pasang banner
pasang banner
pasang banner

Thursday, May 17, 2018

Cerita Tokek Gede Ssang Diva


 Cewek yang bernama Diva di daerahku populer dengan buah dada yang besar, dengan pedenya dia senantiasa menunjukkan payudaranya ke umum, serta sebab tersebut aku menginginkan mencicipi badannya yang buat menggoda nafsuku, dia adalah artis yang naik daun di mana aku memperoleh undangan rilis film pertamanya.



Dengan rekanan yang banyak aku kenal di peluang itu dapat menjumpai Diva di tempat tinggalnya, dengan argumen dia menginginkan buat situs pribadinya, dia memohon bantuanku untuk menjalankan webnya telah 2 x aku datang ke tempat tinggalnya untuk meeting ditempat umum, serta untuk ketiganya aku meeting di tempat tinggalnya kemudia sukses menidurinya di ranjang.



Singkat narasi saat aku siang itu membuat meeting di tempat tinggalnya serta cuma di hadiri kami berdua,



tanpa ada suami Diva sekalipun.

“Apa saja akan di isi.. “ tanyaku sembari hembuskan rokokku yang cuma separo isinya



“Apa sajalah.. profile pribadi … “

“Yang sisi dalam dalam? ” tanyaku nakal hingga tertawa

“Ya jangan sampai … mosok seperti gitu diobral “ Tutur Diva dengan tersenyum sembari membusungkan dadanya seakan ada yang gatal di punggungnya Aku menahan nafas.



“Alamak besar sekali.. menginginkan aku rasakan kekenyalan buah dadanya “ batinku berteriak

“Ya paling tidak orang khan banyak nanya berapakah ukuran BH Mbak Diva“ ujarku sembari cengengesan

Bukanlah geram yang kudapat, namun aku malah dibuangi bungkus rokokku



“Sialan lo Han … “

“Seperti umum.. saya umum nangani situs orang yang lain, ya kudu tahu sedikitlah profilenya, baik yang

luaran ataupun dalemannya “

“Hah.. “ Diva terkejut



“Khan hanya sedikit Mbak Diva.. jika semuanya ya mana ingin “ ujarku sembari menetralisir dianya serta kembali tertawa, menyunggingkan senyum nakalnya, matanya menatapku seakan menginginkan menelanku.



Hari itu Diva memakai baju yang begitu mengundang birahiku, belahan dadanya terbuka lebar, tengah roknya cuma pendek sekali hingga kemulusan pahanya buat aku sukai kebablasan bicara, namun hal tersebut jadi disenangi Diva.



Maklum jadi seseorang janda, keperluan seksnya mesti disalurkan atau jadi beban dianya. Meskipun memiliki kekasih dari Jerman, namun tidak semua dapat terlampiaskan. Bahkan juga lama lama Diva memancingku supaya lebih berani mendekatinya, saat kami makin akrab untuk rembugan problem webnya.



“Lantas untuk jatah seksnya bagaimana Mbak Diva? ” tanyaku tanpa ada memandangnya dengan menulis di agendaku



“Ih.. nanya kok gitu sich … “Diva terperanjat kembali

“Lha gue sendiri juga bingung.. diminta menulis profile khan mesti nanya deh.. agar tidak salah kutip”



ujarku sembari tertawa

“Nakal sich anda..



“Lha jika hanya ditulis apa yang ada pengagum tidak mau ngakses.. terlebih jika artisnya terbuka mah mudah dibina serta diarahkan “ kataku sembari memandangnya

“Oke deh … minimum satu minggu sekali lah.. “

“Sama siapa? ”

“Rahasialah.. itu janganlah dimasukan donk.. malu aku “

“Nggak deh.. aku dapat melindungi privasi orang.. meskipun itu selingkuhan “ kataku sembari tertawa

“Mang anda sukai selingkuh? nikah saja belum juga “

“Lha jika disebutkan gangguin istri orang tidak cocok je.. yang di ajak tidak terasa terganggu sich, jadi suka serta senang gitu



Diva tertawa keras, karna karena sangat tertawanya tangannya menyenggol gelas hingga jatuh, kami keduanya sama akan memungut pecahan gelas itu sembari tempat membungkuk, mataku tertuju pada buah dadanya yang besar itu, Diva memandangku saat aku lihat ke arah dadanya itu.



