pasang banner
pasang banner
pasang banner

Friday, May 25, 2018

Sange di toilet sampe Ngentot


Pada kala itu aku masih tetap duduk di SMP kelas II, sempat berlangsung peristiwa yang begitu mengasyikan serta tambah baik ini janganlah ditiru. Pada saat di SMP, aku termasuk juga anak yang cukup nakal serta sekolahku itu lantas sebagai sekolah yang banyak menyimpan beberapa anakanak nakal, hingga tanpa ada kusadari aku lantas dapat di katakan lumayan tambah banyak nakalnya ketimbang sebaiknya.

Saat itu ada seseorang rekan sekelasku yang bernama Ika. Ika memanglah cewek yang paling dekat dengan cowok serta populer paling bandel juga nakal. Seringkali rekanteman lantas menyimpulkan kalau dia cewek binal, karna dia berpenampilan agak seronok dibanding rekan-temannya, yakni dengan pakaian sekolah yg tidak dimasukkan kedalam, tetapi cuma diikat antar ujung kain serta memanfaatkan rok yang begitu minim serta pendek, yakni satu telapak tangan dari lutut. Ika seseorang gadis yang cukup manis dengan tanda-tanda tinggi yang pada saat itu sekitaran 160 cm, berat tubuh 45 kg dengan kulit putih dan bentuk muka yang oval. Ika mempunyai rambut sebahu, hitam tidak tipis, pokoknya oke miliki tuch pacar.

Sesudah bel kelas berbunyi yang tanda-tanda masuk belajar, semuanya muridmurid masuk ke kelas. Tetapi anehnya, empat anak yang terdiri dalam 3 cowok serta 1 cewek itu masih tetap mengobrol diluar kelas yang tempatnya tidak jauh dari WC, serta kelihatannya berlangsung kesepatan di antara mereka. Sesudah pelajaran ke-2 usai, rekanteman cowok yang bertiga itu memohon ijin keluar untuk ke WC pada guruku yang mengajar di pelajaran ke-3, hingga membuatku sangsi.
Didalam hatiku aku ajukan pertanyaan, “Apa yang juga akan mereka perbuat..? ”

Tidak lama sesudah rekanteman cowok memohon ijin ke WC barusan, jadi Ika lantas memohon ijin pada guru yang kebetulan guru pelajaran Bahasa Indonesia yang lumayan boring. Rasa penasaranku semakin tambah serta rekantemanku ada juga yang bertanyatanya tentang apa yang juga akan mereka perbuat di WC. Karna aku tidak bisa menahan rasa penasaranku, pada akhirnya aku lantas memohon ijin untuk ke WC dengan argumen yang tentu. Sebelumnya hingga di WC kulihat rekanteman cowok kelasku yang bertiga itu nampaknya tengah menanti seorang. Selang beberapa saat tampak Ika menuju tempat rekanteman cowok itu serta mereka bersama masuk ke kamar WC dengan berbarengan.

Rasa penasaranku mulai jadi bertambah, hingga aku mendekati kamar WC yang mereka masuki. Terdengar nada keributan seperti persaingan perebutan makanan di ruang itu. Pada akhirnya aku masuk ke kamar WC, dengan perlahanlahan kubuka pintu kamar WC yang bersampingan dengan kamar WC yang mereka masuki, hingga pembicaraan serta perbuatan mereka bisa terdengar dengan terang olehku.
“Hai Tun, Sep, siapa yang juga akan duluan..? ” bertanya Iwan pada mereka.
Dijawab dengan serentak dari mulut Ika seseorang cewek, dia menjawab dengan suara menantang, “Ayo.., siapapun yang juga akan duluan. Aku mampu kok biarpun kalian segera bertiga..! ”
Aku bertanya-tanya, apa sich yang mereka perundingkan, sampaisampai sama-sama menunjuk serta menantang sesuai sama itu. Tapi aku tetaplah terdiam membisu sembari menyimak kembali, apa yang juga akan berlangsung.

Kemudian, selang beberapa saat Asep menjawab dengan suara enteng, “Yah telah, bila demikian Kita bertiga barengbareng ajah. Agar ramai..! ” tuturnya.
Segera diterima perkataan Asep itu oleh Ika, “Ayo cepetan..! Kelak keburu pulang sekolah. ”
Serta pada akhirnya Utun lantas berucap, “Ayo Kita mulai..! ”
Kemudian tidak terdengar nada pembicaraan mereka sekali lagi, akan tetapi terdengar nada reslueting yang kelihatannya di buka serta nada orang buka pakaian.

