi cuma tersenyum serta makin mempererat jepitan kakinya. Pada akhirnya, Kutekan semuanya penisku dalam-dalam serta kusaksikan Fifi terpejam serta berteriak keras. Kurasakan semprotan mengagumkan di dalam kemaluan Fifi. Serta aku selalu menggoyangnya, mendadak Fifi berteriak serta tangannya memelukku kuat-kuat. Bibirnya menggigit dadaku sesaat pantatnya selalu mengejang kaku, aku cuma terdiam rasakan enaknya semuanya.

Aku menindih Fifi serta penisku masih tetap betah di dalam liang sanggamanya. Fifi mengelus punggungku perlahan-lahan seakan terasa takut kehilangan kesenangan yang telah direguknya. Perlahan-lahan kujauhkan pantatku dari badan Fifi serta kurasakan dingin penisku waktu keluar dari liang kesenangan. Aku terlentang rasakan sisa-sisa kesenangan. Fifi kembali bergerak serta berdiri. Dia tersenyum mengambil langkah menuju kamar mandi. Kudengar nada gemericik air mengguyur…,

Fifi kembali mendekatiku, aku duduk di atas karpet untuk berdiri akan bersihkan penisku yang masih tetap belepotan, aku terperanjat waktu Fifi kembali mendorongku untuk tidur.
“Eh fi aku ingin ke kamar mandi dahulu.., bersih- bersih nih…”
Tapi tidak kudengar jawaban karna Fifi menunduk di sela pahaku serta kurasakan mulut Fifi kembali beraksi memanjakan penisku dengan lidahnya. Aku geli menggelinjang rasakan enaknya kuluman mulut Fifi ke penisku. Telur penisku dijilat serta dihisap perlahan-lahan. Terasanya ujung syarafku menegang.

Kujepit kepalanya dengan dua pahaku, Aku mulia menggumam tidak karuan tapi Fifi makin ganas melumat penisku. Ujung penisku dihisap kuat-kuat lalu dilepaskan sekali lagi serta tangnnya mengocok tidak ada henti. Pada akhirnya aku menyerah untuk rasakan kesenangan mulut Fifi yang makin menggila. Kulihat kepala Fifi naik turun mengelomoh penisku yang menegang. Waktu mulutnya mengisap kusaksikan pipi Fifi kempot seperti orangtua. Penisku di keluarkan dari mulutnya serta kusaksikan kepala penisku telah memerah siap untuk menyemprotkan air kehidupan. Fifi
 kembali menggoyang mulutnya untuk penisku tidak ada henti. Kepala penisku memperoleh perlakukan istimewa. Dihisap serta dikulum. Lidahnya menjilat serta mengecap semua sisi penisku. Tangan Fifi menolong mulutnya yang mungil memegangi penisku yang mulai tidak pasti arah. Aku kegerahan, kupegang kepalanya serta kuataur ritme supaya aku tidak cepat keluar.

Cuma nada aneh itu yang mampu keluar dari mulutku. Aku coba duduk untuk lihat semua pergerakan Fifi yang makin liar pada penisku. Kepala Fifi tetaplah dalam dekapan tangaku, kuciumi rambutnya yang halus serta kobelai punggungnya yang putih licin, dia mulai berkeringat mengagumu penisku.

Mulut Fifi berguman nikmati ujung penisku yang makin membonggol. Tanganku kuarahkan untuk meremas payudaranya. Waktu kegelianku datang, payudaranya jadi tujuan amuk tanganku. Kuremas kuat Fifi cuma mengguman serta melenguh. Hilang ingatan, Sayang aku gagal mengatur saat yang lebih lama sekali lagi tidak untuk keluarkan cairanku. Mulut Fifi sekain ganas lihat tingkahku yang mulai tidak karuan. Lenguhku makin keras. di luar sangkaan Fifi makin kuat lakukan kuluman serta hisapan peda penisku. Pada akhirnya aku tidak tahan rasakan kesenangan yang tidak ada tara ini. Kuangkat pantatku tinggi – tinggi, rupanya Fifi tahu maksudku, dimasukkannya dalam-dalam penisku serta kurasakan Fifi lebih kuat mengisap cairanku aku jadi terasa tersedot masuk dalam mulutnya.

Tidak seberapa lama sesudah cairanku habis, Fifi masih tetap mengulum serta bersihkan sisa-sisa dengan mulutnya. Aku cuma dapat tengadah rasakan semua. Kemudian Fifi mulai melepas mulutnya dari penisku. Kulihat semua telah bersih serta licin. Fifi tersenyum serta dia mengelus dadaku yang masih tetap telanjang. Aku baru dapat berdiri serta menuju ke kamar mandi waktu Fifi beranjak dari duduknya untuk membikinkan aku minuman. Kubersihkan diriku. Aku minum sesaat, serta Fifi cuma diam saja memandangiku.

“Kenapa Fi…? ”, tanyaku.
Dia memandangku serta berkata, “Maaf ya De sesungguhnya aku barusan cuma memancingmu saja kok, aku tidak tahu anda telah sempat main ama Diana atau belum juga, abisan aku saksikan tatapan mata Diana sama anda terkadang mesra sekali sich aku jadi curiga”
“Gila, kupikir”, tapi aku cuma senyum saja mendengarnya.

Tidak merasa saat telah tunjukkan jam 12. 45 aku mesti bergegas untuk mempersiapkan rapat. Kami berdua menuju ke toko tempat Fifi memarkir mobilnya. Sepanjang diperjalanan kami makin mesra serta berulang-kali kudengar lenguh manja Fifi seolah masih tetap nikmati sisa-sisa orgasmenya.

Tangankupun sekali-kali tak akan takut menelungkup disela pahanya atu penggelayut dipayudaranya yang besar. Bahkan juga Fifi makin membiarkan pahanya terbuka lebar dengan rok terangkat untuk memudahkan tanganku mengembara dikemaluannya. Fifipun tidak ingin kalah penisku jadi tujuan tangannya waktu tangaku tidak tempati kemaluannya. Kurasakan penisku tegang kembali. Fifi cuma tersenyum serta meraba selalu penisku dari luar celana. Pada akhirnya hingga juga di tempat Fifi memarkir mobil serta kami berpisah, Fifi memberi kecup manja serta perkataan terima kasih.
Aku cuma tersenyum serta bergumam, “Besok aku ingin sekali lagi.. ”

Fifi mengangguk serta berkata “Kapanpun Ade ingin, Fifi juga akan layani”
Hati setanku bersoak mendengar jawaban yang memiliki kandungan makna kemanjaan satu penis serta keganasan kemaluan memerah dengan bulu halus. Diana tidak ketahui bila aku seringkali rasakan kemaluan Fifi yang putih serta empuk itu. Mereka tetap masih akrab serta jalan dengan seperti umumnya

No comments:

Post a Comment