“Nakal sich anda “ tutur Diva dengan menjawil hidungku

“Andai bisa sich aku bermain disitu “ ujarku dengan berbisik

Diva memandangku dengan mata teduh, lantas berdiri serta menarik tanganku, aku menurut saja dan

digelandang ke kamarnya

Sesampai di kamar ditutupnya pintu.



“Kau bisa saksikan semua badanku Han.. kau juga akan menyesal.. “ kata Diva dengan buka bajunya, aku berdegup dengan kencang di ranjang dalam tempat duduk.



Penisku telah ngaceng mulai sejak masuk ke tempat tinggal Diva.



“Aku tahu kau ngaceng mulai sejak awal … saat ini kau buktiin kata katamu dapat mengasyikkan istri orang “ tantang Diva dengan pandangan nakal buka BHnya. Saat cup BH itu terlepas, besar buah dadanya begitu menantang sekali.

“Benar benar bidadari Mbak Divaini “ gumamku diterima dengan tawa cekikikan, lantas jongkok serta meremas penisku yang tercetak terang, aku telah buka pakaian serta kaos dalamku.



“Awwww.. sakit deh jika tetap dalam celana “

Aku segera meremas buah dadanya yang kenyal serta besar itu

“Aww … Han … remas oh.. nikmatnya tanganmu “ erang Diva dengan binal serta makin nakal menarik celana panjangku, penisku menyembul dari celana dalamku bagia kepalanya

“Ih.. kontolmu besar sekali Han … “ puji Diva sembari menarik CDku serta saat ini penisku mengacung dengan bebasnya

“Ntar jika masuk ke tempekku apa muat ya? “ujar Diva dengan nakal meremas serta mengocok penisku.



“Masuklah.. ujarku dengan menarik tangan Diva supaya naik ke ranjang, kutindih Diva dengan gemas serta aku memberi ciuman bibir dengan rakus, bibir kami sama-sama bertaut, tengah tanganku bermain di dadanya yang membusung itu. Kukulum bibir itu da kucari lidahnya, kami bermain lidah, juga sama-sama mengisap serta bertukar air liur.



“Han.. puasi aku ya.. aku telah lama ndak digituin” pinta Diva dengan muka memelas

“Aku juga inginkan Mbak Diva.. “ kataku kembali menyerbu ke bibirnya, pertarungan bibir kembali menghebat,



Diva memegang kepalaku untuk mengontrol pagutannya serta aku memeluknya hingga tindihanku makin buat Diva tertekan, tanganku makin nakal ke bawah mengelus pahanya yang mulus, buat Diva menggelinjang tidak karuan, tanganku naik serta menarik CDnya, Diva membantunya serta aku melirik kebawah jembutnya begitu rapi serta sedikit lebat



Pagutan untuk pagutan buat kami larut dalam permainan sex yang dashyat, Diva makin terbenam dalam pelukan. Tangannya mengelus punggung, lalu turun ke depan serta memegang penisku serta diarahkan ke lubangnya, kutahan tangannya serta tetaplah kuberikan ciuman bibir



“Jangan dahulu Mbak Diva.. aku belum juga mengoralmu “ kataku dengan nafas tersengal karna permainan bibir yang lama serta itu disenangi Diva.

“Aku tidak tahan, sayang.. Oh.. puasi aku. semprot aku dengan air manimu, sayang “ tutur Diva dengan mesra

“Akan kupuasi kau Mbak Viviku, sayang.. “

“Kontolmu gedhe.. mari masukin ke tempekku, sayang.. sodok tempekku sepuasmu Han “ tutur Diva

memberi semangat.



Aku segera mengelesot serta melihat vagina Diva, memiliki bentuk begitu rapat sekali karna lama tidak digunakan.