Selang beberapa saat terdengar nada riang mereka bertiga dengan perkataan bertanya pada Ika, “Hey Ka.., Siapa sich yang terbesar alat kelamin Kami bertiga ini..? ”
Ika lantas menjawab dengan suara malumalu, “Kayanya sich Utun yang paling gede, hitam sekali lagi. ” dengan sedikit suara menyindir serta segera dijawab oleh Utun, “Hey Ka..! Cepetan buka tuch pakaian Anda, agar cepet asyik si Joni, Kita nih tidak kuat sekali lagi..! ”

Sesudah terdengar Ika buka pakaiannya, selang beberapa saat terdengar nada rekanteman cowok bertiga, Utun, Asep, Iwan dengan suara ganas, “Wauw.., benarbenar body Anda Ka, kaya putri turun dari langit..! ”
Selang beberapa saat Asep ajukan pertanyaan pada Ika, “Ka.., bila Aku bisa tidak meraba buah dadamu ini yang seperti mangkok mie ini Ka..? ”
Ika lantas menjawab dengan suara mudah, “Yah sok saja, yang utama janganlah dirusak ajah..! ”
Utun lantas kelihatannya tidak ingin kalah dengan Asep, dia lantas ajukan pertanyaan, “Ka.., Aku bolehkan memasukkan alat kelaminku ke lubang gua rawamu ini kan Ka..? ” sembari meraba-raba alat kelamin Ika.
Ika lantas menjawab dengan suara menekan, karna alat kelaminnya kelihatannya tengah diraba-raba oleh Utun, “Aahh.. uhh.. bisa Tun.. asal janganlah sangar yah tun..! ”
Serta paling akhir terdengar nada Iwan yang tidak ingin kalah juga, “Ka.., Aku bisa kan menciumimu dimulai dari bibir sampai lehermu Ka.., bisa kan..? ”
Ika menjawab dengan suara seperti kesakitan, “Awww.. Uuuhh.. iyaiya, bisa deh seluruhnya..! ”

Suarasuara itu terdengar olehku di samping kamar WC yang mereka isi, yang umumnya suarasuara itu buat saya risih mendengarnya, seperti, “Aaahh.. eehh.. aawww.. eheh.. owwoowww.. sedap..! ”
Serta selang beberapa saat terdengar nada Ika, “Kalian janganlah sangat nafsu dong..! ” kata Ika pada rekanteman cowok itu, “Karena Aku kan sendirian.., sedang Kalian bertiga tidak sepadan dong..! ”
Tetapi mereka bertiga tidak menjawab perkataan Ika itu, serta pada akhirnya terdengar nada jeritan kesakitan yang lumayan keras dari Ika, “Aaawww.., sakit..! ”

Ika lantas meneruskan dengan perkataan, “Aduh Tun.., Anda telah memperoleh keperawanan Saya..! ”
Dijawab dng cepat oleh Utun, “Gimana Ka..? Hebatkan Saya. ”
Kemudian Utun lantas mendesah seperti kesakitan, “Adu.. aduh.., kayanya alat kelaminku lecet deh serta juga akan keluarkan cairan penyubur. ” kata-katanya diperuntukkan pada rekantemannya.
Selang beberapa saat Iwan ajukan pertanyaan pada Ika, “Ka aku jemu hanya menyiumi Anda saja Ka.., Aku kan kepingin juga kaya Utun..! ”
Iwan lantas segera bertukar tempat, yang anehnya tempat Iwan berlainan seperti yang dijalankan Utun, yakni memasukkan alat kelaminnya ke lubang pembuangan (anus) dari belakang, hingga Ika selang beberapa saat menjerit ke-2 kalinya.
“Aaawww.. Iiihh.. perih tahu Wan..! Anda sich salah jalur..! ” rintih Ika menahan sakit.
Tetapi kelihatannya Iwan tidak mempedulikan perkataan Ika, serta senantiasa saja Iwan mengupayakan menginginkan seperti Utun, hingga alat kelaminnya menggapai klimaks serta keluarkan cairan penyejuk hati. Hanya berjalan sebentar, Iwan lantas menjerit kesakitan serta alat kelaminnya lantas di keluarkan dari lubang pembuangan dengan menuturkan, “Aaahh.., uuhh.., uuhh.., enaak Ka, thanks. Anda hebat..! ”
Asep yang setia cuma meraba-raba payudara Ika serta sekali-kali menggigit payudara Ika. Tetapi nyatanya pada akhirnya Asep jemu serta menginginkan seperti ke-2 rekannya yang keluarkan cairan penyubur itu sembari berkata, “Ka.., Aku juga ingin kaya mereka dong, mari Ka..! Kita mainkan.. ”

Ika menjawab dengan suara lemas, “Aduh Sep..! Kayanya Aku telah letih Sep, sorry yah Sep..! ”
Pada akhirnya Asep jengkel pada Ika serta segera saja Asep menarik tangan Ika pada alat kelaminnya dengan menyodorkan alat kelaminnya.
“Ka.., pokoknya Aku tidak mo tahu.., Aku pinggin kaya mereka berdua..! ”
Ika menjawab dengan suara lemas, “Aduh Sep.., bagaimana yah, Aku benar benar lemas Sep..! ”
Aku tetaplah terdiam di kamar WC itu.

