Tidak berapakah jauh dari super market barusan aku lihat papan nama Panti Pijat SR! Aku tengah enjoy jadi apa kelirunya singgah beri kesegaran badan sedikit, fikirku sembari membelokkan mobilku ke halaman parkir yang cukup lega karna cuma satu dua mobil yang terparkir disana ditambah sebagian sepeda motor.
Seseorang wanita paruh baya menyambutku dengan tersenyum manis, Ingin pijat mas, silakan masuk Aku masuk serta disodori album dengan sebagian photo sebagian pemijat yang ada. Perhatianku tertarik dengan sepotong muka manis.
Meskipun umumnya photo serta aslinya umumnya berlainan, tapi aku mengambil keputusan pilihanku serta kembalikan album itu pada ibu yang melakukan tindakan jadi resepsionis itu. Ini saja bu! kataku. Oh, itu Ayu. Kelak saya panggilkan, silakan ke kamar nomor 5 mas! Aku masuk ke kamar nomor 5 yang terdapat paling ujung, ternya ada 10 kamar didalam.
Tidak berapakah lama masuk seseorang wanita muda, kesempatan ini aku tidak kecewa, karna berwajah tambah lebih cantik dari fotonya. Kulitnya putih, rambutnya panjang hingga ke pinggang, bibirnya tidak tebal, benjolan buah dadanya begitu mantap dibarengi pantat yang bulat dengan pinggang ramping.
Dia berseragam celana panjang warna hitam dengan pakaian tangan pendek warna biru tua. Dengan halus dia bertanya aku ingin minum apa. Soft drink saja Mbak jawabku. Dia meninggalkanku sebentar serta kembali dengan sebotol Fanta Hijau dingin ditangan kanannya, sesaat tangan kirinya membawa handuk serta body lotion.
Ini minumnya mas, tuturnya menyodorkan soft drink itu padaku. Kuterima minuman dingin itu, meneguknya sedikit, lantas ajukan pertanyaan, Namanya siapa Mbak? meskipun aku telah diberitahu oleh ibu yang dimuka nama Mbak ini.
Ayu, mas. Seringkali pijat kesini ya? tanyanya lalu. Baru kesempatan ini mbak jawabku jujur. Ooo.. bila ke tempat beda seringkali ya? candanya. Ah, tidak juga. Mencari saat luangnya agak sulit. Hari ini kebenaran agak senggang jadi dapat singgah ke sini
Sesudah buka semuanya bajuku, aku cuma kenakan handuk yang ada untuk menutupi badanku. Dengan badanku tengkurap, Ayu mulai mengerjakanku. Diawali dari telapak kaki naik ke betis lantas ke paha. Nampaknya ini cara basic beberapa peminjam.
Hanya waktu memijat sisi paha atasku, tangan Ayu yang berlumur body lotion memijat paha sisi dalam, menyentuh ke-2 bijiku. Lalu tangannya memijat sisi belahan pantatku, anusku juga di tekannya berulang-kali. Wah, adik kecilku kontan bergerak.
Dari situ tangannya mulai memijat pinggangku hingga ke pundak, ke-2 lengan sisi atas dipijatnya dengan kuat. Tengkuk serta kepalaku juga di pijatnya. Pada saat memijat sisi pundak, tanganku yang nakal beraksi di bongkah pantatnya. Ayu Hanya tersenyum sembari berkata, Ingin ubahan mijetin saya ya mas?
Kermudian aku diminta berbalik terlentang, dadaku diramas-ramasnya terlebih sisi putingnya hingga aku kegelian tapi enak! Turun ke perut tangannya yang terampil menghimpit lembut hingga aku bersendawa sekian kali.
Masuk angin nih mas kata Ayu. Masuk angin tapi sepertinya jadi ada yang ingin keluar dari badanku. Pada saat Ayu memijat badanku, aku mulai bergerilya meraba vaginanya yang masih tetap tertutup celana panjang. Kuraba buah dadanya dari luar pakaian seragamnya.