“Rapat sekali, sayang.. Oh Mbak Diva.. jika tidak dioral tidak cukup masuk deh “ kataku sambil

memberi elusan di vaginanya serta Diva merintih

“Terserah anda, sayang.. “

Aku segera menyosor ke vaginanya serta kuberikan sedotan di lubangnya buat Diva segera mengerang serta menggelinjang

“Awwww.. aaaaarggg.. selalu sayang … selalu “ erang Diva dengan gemas, badannya menggelinjang ke kekiri serta kekanan, matanya merem melek nikmati oralku di vaginanya.

“Terus Han…. Aoooooo … aku tidak … “ erang Diva dengan nada yang sedikit keras sehingga

suaranya begitu nyaring di kamarnya

Aku mengoral vagina Diva dengan begitu suka sekali, pada akhirnya kunikmati badan sintal dengan buah dada besar ini, sembari mengoral serta coba mengerjai klitorisnya, tanganku meremas buah dadanya,

Sehingga Diva semakin menghebat dalam menggelinjang bak cacing kepanasan, tubuhnya bekeringat dengan deras dan sudah basah, bibirnya digigit gigit lalu dilepaskan lagi, tangannya menggapai gapai sprei,

Aku terus saja menyedot klitoris dan menyentilnya dengan lidahku, setiap kusentil Diva menaikan

dadanya sehingga tanganku semakin mantap meremas buah dadanya, tanganku tak bisa melingkari buah dadanya.



“Oooooooooohhhhhh … ssssssstttttt ..eeeeeeenaaaaaak “ teriak Diva dengan nyaring dan tak perduli

lagi, siang yang panas itu membuat tubuhnya semakin licin berkeringat

Aku terus menyedot nyedot dan Diva semakin tak karuan bahkan terus saja menggolengkan tubuhnya kakinya menjepit kepalaku sehingga aku tak bisa bergerak, kepalaku diremas remas bagian rambutku dan Diva semakin keras menggelinjang tak tahan kuoral

Akhirnya Diva mencapai orgasme yang pertama, tubuhnya menegang sangat kaku saat mencapai orgasme tanganku menahan pahanya agar tak menjepitku lebih keras, kepalaku lepas, dari vaginanya muncratlah cairan kewanitaannya dan muncratnya sangat deras seperti air kecing lelaki dalam posisi ngaceng.

“Hmmm . lama tak disetubuhi ya ?” tanyaku sambil tiduran di sampingnya dan kuberikan senyuman mesra.



Diva menikmati orgasmenya, tubuhnya melemas dengan cepatnya dan kubiarkan saja dengan memandangnya matanya masih merem, lalu pelan pelan membuka matanya, melihatku tersenyum Diva membalasnya



“Terima kasih Han .. aku sudah lama nggak disodok sodok”

“Ntar aku puasi, lihat tuh .. penisku yang akan mengoyak vagina Mbak Diva“ ujarku menunjuk ke penisku yang manggut-manggut.

“Tunggu sebentar, sayang … “

Kubiarkan, aku hanya diam memandangnya, tiba tiba Diva menindihku, memberikan ciuman bibirnya yang sangat rakus sekali, lalu menduduki pingangku, tangannya diletakan diatas mulutnya dan diludahi, kemudian mundur lagi dan memegang penisku dan diolesi dengan ludahnya lalu dikocoknya

“Gedhe banget kontolmu Han …. “ ujarnya mengarahkan penisku ke lubang kemaluan Diva dengan gemas



Aku hanya bisa tiduran dan mengelus elus buah dadanya, mili demi mili penisku mulai masuk.

“Auuuuuuuh … besar sekali .. Oooooh …. enaknya kontolmu … “ erang Diva dengan suara mendesah



“Oh .. betapa bahagianya aku bisa menikmati tubuhmu Mbak Diva“ kataku sambil meremas buah dadanya,

rambutanya yang panjang itu semakin tak karuan. Penisku semakin tenggelam dalam lubangnya yang semakin licin dan becek itu, penisku serasa diurut urut, lubangnya sangat sempit, bagian atas vagina

menggelembung seiring penisku semakin tenggelam, Diva meringis dan memandangku dengan senyuman menggoda



“Mbak Divamau tiap hari kuginiin “ tanyaku nakal.