Ada sekitaran 45 menit berlanjut, serta aku lantas berfikir apakah mungkin saja mereka melakukan perbuatan oral sex karna masih tetap duduk di SMP. Hal semacam ini mendorong rasa penasaran itu untuk lihat apa yang sesungguhnya berlangsung. Pada akhirnya aku bisa lihat mereka dari atas, karna kamar WC di sekolahku pada saat itu tembok pembaginya tidak tertutup s/d atas langit, hingga aku bisa lihat mereka berempat. Karna jengkel karna Asep tidak dipenuhi permintaannya, pada akhirnya Asep menarik kepala Ika ke depan alat kelaminnya yang udah menegang itu.

Asep berkata dengan suara meneror pada Ika, “Ayo Ka..! Jika gitu kelomohi alat kelaminku sampai Aku rasakan nikmatnya seperti mereka..! ”
Sesudah mengupayakan memanjat untuk lihat adgean dengan segera, aku bisa lihat dengan terang. Ika seseorang cewek segera saja kerjakan apa yang diminta oleh Asep, sedang rekannya yang berdua sekali lagi, Utun serta Iwan duduk di lantai, tergeletak menahan rasa enak bercampur sakit yang mereka rasakan itu.

Tidak berjalan lama, Asep berkata pada Ika, “Ka.., Ka.., Ka.., ahh.. aah.. awas Ka..! Aku juga akan kirim cairan penyuburku yang hebat ini..! ”
Kulihat Ika segera menyopotkan alat kelamin Asep dari mulutnya, serta tampak raut muka Ika yang sayu serta sendu bercampur senang karna bisa duwit serta sedih karna keperawanannya udah hilang oleh mereka bertiga. Basic Asep tengah jengkel, Asep menyemprotkan cairan penyuburnya pada Ika serta ke-2 rekannya dengan mendesis kesakitan terlebih dulu.
“Aaahh.., uuhh.., Awas cairan penyuburku ini di terima yah..! ” kata Asep sembari tangannya tetaplah mengocokkan penisnya.
Kulihat Asep menyempotkan cairan penyubur itu dari alat kelaminnya dengan kasar.

Sesudah ada 15 menit setelah Asep keluarkan cairan penyuburnya, kulihat mereka segera kenakan pakaian kembali sesudah mereka menyopotkan bajubaju mereka hingga tidak tersisa sehelai kain lantas. Sebelumnya mereka keluar, aku segera cepat keluar dari kamar mandi itu dengan perlahanlahan supaya tidak terdengar oleh mereka. Kemudian aku menuju ke kelas yang sudah mulai pelajarannya dari barusan. Hanya berselang sebagian menit, mereka masuk ke kelas seseorangseorang supaya tidak ketahuan oleh guru kami.

Hari itu tidak merasa lama hingga bel keluar sekolah berbunyi. Kulihat mereka bertiga rekan cowokku, Asep, Iwan, Utun sedikit capek, seperti kehabisan nafas serta anehnya mereka jalan seperti kehabisan tenaga.
Karna aku sukai iseng ke teman, aku segera ajukan pertanyaan pada mereka bertiga, “Hey Kalian kayanya pada lemes banget. Habis ngebuat su.., sumur yah..? ”
Segera dijawab dengan mudah oleh perwakilan mereka bertiga, yakni Asep, “Iya Bie, enak tahu jika ngegali sumur itu dengan ramerame..! ”
“Ohh gitu yah..? ” jawabku dengan tersenyum karna tahu apa yang mereka perbuat barusan.

Tidak jauh dari tempatku berdiri, kulihat Ika jalan sendirian dengan memegang tas kantongnya yang sesehari tasnya senantiasa diatas pundaknya. Sekarang cuma dibawa lewat cara dijingjing olehnya.
Segera saja aku menyebutnya, “Ka.., Ika.. Ka.. tunggulah..! ”
Ika menjawab dengan suara lemas, “Ada apa Bie..? ”
Karna aku juga menginginkan iseng kepadanya, kulangsung ajukan pertanyaan, “Ka.., kayanya Anda kecapean. Habis tertembak peluru nyasar yang menghajarmu, ya Ka..? ”
Ika lantas menjawab dengan suara jengkel, mungkin saja bahkan juga tersindir, “Yah.. Bie.., bukanlah peluru nyasar, tapi burung gagak yang nyasar menyerang sarang tawon serta goa Hiro, tahu..! ”
Mendengar nadanya yang tersinggung, aku segera mohon maaf pada Ika.
“Ka.., maaf. Kok gitu saja di anggap serius, maaf yah Ka..? ” kataku menenangkannya sembari tersenyum bersahabat.
Karna aku penasaran, aku segera menyerempetmenyerempet supaya terpepet.
“Ka.., bisa tidak Ka, Aku cobalah masuk ke goa Hiro itu..? Kayanya sich asyik.. dapat terbang kaya burung..! ” pintaku sembari tertawa perlahan.
Karna Ika udah jengkel serta capek, Ika menjawab, “Apa sich Anda Bie..? Anda ingin goa Saya, kelak dong antri.., banyak burung yang ingin masuk ke goaku, tahu..! ”
Serta pada akhirnya aku tertawa dengan rasa bahagia.

Ini sebagai pengalaman hidup saya yang ditanggung asli.

No comments:

Post a Comment