Nyaris satu jam aku dikerjakan oleh Ayu, semua badanku telah dijelajahi jari-jarinya yang lentik tapi bertenaga. Mana sekali lagi mas yang butuh di pijat? tanyanya padaku. Nih kepalaku kok masih tetap pusing Yu jawabku. Lho kan kepalanya telah dipijat juga! tuturnya heran. Itu kepala yang diatas, kepala yang dibawah kan belum juga kataku sembari tersennyum. Hmm.. gitu ya? tuturnya sembari balas tersenyum.
Di bukanya handuk yang tutup badan, jreng.. penisku yang telah full cenggur terekspose. Dia menggosok-gosok kepala penisku dengan jari-jarinya yang masih tetap berbalur body lotion. Turun ke batangku, Ayu mulai mengocok lembut hingga batang yang telah cenggur itu semakin keras berdiri. Kocok ya mas? Bertanya Ayu. Masukin saja Yu, kurang enak bila dikocok. Lagipula bila sebatas dikocok, saya dapat sendiri dia terkikik mendengar candaku.
Ayu melepas baju seragamnya, tinggal BH serta CD yang sangat kecil untuk menutupi buah dadanya yang besar serta gundukan vaginanya yang tidak tipis seperti duren Bangkok itu. Wah, aku telah bugil begini, kok anda masih tetap gunakan CD serta BH demikian? protesku. Sabar dong mas! tuturnya sembari melepas pengait BH-nya yang ada dimuka, lantas melepas juga CD-nya. Terbentanglah pemandang indah lembah nan indah serta gunung yang membusung tinggi.
Ayu menjilati putingku, sesaat aku meremas ke-2 buah dadanya bertukaran. Tangan kirinya menggenggam batang penisku serta memijat-mijatnya. Aku makin bernafsu, kutarik pinggangnya merpat ke badanku, lantas penisku yang tegak keras kuarahkan ke vaginanya. Dia duduk mengangkangiku, memasukkan batang panisku yang telah licin sisa dikocoknya dengan body lotion barusan. Begitu juga dia mendesah saat penisku masuk makin dalam ke vaginanya, Uh ah ya mas enaknya
Aku menaik-turunkan pinggulku, serta dia menggoyang pinggulnya turun-naik juga. Saat pinggulnya bergerak kebawah, aku mengutamakan pinggulnya hingga penisku menancap dalam ke vaginanya. Waktu pinggulnya naik, aku turunkan pinggulku hingga penisku menjauh dari vaginanya.
Begitu penisku bisa masuk dalam waktu aku menusukkannya kedalam vaginanya. Ini buat Ayu kesetanan, dia bergerak naik-turun semakin cepat. Makin cepat samapai pada akhirnya dia berteriak kecil, Agh.. mass aku nyampe! sembari tangannya mencapai pundakku serta badannya melengkung ke atas menjauhi badanku, tapi vaginanya erat menjepit penisku.
Kugoyang pinggulku ke kiri serta ke kanan, penisku yang masih tetap tertancap dalam di vaginanya seperti mengobok-obok sisi dalam badannya. Lantas kubalik badannya membelakangiku. Kugenjot vaginanya kuat-kuat dari belakang, Ayu mendesah keenakan. Ke-2 buah dadanya yang bergantung bergoyang ke depan serta ke belakang.
Terkadang Ayu melihat ke belakang, terkadang ke samping, terkadang menunduk menahan kuatnya doronganku memasuk-keluarkan penisku ke vaginanya. Aku agak cemas nada teriakan-teriakan kecil serta desahnya terdengar ke luar kamar. Tapi nada musik dari CD player melaui speaker yang besar cukup kuat meredam nada yang keluar dari mulut Ayu.
Seperempat jam lalu dia kembali mendongakkan kepalanya, Ahh.. egkh.. aku keluar sekali lagi mas! kepalanya lalu melihat ke belakang, aku mengecup bibirnya yang ranum. Ke-2 buah dadanya kuremas-remas, sembari selalu menancap-nancapkan penisku. Sebagian menit lalu merasa lahar panasku menekan keluar serta.. jrot.. jroot.. jrooot.. jroot.. jrot, air manisku menyemprot kedalam vaginanya dengan deras.
Kental sekali air maniku yang keluar, nyaris seperti jelly, bercampur dengan cairan vagina Ayu. Kami rebah ke atas kasur, berpegangan tangan dengan erat.
No comments:
Post a Comment