“Mau ah .. tiap hari “ kata Diva dengan meracau tak karuan

Penisku tinggal beberapa centi saja, lalu dengan gemas Diva menyentaknya sehingga kami memekik

bersamaan



“Addddduuuuh … enaknya … “ pekik Diva dengan menarik tanganku agar bisa duduk diranjang,

kuposisikan saat menggeser pantatku serasa sangat diperas dalam vaginanya

“Bisa muncrat nih “ semprotku ngawur

“Awas kalo keluar duluan .. “Diva balik menyemprotku.



Diva lalu naik turun mengenjotku, aku mengimbangi gerakannya, tangan Diva dirangkulkan ke pundaku dan tangannya menyatu, gerakan buah dadanya naik turun menyetubuhiku sehingga aku semakin suka dengan buah dada besar itu, kuremas remas dan Diva melenguh dengan keras



“Oh . enaknya .. terus Han .. ayo .. ayo .. “ kata Diva dengan mengajakku mendayung lebih dalam.

“Iya, sayang .. oh.. ingin aku bersamamu terus Mbak Viviku “ ujarku sambil memberikan ciuman bibir bibir kami bertaut dengan mesra, tanganku bertelapak dan meremas buah dadanya membuat Diva menggelinjang tak karuan, penisku keluar masuk vagina Diva, gerakan Diva sangat bervariasi tidak hanya naik turun kadang memutar membuat penisku serasa disedot sedot dan dipilin pilin dengan hebat



Kami saling memacu, bunyi keciplak alat kelamin kami membuat kami semakin terhanyut dalam nafsu birahi.



“Oh .. sayang … enak sekali .. nik..nikmat “ kata Diva dengan kembali melumat bibirku tangannya

memegang telapak tanganku agar terus meremas remas buah dadanya yang besar itu. Gerakan Diva semakin liar di atasku sehingga Diva semakin binal dan tak terkontrol, wanita ini memang sudah lama tak disetubuhi, vaginanya sangat menjepit penisku dengan gemas.

Diva sangat merindukan hubungan seks karena sangat ngebet sekali.



“Kau nakal juga Han … urusan pekerjaan sampai begini “ ujar Diva di tengah nafasnya yang kacau

“Iya .. aku akan semakin mudah menulis Mbak Diva“

“Oh .. jangan kau tulis hubungan seks ini, sayang “

“Nggak Mbak .. aku janji “ kataku dengan terus melawan nafsu Diva yang liar itu, tubuhnya naik turun di atasku menggenjotku. Tubuhnya semakin cepat menggenjot seolah akan merasakan orgasme.



“Han .. kau mau .. mau muncak .. ayo “ ajak Diva dengan semakin cepat dan liar naik turun, aku

mengimbangi gerakan itu dengan semakin keras meremas buah dadanya.



“Iya .. keluarkan saja “ kataku sambil terus memberikan perlawanan, tubuh Diva semakin cepat dan



vaginanya menjepit dua kali lipat penisku, kutahan orgasmeku agar tidak muncrat, Diva menengang sangat kaku menelikung seperti busur panah



“Aaaaaaaku …. oooooh ……….saaaaaaampaiiiiiii “ teriak Diva dengan membusungkan dadanya dan

kuremas untuk memaksimalkan orgasmenya kedua,



Diva sampai mengejan berkali kali di atas tubuhku. Tubuhnya menegang dengan kakunya lalu kemudian lemas dalam pelukanku da, kuberikan pelukan mesra dan kuberikan elusa di pungungnya.



Tubuh seksi berkeringat itu diam dalam pelukanku. kubiarkan diam saja dan aku hanya memeluknya dengan mesra. Lalu Diva mulai bersuara.



“Terima kasih, sayang .. telah memuaskan aku .. kau memang hebat Han ..” puji Diva dengan memberikan kecupan di bibirku

“Iya sama sama .. “



“Kontolmu hebat, sayang .. aku suka .. ntar aku putusan saja sama pacarku “ kata Diva dengan memohon

“Hubungan kita hanya seks, sayang .. seks dan pekerjaan .. “

“Please … aku suka kamu, sayang .. kau ganteng .. pintar dan nakal .. “ ujar Diva dengan memegang

kepalaku



“Ah .. “ ujarku dengan memberikan senyuman mesra

“Mau ya jadi pacarku .. aku butuh pelampias seperti ini Han .. kalo nggak dipuasi aku bisa cepat

marah”



“Kalo itu sih gampang … rembugan kita belum selesai .. Mbak Divadah ngebet minta seks sih”

“Idih .. kau nakal juga “ Cerita Dewasa

“Aku tahu kok Mbak Divapengin gini .. mancing mancing make pakaian minim mengundang nafsuku”



“Lha aku suka kamu kok .. kalo nggak digituin kamu nggak bakalan mau “

“Kalo Mbak Divajadi pacar gelapku sih mau saja “

“Asli deh .. aku sudah bosan sama dia … mainnya kasar banget … “

“Oh ya .. “

“Please .. jadi pacarku ya … apalagi anakku suka kamu … “ ujar Diva dengan memandangku mesra

“Aku sudah punya pacar je … “



“Putusin deh .. apapun yang kau inginkan aka kukabulkan .. minta apa saja deh “

“Cintaku tak bisa dibeli dengan apapun kecuali dengan begini “ kataku sambil memeluknya lebih erat



“Terima kasih, sayang .. ntar kita lanjutin ya .. semprot tempekku dengan air manimu .. hamili aku,

sayang”





 Diva tergolek lemas dalam pelukanku, badannya mengkilat berkeringat, dari vaginanya menetes cairan orgasmenya membasahi sprei, saat penisku kutarik cairanya menetes sekali lagi.

Rambutnya acak acakan, yang aku sukai dari Diva yaitu sukai ngomong jorok sekali, lebih jorok di banding artis beda yang sempat kutiduri, Anne J Cotto atau Andi Soraya masih tetap kalah jorok dengan Diva ini.



“Sabar deh.. nanti aku puasi Mbak Diva“

“Tempek ah.. kontol ah … “ tutur Diva jorok sekali.

“Ih.. jorok banget sich “ kataku sembari memberi elusan mesra di buah dadanya, tempatku menindih

Diva dengan penisku menancap dengan nikmat di vagina Diva.



“Habis jika tidak jorok tidak nikmat deh.. nanti tunggulah sebentar ya, biarlah penismu yang besar ini

kuurut dengan vaginaku, hmmmm.. kontolmu kujepit dalam tempekku dahulu “

“Ya deh … “

“Kontolmu harus masuk ke tempekku Han … aku sukai kontolmu yang gedhe itu, kontol paling besar yang telah masuk ke tempekku … tempekku terasa bangga dimasukan kontol besar, kelak semprot air manimu ya … aku telah lama tidak dientot deh …”

“Iya ya.. “ sembari mulai menggoyang naik turun dengan perlahan serta diterima ciuman ganas Diva.

“Sayang, remas susuku, remas buah dadaku.. Oh.. iya.. “



Aku malah jadi bermain dengan mulutku di punting buah dada Diva yang besar itu, buah dadanya yang besar itu aku remas samping kiri serta samping kanan puntingnya aku sedot sedot seperti menyusui.



Dalam mulutku kugigit punting itu dengan perlahan lantas kusedot sedot sekerasku hingga buat Diva menggelinjang tidak karuan, ke-2 tangannya meremas kepalaku dengan mesra

“Awwww.. enak Han.. sedot selalu.. Oh.. aku sukai juga akan anda, sayang.. “ erang Diva dengan

menggelengkan kepalanya kanan kiri, sembari merem melek keenakan



Aku nikmati kuluman punting buah dada Diva dengan nikmat, ubahan punting samping kiri aku kerjai serta buah dada samping kanan aku ubahan remas remas, buah dadanya yang kenyal serta mengeras itu sangat

membuatku senang sekali.



Belahan buah dadanya adalah tempat yang nikmat, kujilati buah dadanya samping kiri, lalu menuju ke belahan itu serta aku menjilati dengan menelan keringatnya. Lalu naik menuju ke leher Diva itu.

Sesampai dimuka bibirnya aku segera melumat habis bibirnya yang seksi itu. Diva hingga megap megap melawan serbuah bibirku, lidahku menyapu langit langit dalam mulut Diva, Diva tidak kuat melawan ciuman bibirku, hingga menarik kepalaku



“huuuuuaaaah.. brenti han.. aku.. aku.. tidak kuat “ kata Diva menghindarku melumat bibirnya, namun aku tetaplah saja kembali menyerbu bibirnya hingga harus Diva melayaninya, aku mulai menarik turunkan pantatku dengan perlahan,



Diva mengikutiku hingga alat kelamin kami beradu sekali lagi, gesekan penisku pada dinding vaginanya makin gampang untuk memporakporandakan vagina Diva. Tanganku kembali meremas dengan keras buah dada yang mengeras itu.



Deru nafas tidak teratur penuhi kami. Diva begitu kepayahan melawan lumatan bibirku, kepalaku ditariknya dibenamkan di leher samping kiri serta aku selalu memacunya naik turun, terkadang memutar pantatku dengan gemas, aku makin cepat menggenjot badan basah keringat Diva itu dengan nikmat.



“Han.. aaaaaaaaauhhhhh.. nikmatnya kontolmu.. auh.. auh … selalu.. “ erang Diva dengan garang,

badannya menggelinjang bak cacing kepanasan.

“Aku tidak tahan Han …

aaaaaaaaooooooooooooh …. “ erang Diva kembali, penisku terasanya kembali dijepit dengan begitu keras.

“Keluarkan Mbak Diva.. mengeluarkan lonteku … “

“Iya, sayang.. aku memanglah lonte.. aku lontemu “ teriak Diva makin jorok



Aku tersenyum serta kembali menggenjotnya dengan lebih cepat naik turun, belumlah ada 3 menit Diva kembali mengerang

“Akuuuu.. ingin … sam … paaaaii.. Oh.. lontemu.. Oh.. aku lontemu.. “ teriak Diva

Aku memberi remas pada buah dadanya serta melumat habis bibirnya, pantatku makin cepat menyodoknya hingga Five begitu kepayahan, hingga memuncratkan lahar asmaranya membasahi penisku kembali dengan cairan orgasmenya.



Badannya berkelonjotan, memelukku dengan lemas serta pada akhirnya diam tidak berkutik. Diam sekitaran 5 menit lalu mengelus elus punggungku serta aku dibisikinya



“Aku memanglah lonte, sayang.. hanya bagimu Han.. kau bisa sebut aku apa saja” kata Diva mesra

“Aneh saja kau Mbak “

“Biar.. asal kau harus menggauliku Han.. harus hukumnya ya … berarapun minta uang juga akan kuberi Han’

kata Diva dengan sombong



“Enak juga nyebut Mbak Divadengan lonte” Narasi Dewasa

“Iya … aku memanglah lontemu Han … aku yaitu WTSmu … kau bisa gunakan aku kapan saja”

“Hmmm.. kau begitu binal serta nakal Mbak Diva… genit sekalian “

“Kapan kau keluar Han? aku lelah deh … kontolmu benar benar kuat “

“Ntar juga muncrat.. sabar deh.. sabar lonteku.. sabar WTSku.. aku sukai buah dadamu yang besar



ini” ujarku sembari meremasnya

“Auuuuuuuuh.. perlahan sayang … “ pekik Diva dengan genit serta nakal dan binal, ke-2 kakinya menjepit pinggangku

Kugulingkan badan Diva itu, serta saat ini Diva menindihku, gesekan waktu berputar-putar buat Diva memekik keras



“Saaaaaaakit …….. waduh.. waduh. penismu … kontolmu benar benar galak nih “ pekik Diva dengan memberi ciuman mesra namun hanya sesaat saat kupegang sisi kepalanya supaya tidak hentikan ciumannya menampik hingga terlepas dari bibirku



“Sayang.. aku tidak kuat juga akan lumatanmu.. please.. aku kalah “

“Haaahhahha.. “ aku tertawa

“Sekarang keluar manimu.. atau aku juga akan mengocok kontolmu dengan tanganku supaya muncrat”

“Jangan ah.. aku menginginkan menyemprot vaginamu “ kataku dengan mesra

“Tempek, sayang.. sebut dengan tempek serta adikmu dengan nama kontol … “ tutur Diva dengan tertawa.



Diva kembali menggoyang di atasku, dengan menempati selakanganku, Diva dengan begitu garang lakukan pergerakan menggoyang dengan keras serta berpegangan pada ke-2 dengkulku,



Diva meningkatkan dengan memaksa supaya aku muncrat, kakinya dirapatkan hingga penisku terasanya diurut dengan begitu hebat, aku terasanya tidak tahan, tanganku meraih capai buah dada Diva namun tidak hingga hingga Diva memegang tanganku serta memajukan dadanya,

Diva menolong aku meremas buah dadanya, buah dadanya makin kenyal serta keras, Diva naik turun dengan amat cepat Narasi Dewasa

“Ayo.. sayang.. lontemu juga ingin muncrat lagi” kata Diva dengan jorok



“Iya.. lonteku sayang … “ kataku mengiyakan sebutan Diva dengan lonte. Ya dia memanglah lonte, suka

pamer aurat asal-asalan. Lonte dengan balutan selebriti. Saat ini lonte bernama Diva ada di atas

badanku, menggenjotku dengan begitu liar juga akan aku menyemprotkan air maniku.

“Aku tidak tahan Mbak ……….. awwwwwww.. aku menggelengkan kepalaku “

“Keluarkan, sayang.. aku juga.. kleuar bareng yuk “



Kami kembali sama-sama menyeimbangi pergerakan hingga penisku makin tidak kuat menahan tekanan, hingga selang beberapa saat aku muncrat, penisku memuncratkan lahar berisi dengan menembak ke rahim Diva.



Lebihd ari lima kali penisku menyemburka berisi serta diterima dengan cairan orgasme Diva, badan Diva ambruk dalam pelukanku. Penisku terasanya kempes, namun belum juga benar benar layu, 1/2 ngaceng dalam vagina Diva, kami diam lama sekali, jadi tertidur di sore hari itu. 1/2 jam lalu Diva membangunkan aku.



“Jam berapakah? ” tanyaku

“Masih jam 4, sayang … bobok sini ya.. keloni aku “ pinta Diva

“Boleh.. kita nanti main sekali lagi ya” kataku dengan tersenyum

“Ih … kau benar benar hebat.. aku kalah deh.. nanti malam sekali lagi.. janji ya dirumah ini tidak boleh

makai baju, jika ingin makan kudu telanjang, bila kau menginginkan menyodokku kerjakan saja “ kata Diva

dengan mesra



“Baik.. “

“Hmmm … masalah bayaran buat situs nanti aku atur.. kuberi bonus deh.. tapi kau kudu janji ya.. jika aku perlu anda mesti datang.. “

“Mbak.. kenal sama Febbiola kagak? ” tanyaku

“Kenal.. mang mengapa? ingin nyoba kesintalan dia? ” bertanya Diva dengan tertawa



“Iya deh.. “

“Nggak bisa.. kau yaitu milikku.. serta aku milikmu.. “

“Kau lonteku tidak memiliki hak ngatur “ kataku dengan nakal

“Jadiin aku pacarmu deh “ pintanya dengan mengelus kepalaku

“Beri dahulu Febbiola.. aku menginginkan ngentoti dia “ kataku memberi pilihan

“Ih.. susah menyakinkan dia deh.. bagaimana jika Emma Waroka saja? “ Diva memberi pilihan

“Aku ingin tapi aku cuma dapat berikan lampu hijau kau jadi pacarku.. ”

“Kok gitu sich “

“Sementara masalah kita sex serta pekerjaan, kau bisa panggil aku setiap saat menyetubuhimu, serta kau

jadi lonteku jika aku perlu kudu siap”

END

No comments:

Post a Comment